Konon, Komunitas Relawan Indonesia (K.R.I) chapter
Malang Raya, dalam menggerakkan organisasi yang baru seumur jagung itu, dengan
jalan melakukan pertemuan-pertemuan terjadwal. Baik itu pertemuan antar
pengurus maupun pertemuan untuk seluruh anggota. Merekapun juga melakukan
sosialisasi organisasi kepada khalayak ramai dengan gayanya sendiri. Aktivitas
terbaru adalah membersihkan sampah di tempat wisata Sumber Jenon, Tajinan,
Kabupaten Malang.
Apa yang dilakukan oleh aktivitas K.R.I chapter Malang
Raya itu jelas dalam rangka mengokohkan keberadaan organisasi sekaligus
mempererat tali silaturahim antar anggota, sehingga nantinya akan muncul
loyalitas, dan dedikasi sebagai anggota K.R.I yang tangguh dan trengginas dalam
melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan di bidang penanggulangan bencana yang
berwawasan lingkungan.
Tentu, kelakuan teman-teman K.R.I chapter Malang
Raya ini sesuai dengan sumber daya manusia dan potensi lokal yang berbeda
dengan K.R.I chapter lain. Ya, masing-masing chapter mempunyai gaya sendiri
dalam membuat program dan mengembangkan jaringan kemitraan dengan
kelompok/instansi lain tanpa didekte oleh pusat.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
ketua K.R.I pusat, Ikbal, atau yang biasa dipanggil Cak Kabul, dalam sebuah
acara buka bersama di Joka, sabtu (20/6) sore, bahwa dasar pendirian K.R.I
adalah berbagi, peduli dan beradaptasi dalam bentuk saling sinau, tentang apa
saja oleh siapa saja, sesuai kemampuan dan kemauannya. Termasuk mampu secara
kreatif mandiri mengadakan baju dan kaos seragam K.R.I serta memilih
berkonsentrasi di bidang tertentu, seperti K.R.I chapter Malang Raya yang
berkonsentrasi di klater edukasi dan mitigasi.
Dalam acara buka bersama itu pun terlontar ide
membuat kegiatan rutin yang melibatkan masyarakat sekitar dalam rangka
sosialisasi kelembagaan dan program pengenalan pengurangan risiko bencana.
Sementara gagasan untuk pendidikan dan pelatihan bagi anggota K.R.I dalam
rangka peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana, kiranya perlu waktu
tersendiri untuk membahasnya, karena perlu persiapan yang matang agar berdaya
guna dan berhasil guna.
Menurut Teddy, peserta dari chapter Malang raya,
perlu mencari kenalan yang bisa menghubungkan kepada pihak lembaga donor agar mudah
mendapatkan bantuan dana kegiatan maupun mengikuti pelatihan tingkat nasional
yang deselenggarakan oleh lembaga donor yang bekerjasama dengan BNPB.
Lontaran ide dan pertanyaan silih berganti pun
selalu mendapat sambutan yang antusias dari peserta buka bersama sambil
menikmati hidangan takjil yang enak menyehatkan, bahkan berlebih sehingga bisa
dibawa pulang dan satpam perumahan pun kebagian.
Tidak ketinggalan, batu akik pun juga menjadi
pembicaraan hangat serta saling pamer akik yang dikenakan, sekaligus Tanya harga
dan jenisnya untuk menambah wawasan tentang per-batuakik-an yang saat ini
sedang naik daun dan menjadi trending
topic di seantero Indonesia.
Yang jelas, sekecil apapun kegiatan K.R.I pasti
akan membawa dampak peningkatan kapasitas anggota, termasuk keterlibatan Papa
Mbothe dan kawan-kawan dalam melakukan upaya pencarian mayat korban bunuh diri
di Sungai Jagir, serta saling sinau water
rescue bersama Team Srikandi Tangguh binaan BPBD Sidoarjo, kiranya perlu
dijadikana agenda K.R.I rutin sebagai upaya promosi eksistensinya (dalam rangka rekruitmen
anggota dan kaderisasi).
“Di sisi lain, masing-masing anggota K.R.I
diharapkan sesegera mungkin bisa membangun komunikasi dengan BPBD setempat dan
organisasi/Instansi lain yang berkiprah dalam penanggulangan bencana, sehingga
keberadaan K.R.I bisa cepat dikenal untuk kemudian dilibatkan dalam kerja-kerja
kemanusiaan di daerahnya.” Kata salah seorang penasehat K.R.I.
Sementara masukan dari Gus Rois Al-Hakim, ketua
dewan penasehat K.R.I mengharapkan agar semua kegiatan K.R.I terdokumentasikan dengan
baik dan dibuatkan laporan kepada BPBD setempat (dan pihak lain yang
berkepentingan) yang diarsipkan, baik kegiatan yang dikerjakan secara swadaya
mandiri maupun kegiatan yang mendapat bantuan dana dari BPBD atau pihak lain.
Ini penting untuk membangun hubungan kerjasama selanjutnya.
Sementara untuk kaderisasi, masih menurut Bapak
berputra dua ini, nantinya masing-masing chapter mengirimkan wakilnya untuk
dilatih oleh team litbang K.R.I pusat dengan materi berstandar BNPB. Ini
penting agar ke depan, anggota K.R.I semakin kuat persaudaraannya dan meningkat
kapasitasnya sesuai klaster yang ada dalam kegiatan penanggulangan bencana.
Ya,
kader itu memang perlu untuk kelestarian organisasi, mengingat tidak salamanya
yang senior ini akan terus berkecimpung dalam organisasi, hal ini karena faktor usia
tidak bisa dibohongi, ada tugas kemanusiaan lain yang harus dikerjakan,
diantaranya adalah membangun keluarga sakinah mawadah warahmah.
Seperti kegiatan lain yang sedang marak dimana-mana,
untuk mengakhiri acara buka bersama ini, selain doa adalah foto bersama sebagai
upaya mengabadikan peristiwa bahwa kita pernah bersama mengadakan buka bersama
saat melaksanakan kewajiban puasa ramadhan di Joka, dengan penuh canda tawa
bahagia merajut paseduluran komunitas relawan Indonesia. Harapannya tentu, ada
lagi acara buka bersama. Wallahu a’lam bishowab.[eBas]