Dalam meningkatkan kapasitas
Sumber Daya dalam mendukung sistem logistik di bidang penanggulangan Bencana,
pada hari Rabu (1/8), Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB bersama WFP,
mengadakan lokakarya, dalam rangka menginisiasi pembentukan kelompok kerja logistik
dan peralatan (KKLP) serta penyusunan rencana kontijensi (renkon) logistik.
Harapannya, masing-masing BPBD
yang memiliki wilayah rawan bencana hendaknya mempunyai renkon dalam rangka
kesiapsiagaan menghadapi bencana, termasuk menyiapkan logistik dan peralatan. Dengan
demikian, dalam menghadapi bencana, tidak hanya menunggu dan responsif ketika
bencana datang, namun jauh hari sudah menyiapkan diri, sesuai budaya tangguh.
Kegiatan yang diadakan di
Hotel Novotel, Surabaya itu membahas tentang pentingnya pemenuhan Logistik saat
tanggap bencana. Diingatkan pula bahwa dukungan bantuan logistik harus tepat
waktu, lokasi, sasaran, kualitas, kuantitas, dan kebutuhan. Untuk mencapai
pendistribusian bantuan logistik yang efektif, efisien, cepat dan akuntabel
perlu dibentuk KKLP yang terdiri dari berbagai lembaga dan elemen masyarakat, termasuk dunia usaha dan relawan.
Namun, yang perlu diperhatikan
dalam membentuk kelompok kerja ini adalah harus ada komitmen yang kuat untuk
melakukan koordinasi, kolaborasi, komunikasi, serta saling berbagi informasi,
ilmu dan pengalaman, serta berbagi logistik dan sumber daya manusia guna mewujudkan
gagasan ini. Hal ini mengingat masih adanya kebijakan internal (ego sektoral) diantara SKPD/OPD yang bisa menghambat, terkait dengan visi, misi, dan anggaran yang dimiliki.
Salah seorang nara sumber dari WFP mengatakan, nantinya KKLP ini harus memiliki strategi agar keberadaannya
benar-benar memberi manfaat bagi ‘lingkungannya’
termasuk termasuk berkontribusi dalam penyusunan renkon logistik. Diantaranya
adalah mengagendakan pertemuan berkala, untuk menyusun dan melaksanakan program
kerjanya, serta membuat media komunikasi untuk berbagi informasi kepada
khalayak ramai, baik berupa bulletin, news
letter, majalah, maupun media sosial lain yang mudah diakses dan bersifat
interaktif.
Paparan nara sumber yang
ganteng itu sangat penting diwujudkan, mengingat urusan logistik itu bukan
sekedar mendistribusikan bantuan semata. Namun juga menyangkut proses gerak
arus barang bantuan dari Gudang ke lokasi secara efektif dan efisien. Logistik
disini juga terkait dengan proses pergerakan bantuan melalui jalan darat, laut,
maupun udara, serta menyangkut biaya operasional, pemilihan tempat yang layak
untuk dijadikan Gudang, tempat penyimpanan barang sebelum didistribusikan ke
korban, dan masih banyak lagi lainnya yang tidak sempat tercatat.
Lokakarya perdana pembentukan
KKLP dan inisiasi penyusunan renkon logistik di Provinsi Jawa Timur ini
diharapkan bisa menghasilkan bahan penyusunan peraturan gubernur sebagai payung hukum (regulasi) yang menaungi pembentukan KKLP sehingga pengurusnya bisa nyaman melaksanakan tugas pengelolaan logistik dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Sungguh, pertemuan-pertemuan selanjutnya
sangat diharapkan agar program sislogpalnas, serta metode dan proses penentuan
ancaman dan dampak bencana menggunakan perangkat Vampire, dan Analisa dampak
bencana menggunakan perangkat inaSafe, benar-benar bisa dipahami untuk kemudian
dipraktekkan dalam penyusunan renkon logistik. mengingat, konon masih banyak renkon yang disusun belum menggunakan inaSafe.Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan, [eBas/Rabu Pon]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar