Paruh pertama tahun 2022, tepatnya 10 April 2022, yang
bertepatan dengan bulan ramadhan, pengurus SRPB Jawa Timur, mencoba menggelar
program ikonik, Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR), yang selama ini telah banyak
menginspirasi komunitas lain untuk menduplikasinya. Karena dipercaya banyak
manfaatnya. Paling tidak sebagai media mempererat tali silaturahmi.
Ya, kalau tidak salah, sejak wabah covid-19 dari Kota
Wuhan, China “menyerbu” Indonesia, banyak sudah korban nyawa berjatuhan.
Untuk mencegahnya, diantaranya adalah pemberlakuan “social distancing”
dengan berbagai istilah yang mengikutinya. Diantaranya PPKM dan protokol
kesehatan. Otomatis semua kegiatan yang mendatangkan massa untuk berkerumun, seperti kegiatan
AINR, dilarang.
Semua kegiatan luring dialihkan menjadi daring. Namun semangat
berdaring dikalangan relawan kurang tampak karena berbagai alasan. Banyak kendala
yang mengikutinya. Utamanya kendala paket data. Memang beda rasanya berkomunikasi secara luring dengan model
daring.
Dengan memanfaatkan semarak persiapan Hari Kesiapsiagaan
Bencana tahun 2022, dan seijin ‘penghuni’ Joglo Kadiren (Joka), pengurus SRPB
Jawa Timur menggelar Arisan Ilmu Nol Rupiah, yang dikemas dalam acara Buka
Bersama dan solat magrib berjamaah.
Seperti biasa, masing-masing relawan membawa aneka
jajanan sendiri untuk kemudian dinikmati bersama, sebagai cermin sikap saling
peduli, dan semangat gotong royong dalam kebersamaan mempererat tali
silaturahmi. Termasuk bergotong royong membersihkan lokasi sebelum dan setelah
jegiatan. Inilah yang tidak ada jika AINR digelar secara daring.
Kegiatan digelar dengan tetap mematuhi protokol
kesehatan. semua duduk tertib mendengarkan informasi dari berbagai pihak untuk
menambah wawasan. Tentu saja bagi yang baru pertama ikut AINR, bisa berkenalan
sambil ngobrol berbagi cerita.
Dian Harmuningsih, koordinator SRPB membuka acara dengan
menguraikan perjalanan program ikonik dengan segala suka dukanya. Kemudian Dadang
Iqwandi, dari bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Jawa timur,
juga berkesempatan menginformasikan agenda
kegiatan alternatif yang bisa dilakukan para relawan menyongsong HKB 2022. Diantaranya, Sosialisasi pengurangan risiko bencana dan Edukasi kebencanaan dengan memanfaatkan mosipena (mobil edukasi
bencana).
Acara inti AINR adalah tausyiaah dari Profesor Syamsul
Maarif, terkait dengan peran relawan dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi bencana, lewat berbagai program yang dijalankan oleh BPBD dan BNPB,
diantaranya desa tangguh bencana dan keluarga tangguh bencana.
Dalam paparannya, mantan orang penting di BNPB itu
menekankan perlunya melibatkan masyarakat dalam kesiapsiagaan mengelola
bencana. Mereka dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan
kehidupan dan penghidupan yang mereka jalankan dari sudut pandang mereka
sendiri.
Dikatakan pula bahwa, lingkup kesiapsiagaan menghadapi
bencana itu diantaranya adalah, Menemukenali dan prediksi risiko, Memperkirakan kapasitas yang diperlukan untuk
menghadapi risiko bencana, Meningkatkan kapasitas yang sudah ada secara
berkelanjutan, dan Merencanakan untuk
mengelola/meredam risiko dengan kemampuan/kapasitas yang bersumber dari
berbagai pihak.
Peran relawan di sini adalah membantu masyarakat dalam menemukenali
potensi ancaman, pengelolaan/peredaman risiko, kesiapsiagaan, strategi mitigasi
dan pemulihan pasca bencana. Sedangkan pemerintah,
termasuk pemerintah Desa, memberikan pendampingan berupa, Teknik/keahlian, anggaran, alat
dan perlengkapan, serta logistik administrasi. Tentunya tanpa
melahirkan ketergantungan.
Terkait dengan praktik baik untuk menyemarakkan hari
kesiapsiagaan menghadapi bencana, yang mengambil tema siap untuk selamat,
dengan sub tema Keluarga Tangguh Bencana, Pilar bangsa Menghadapi Bencana. Beberapa
peserta Arisan menceritakan kiprah komunitasnya.
Alfin dari komunitas tanggap gawat darurat (KTGD), sekaligus
pengasuh Jamaah LC di basecamp keputih dan pengurus Forum PRB Jawa Timur,
menjelaskan tetang kegiatan komunitasnya dalam menyongsong HKB tahun 2022 ini, diantaranya adalah akan mengadakan Pelatihan PPGD untuk Driver OJOL.
Sedangkan Erick Alfian, dari Inavor, yang juga anggota
Tim SPAB BPBD Jawa Timur, menceritakan kegiatannya terkait HKB 2022 kali ini,
yaitu Edukasi KDRT (Kecelakaan Dalam Rumah Tangga) dan Manajemen Sampah sebagai
salah satu Pengurangan Risiko Bencana.
Programnya disebut ISBAT INAVOR (Indahnya Saling Berbagi
mAnfaaT dari Indonesian Survivor). Pesertanya dari beberapa Pengurus RT dan RW,
Ibu rumah tangga dan Asisten rumah tangga, serta Penjaga Keamanan Lingkungan.
Sementara peserta yang lain mencatat apa saja yang perlu
dicatat dalam buku catatannya. Ada pula yang tidak mencatat, cukup diingat saja
dalam ingatan (itupun kalau masih ingat).
Yang jelas, gelaran AINR secara tatap muka terbatas ini
bolehlah dibilang sukses. Untuk itu, tidak ada salahnya jika gelaran berikutnya
layak diadakan secara rutin, tinggal membenahi standar operasional prosedurnya, agar kegiatannya semakin baik dan banyak diminati. Apalagi, saat ini pandami
semakin melandai. Wallahu a’lam bishowab [eBas/SeninPahing-11042022-barengan
dengan demo mahasiswa]