Hari itu, Semua sibuk, seluruh BPBD
benar-benar sibuk menata stan pameran, menyiapkan sarana prasarana dan
dokumentasi kegiatan untuk dipamerkan. Semua personil tampak gagah dengan
seragam kaos barunya, dengan baju batik sebagai dress code upacara pembukaan. Seluruh mobil inventaris yang
bertuliskan BNPB dan mobil operasional lain, yang diadakan melalui dana APBD
juga turut dipajang,. Umbul-umbul dan baliho berbagai ukuran pun dipasang
melambai ditiup angin musim kering, menambah semaraknya Benteng Vestenburg,
yang berdiri kokoh tapi kurang terawat.
Ya, Kota Solo kali ini ditunjuk
sebagai tempat penyelenggaraan peringatan bulan pengurangan risiko bencana
nasional tahun 2015. Konon, menurut brosur yang disebar panitia, dikatakan dalam paradigma
baru penanggulangan bencana, disadari
bahwa kompleksitas dari strategi penanganan permasalahan bencana memerlukan
suatu kerjasama dan dukungan semua pihak dalam penanggulangannya terutama dalam
upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana, sehingga dapat
dilaksanakan secara terarah dan terpadu.Untuk itu, masih kata brosur, Badan PBB
yaitu UNISDR (United Nations International Strategy for
Disaster Reduction), dalam
rangka mempromosikan budaya pengurangan risiko
bencana, termasuk pencegahan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan, pada tahun
2009 telah menetapkan tanggal 13 Oktober sebagai hari peringatan Pengurangan
Risiko Bencana Internasional (International Day for Disaster Risk Reduction).
Sesuai
dengan semangat nawacita dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019, dalam rangka “menurunkan indeks risiko bencana pada
pusat-pusat pertumbuhan”, kegiatan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana
Nasional Tahun 2015 mengangkat tema ‘ Pengurangan Risiko Bencana untuk
Pembangunan Berkelanjutan’. Tema inilah yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan
yang menarik dan menginspirasi pengunjung yang datang dari berbagai strata sosial
dan daerah, agar mereka bisa berpartisipasi dalam upaya belajar mengenali cara
cara pengurangan risiko ketika terjadi bencana di daerahnya.
Direktur PRB BNPB, Lilik Kurniawan, mengatakan
tujuan dari puncak acara peringatan PRB adalah membangun kesadaran bersama,
berdialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku PRB baik instansi pemerintah,
masyarakat dan lembaga usaha yang ada di pusat dan daerah untuk mewujudkan
ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana.Kegiatan yang diikuti oleh kementerian/lembaga,
pemerintah daerah, NGO, INGO, Perguruan Tinggi, Badan Usaha dan tentu saja BNPB
dan BPBD yang mendapat amanat undang-undang 24 tahun 2007 sebagai pemegang
kendali penanggulanag bencana, menggelar rangkaian kegiatan seperti, pertemuan
koordinasi antar pelaku PRB, lomba PRB, pameran Penanggulangan Bencana,
sosialisasi PRB, pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK), bakti
sosial, dan panggung hiburan rakyat.
Acaranya tersebar di berbagai tempat, seperti
di Hotel Sunan, Hotel Lorin, Hotel Aston, Gedung Graha Solo, Benteng
Vastenburg, Lapangan Manahan, dan seputaran bengawan solo.Walau batal dihadiri
presiden dan tanpa kehadiran Kepala BNPB dan mBak Puan Maharani, menko PMK,
namun gelaran acara tanggal 16 sampai 18 Oktober 2015 itu lumayan meriah, masyarakat
antusias memadati seluruh stan pameran dengan keingin tahuannya dan bertanya
apa itu penanggulangan bencana.
Alangkah eloknya jika setelah gelaran ini,
BPBD menindak lanjuti dengan kegiatan sosialisasi pengurangan risiko bencana
kepadaa masyarakat, khususnya di daerah rawan bencana, dengan melibatkan
komunitas peduli kemanusiaan (relawan penanggulangan bencana) sebagai wujud
nyata dari konsep pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Wassalam*
[eBas/08123161763]