Hari senin dan selasa (26-27/10/2020), di Hotel Mercure Grand Mirana, Surabaya, ada rapat dalam rangka Inisiasi Pembentukan dan Pengelolaan FPRB di Jawa Timur. Pesertanya dari BPBD dan F-PRB se jawa timur. Kegiatan yang difasilitasi BNPB ini mengambil tema “Sinergi Pentahelix Dalam Upaya Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana”.
Inisiasi pembentukan forum itu
penting. Karena, menurut seorang peserta dari Pamekasan, masih ada persepsi
yang salah dari sementara pihak, bahwa pembentukan forum akan mengganggu anggaran
BPBD, dan keberadaan forum hanya diisi oleh personal yang sudah dikenal saja,
bukan berdasarkan professional.
Persepsi inilah yang perlu
diluruskan, agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam memandang keberadaan
forum, yang memiliki cantolan penguat kehadirannya. Seperti yang tersurat dalam
pasal 8, ayat 5, PP nomor 21 tahun 2008 dikatan, bahwa rencana aksi daerah
pengurangan risiko bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disusun
secara menyeluruh dan terpadu dalam suatu forum yang meliputi unsur dari
pemerintah daerah, non pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha di daerah yang
bersangkutan yang dikoordinasikan oleh BPBD.
Tampaknya cantolan di atas belum
banyak dipahami oleh BPBD. Termasuk istilah forum sebagai mitra kritis dan
strategis dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta bentuk sinergitas
pentahelix itu yang sering didengungkan dalam kegiatan seremonial.
Lilik Kurniawan dari BNPB,
mengatakan bahwa F-PRB adalah perwujudan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan bencana di daerahnya. Keberadaannya bukan saingan BPBD, tapi
sebagai mitra yang memiliki visi memastikan pembangunan daerah berbasis
pengurangan risiko bencana.
Forum berupaya memastikan
kebijakan yang diambil pemerintah (dalam hal ini BPBD) dapat mengurangi risiko
bencana saat ini, tidak menambah risiko bencana baru dan meningkatkan kualitas
hidup masyarakat. Juga memastikan terjadinya sinergi yang baik antara BPBD dan
Organisasi Perangkat Daerah,masyarakat dan lembaga usaha.
Yang tidak kalah penting adalah
memastikan anggaran penanggulangan bencana cukup digunakan dalam penanggulangan
bencana sesuai dengan risiko bencana di daerahnya, serta memastikan upaya
pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam rangka membangun ketangguhan terhadap
bencana.
Paparan di atas itu sejalan
dengan apa yang dikatakan mBah Dharmo tentang forum sebagai mitra strategis.
Yaitu forum yang memiliki sumberdaya sesuai yang dibutuhkan BPBD dalam rangka
menyusun regulasi, perencanaan, monitoring dalam urusan pengurangan risiko bencana berbasis simbiosa
mutualisma.
Sungguh apa yang disampaikankan
oleh Magister Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta ini, tidak mudah untuk
dilakukan. Banyak faktor yang mempengaruhi, sehinga Perlu waktu untuk membangun
kesepahaman tentang keberadaan forum sebagai mitra strategis BPBD. Apalagi jika
dikaitkan dengan anggaran, seperti yang disinggung oleh peserta dari Pulau
Madura di atas.
Sementara Papang dalam arahannya
mengatakan bahwa forum jangan menakut nakuti BPBD, terkait dengan dana. Papang
meyakinkan bahwa, forum bisa mencari dana sendiri untuk mendukung programnya.
Termasuk program yang diusulkan Gus Rurid, untuk menyusun indikator terhadap
sebuah program sebagai bentuk kontribusi forum terhadap BPBD. Misalnya, Program
Destana pertama itu indikatornya apa saja.
Tentu apa yang digagas Gus Rurid
juga tidak mudah direalisasikan jika belum ada kesepahaman diantara aktor yang
ada. Termasuk rencana tindak lanjut dari kegiatan ini. Diantaranya, mengadakan pertemuan antar BPBD
dan FPRB untuk membahas program yang berhubungan langsung dengan kesiapsiagaan
menghadapi musim hujan dan datangnya La Nina dengan segala dampaknya.
Mungkin, inilah tugas berat
kabinetnya mBah Dharmo untuk bisa menjalin komunikasi dengan elemen pentahelix,
yang di dalamnya ada unsur BPBD dan OPD (Pemerintah), Perguruan Tinggi/Akademisi,
Dunia Usaha, Media dan Masyarakat (Ormas/LSM/Relawan), untuk saling menemu
kenali potensi yang bisa disinergikan dalam kegiatan pengurangan risiko
bencana.
Salah satu langkah yang sedang dirintis adalah mengadakan pertemuan berkala sebagai upaya konsolidasi internal menyamakan chemistry untuk berforum. semoga inisiasi yang sudah dimulai ini bisa segera di eksekusi dalam sebuah aksi. Salam Tangguh. [eBas/KemisPon-29102020]