Sabtu pon
(28/11/2020), Bagong berkesempatan melihat pelatihan Water Rescue di kawasan
Rolak, Gunungsari, Surabaya. kegiaan ini diselenggarakan oleh ACT, MRI,
SAR-SER, DERM dan KTGD. Pesertanya
datang dari berbagai organisasi relawan. tujuannya satu, ingin menambah wawasan
sekaligus meningkatkan keterampilan dibidang penanganan kecelakaan air. Syaratnya
satu, bisa renang dan tentu saja sehat. Mengingat bermain air itu risikonya
tenggelam.
Bagong tidak
bisa berenang, dia hanya melihat sambil ngobrol dengan para senior relawan
Surabaya, mempererat tali silaturahmi sesama para pegiat kemanusiaan. Sekaligus
memperluas jejaring kemitraan dalam rangka membangun sinergi meningkatkan
kapasitas relawan dalam kerja-kerja penanggulangan bencana, juga upaya
pengurangan risiko bencana.
“Piye
kabare Mas Gareng, lama tidak jagongan bareng. Konco-konco lagi pada sibuk apa sekarang
?,” Sapa Bagong penuh akrab bersahabat. Bagong menyalami Gareng dan
teman-temannya dengan salaman model pandemi, dimana mereka saling menempelkan
lengannya.
Gareng
bercerita bahwa selama pandemi covid1-1, kegiatan kawan-kawan agak dikurangi
dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan
sekaligus memutus rantai sebaran wabah yang mematikan ini. Namun ada
beberapa komunitas yang tetap berkegiatan melibatkan diri dalam penanganan
percepatan covid-19. Seperti melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian
masker dan hand sanitizer serta kegiatan sosial lainnya. sementara kegiatan luring
banyak yang dialihkan ke daring.
Gareng juga
bercerita bahwa kini sudah waktunya menyiapkan kader-kader muda sebagai calon
penerus estafet kepemimpinan yang akan menggantikan Gareng dan teman-temannya
yang usianya beranjak menua. Artinya, Gareng harus mulai memberi kesempatan yang
muda untuk tampil dalam berbagai kegiatan. Sementara yang tua cukup memantau
dan memberi masukan ala kadarnya.
“Menurut
saya kaderisasi itu penting untuk menjaga keberlangsungan organisasi sekaligus memberi
kesempatan yang muda untuk mengasah potensinya. Tentu disana sini pasti akan
tampak kekurangannya. Biarkan saja. itulah proses belajar bermasyarakat. Yang penting
tetap guyub dan bergotong royong saling menutupi kekurangan yang ada,” Kata
Bagong sambil nyruput kopi jatahnya panitia.
“Bener
mas, usia kita yang semakin senja ini harus legowo dan bijaksana menghadapi dinamika perubahan organisasi. Sudah
waktunya anggota muda diberi peran. Jika perlu didorong untuk lebih kreatif
membuat kegiatan dalam upaya peningkatan kapasitas. Sehingga siap manakala
tugas memanggil,” Kata Gareng sambil menikmati roti goreng.
Seperti
latihan Water Rescue kali ini, menampilkan generasi muda sebagai pengendali
acara, sementara yang senior hanya memberi teori dan berbagi pengalaman sambil
menikmati hangatnya kopi di pinggir kali, melihat dua perahu karet meliuk
dinaiki beberapa personil yang sedang mempraktekkan teori ditingkah rintik
hujan.
Ternyata yang
muda bisa melakukan tugasnya. Seluruh peserta pelatihan water rescue bergantian
merasakan nikmatnya digoyang perahu karet di Kali Rolag yang airnya keruh
sedikit berbau, namun menjadi bahan baku PDAM untuk melayani kebutuhan warga
Surabaya dan sekitarnya.
Konon,
perjumpaan Bagong dan Gareng di arena pelatihan Water Rescue akan ditindak
lanjuti dalam acara jagongan informal yang digelar di warkop Lorong Café. Ya,
jagongan sesama relawan untuk mempererat tali silaturahmi, mencoba mengurai beberapa
masalah postingan dan komentar di grup whatsapp yang bisa menimbulkan kesalah
pahaman dan salah tafsir yang dapat memicu keretakan dan lara di hati.
Itu pun jika diijinkan oleh pemiliknya, Cak
Alfin, yang sedang sibuk mendampingi pembentukan destana di Kabupaten Sumenep
dan penyusunan IKD di beberapa Kota di Jawa Timur. Termasuk keterampilan Water Rescue ini juga perlu ada tindak lanjutnya, perlu latihan rutin agar mahir mengendalikan perahu karet untuk bermanuver. Salam sehat, Salam
Seduluran. [eBas/SeninKliwon-30112020]