Seorang
peserta dari Kota Blitar bilang bahwa, rapat koordinasi (rakor) yang digelar
sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB JATIM) kali
ini adalah yang paling mewah untuk ukuran relawan. Salah satu indikatornya
adalah menu makanan yang memenuhi
standar gizi dan snack yang disediakan oleh panitia sangat berlimpah dan
mengenyangkan, sekaligus menyehatkan.
Pesertanya
pun melebihi target yang ditetapkan. Datang dari berbagai penjuru jawa timur
dengan satu tekat, mensukseskan gelaran rakor dengan penuh kekeluargaan.
Kegiatan ini sebagai upaya melaporkan kiprah yang telah dilakukan oleh pengurus
sekaligus memberi kesempatan kepada peserta rakor menyampaikan saran sekaligus
solusi untuk meningkatkan mutu program di tahun depan pasca kongres 2020.
Sejatinyalah
banyak program hasil kongres dan raker beberapa waktu yang lalu itu belum
berjalan. Seperti tentang anggaran, dan pendataan organisasi relawan. Sementara
kiprah nyata yang telah ditorehkan pengurus adalah menyelenggarakan kegiatan
rutinan Arisan Ilmu Nol Rupiah.
Banyak
sudah relawan yang merasakan manfaat dari kegiatan rutinan ini, khususnya
sukses mengembangkan diri memperluas jejaring kemitraan. Hal ini sejalan dengan
yel-yel SRPB JATIM, bersatu, bersinergi untuk peduli. (namun sayang, biasanya
kalau sudah sukses, tiba-tiba dihinggapi penyakit mendadak lupa kepada mitranya).
Ning Puspita,
yang diserahi sebagai pengarah acara, selalu menghimbau agar masing-masing
peserta menuliskan saran, masukan, dan gagasan kreatif untuk dijadikan bahan
yang akan dibahas saat kongres nanti, dalam rangka penyusunan program. Sehingga
kongres nanti tidak bertele-tele dan tidak engkel-engkelan. Cukup mendengarkan
pertanggungjawaban pengurus, kemudian dilanjutkan pemilihan pengurus baru, dan
membahas agenda kerja pasca terpilihnya pengurus baru.
Beberapa masukan
yang berhasil dikumpulkan oleh Ning Puspita, diantaranya adalah perlunya
peningkatan kompetensi relawan melalui berbagai pelatihan, masalah sertifikasi
relawan, klaterisasi relawan agar tidak tumpang tindih saat di lapangan, ada
wakil relawan yang dilibatkan dalam kegiatan BPBD, diajak melakukan sosialisasi
pengurangan risiko bencana kepada masyarakat, khususnya mereka yang berdomisili
di daerah rawan bencana, serta membangun selalu aktif kemitraan.
Begitulah
sebagian kemeriahan rakor bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam
Penanggulangan Bencana bersama SRPB JATIM tahun 2019, tanggal 28 – 29 November 2019,
di Hotel Arca, Trawas, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan berjalan lancar dan
menyenangkan peserta ini berkat dukungan penuh dari BPBD Provinsi Jawa Timur.
tentunya hal ini tidak terlepas dari tumbuhnya rasa percaya BPBD kepada kinerja
SRPB.
Untuk itulah,
alangkah eloknya jika semua yang terlibat menjaga kepercayaan itu. Hal ini
sejalan dengan penjelasan Sugeng Yanu saat memberi tausyiah, bahwa relawan itu
harus mandiri, professional, soliditas/jiwa korsa yang tinggi, sinergi kemitraan,
dan akuntabel.
“Relawan
bisa membantu upaya pemenuhan kebutuhan dasar para penyintas sesuai kapasitasnya
dan kebijakan posko induk,” Ujarnya meyakinkan sehingga peserta rakor terkesima
mendengarkan sambil manggut-manggut.
Sugeng
pun mengatakan bahwa teorinya, upaya penanggulangan bencana itu tidak boleh dicampuradukkan
dengan masalah politik. Namun nyatanya, masih sering terjadi dengan berbagai
gaya dan alasan sesuai dengan kepentingannya.
Sementara,
angin segar pun dihembuskan oleh kepala pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur,
bahwa suatu saat nanti SRPB akan diperkenalkan dengan gubernur jawa timur.
peserta pun gemuruh bertepuk tangan penuh harap. Semoga informasi itu benar-benar
bisa menjadi nyata. Untuk itulah mari berdoa bersama. Salam Tangguh. [eBas/catatan
yg sempat tercatat/jum’at pon-29nov2019]