Senin, 19 Oktober 2015

PAMERAN PRB TAHUN 2015 DI BENTENG VESTENBURG, SOLO



Hari itu, Semua sibuk, seluruh BPBD benar-benar sibuk menata stan pameran, menyiapkan sarana prasarana dan dokumentasi kegiatan untuk dipamerkan. Semua personil tampak gagah dengan seragam kaos barunya, dengan baju batik sebagai dress code upacara pembukaan. Seluruh mobil inventaris yang bertuliskan BNPB dan mobil operasional lain, yang diadakan melalui dana APBD juga turut dipajang,. Umbul-umbul dan baliho berbagai ukuran pun dipasang melambai ditiup angin musim kering, menambah semaraknya Benteng Vestenburg, yang berdiri kokoh tapi kurang terawat.

Ya, Kota Solo kali ini ditunjuk sebagai tempat penyelenggaraan peringatan bulan pengurangan risiko bencana nasional tahun 2015. Konon, menurut brosur yang disebar panitia,  dikatakan dalam paradigma baru  penanggulangan bencana, disadari bahwa kompleksitas dari strategi penanganan permasalahan bencana memerlukan suatu kerjasama dan dukungan semua pihak dalam penanggulangannya terutama dalam upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.Untuk itu, masih kata brosur, Badan PBB yaitu UNISDR (United Nations International Strategy for Disaster Reduction), dalam rangka  mempromosikan budaya pengurangan risiko bencana, termasuk pencegahan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan, pada tahun 2009 telah menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai hari peringatan Pengurangan Risiko Bencana Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction).
 
Sesuai dengan semangat nawacita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, dalam rangka “menurunkan indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan”, kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Tahun 2015 mengangkat tema ‘ Pengurangan Risiko Bencana untuk Pembangunan Berkelanjutan’. Tema inilah yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan yang menarik dan menginspirasi pengunjung yang datang dari berbagai strata sosial dan daerah, agar mereka bisa berpartisipasi dalam upaya belajar mengenali cara cara pengurangan risiko ketika terjadi bencana di daerahnya.

 Direktur PRB BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan tujuan dari puncak acara peringatan PRB adalah membangun kesadaran bersama, berdialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku PRB baik instansi pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha yang ada di pusat dan daerah untuk mewujudkan ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana.Kegiatan yang diikuti oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, NGO, INGO, Perguruan Tinggi, Badan Usaha dan tentu saja BNPB dan BPBD yang mendapat amanat undang-undang 24 tahun 2007 sebagai pemegang kendali penanggulanag bencana, menggelar rangkaian kegiatan seperti, pertemuan koordinasi antar pelaku PRB, lomba PRB, pameran Penanggulangan Bencana, sosialisasi PRB, pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK), bakti sosial, dan panggung hiburan rakyat.

 Acaranya tersebar di berbagai tempat, seperti di Hotel Sunan, Hotel Lorin, Hotel Aston, Gedung Graha Solo, Benteng Vastenburg, Lapangan Manahan, dan seputaran bengawan solo.Walau batal dihadiri presiden dan tanpa kehadiran Kepala BNPB dan mBak Puan Maharani, menko PMK, namun gelaran acara tanggal 16 sampai 18 Oktober 2015 itu lumayan meriah, masyarakat antusias memadati seluruh stan pameran dengan keingin tahuannya dan bertanya apa itu penanggulangan bencana.

 Alangkah eloknya jika setelah gelaran ini, BPBD menindak lanjuti dengan kegiatan sosialisasi pengurangan risiko bencana kepadaa masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana, dengan melibatkan komunitas peduli kemanusiaan (relawan penanggulangan bencana) sebagai wujud nyata dari konsep pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Wassalam* [eBas/08123161763]