Perlu disadari bahwa bencana alam tidak
tahu kapan akan datangnya, bencana datang dengan tiba – tiba, dan selalu saja
mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit baik materi maupun yang lainnya
bahkan sampai korban jiwa. Untuk itu apabila datang bencana kita
semua bisa cepat bertindak sehingga korban bisa diminimalkan sekecil
mungkin.
Hal itulah yang
mendorong relawan penanggulangan bencana perlu melatih diri untuk meningkatkan
kapasitas dan kesamaptaan dalam menghadapi tugas-tugas kemanusiaan yang
datangnya tidak terduga. dalam rangka meningkatkan keterampilan dan mempererat
tali silaturahim, maka Komunitas Relawan Indonesia (K.R.I) menyelenggarakan
latihan gabungan relawan penanggulangan bencana DI Kawasan Ekowisata Pemandian
Air Panas Padusan, Pacet, Kabupaten Mojokerto selama 2 hari, Jum’ad dan Sabtu
(18 – 19 November 2016).
Bang mBothe, selaku
panitia pelaksana latihan gabungan, mengatakan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan
ini adalah agar para relawan penanggulangan bencana dapat bergerak dengan
cepat, menguasai tugas yang telah diberikan untuk membantu dan menolong disaat
bencana datang. Mereka juga diharapkan mengetahui prosedur yang benar dalam
menangani bencana termasuk tehnik mengevakuasi korban sehingga korban dapat
tertolong secepat mungkin.
Materi yang dibahas
pada pelatihan kali ini adalah Basic Live Support, dan Vertical Rescue. Disela-sela
itu juga diadakan dialog tentang kerelawanan. Di harapkan pelatihan ini menjadi
tambahan pengetahuan dan melatih kesiapsiagaan para relawan.
Seperti diketahui, Bencana
yang sering terjadi akhir-akhir ini adalah Puting Beliung, Longsor, dan Banjir
bandang. Untuk itulah relawan pun hendaknya aktif melakukan sosialisasi
pengurangan risiko bencana kepada masyarakat dengan menerapkan konsep Jauhkan
masyarakat dari bencana, Jauhkan bencana dari masyarakat, dan Hidup harmoni
dengan risiko.
Kegiatan yang sempat
dikunjungi oleh Hendro Wardhono, ketua Unsur Pengarah BPBD Provinsi Jawa Timur
dan Profesor Syamsul Maarif selaku Pembina Pusat Penelitian dan Pelatihan untuk
Indonesia Tangguh (PUSPPITA), kiranya perlu ada tindak lanjutnya dengan tema
bahasan yang lain sebagai paya meningkatkan wawasan dan kapasitas serta rasa
paseduluran antar organisasi relawan kemanusiaan bidang penanggulangan
bencana. Begitu juga penyelenggaranya digilir secara bergantian sesuai
kesepakatan.*[eBas]