Beberapa minggu
kedepan, SRPB JATIM akan menggelar kongres ke dua. Entah tempatnya dimana dan
tanggal berapa, kongres harus tetap berjalan sesuai dengan amanat kongres
pertama tahun 2017. Bahkan, jika terpaksa,
sambil kemping di alam terbuka dengan penyelenggaraan seadanya pun, tidak
apa-apa. Yang penting segera ada pergantian pengurus. Ada penyegaran pengurus
pasca kongres ke dua.
Semua itu
harus dilakukan oleh pengurus lama sebagai penanda bahwa, sebagai organisasi,
SRPB JATIM itu dinamis dengan segala programnya. Termasuk upaya menyiapkan
kader yang memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi sehingga layak dijadikan pengurus
yang dapat melaksanakan program-program yang telah disepakati dalam kongres.
Konon, organisasi
yang baik itu adalah organisasi yang terus mengalir. Seiring berjalannya sang waktu,
ada generasi yang pergi dan ada generasi yang datang. Ingat, Aristoteles dalam
bukunya yang berjudul La Politic,
mengatakan bahwa setiap imperium yang tidak mampu memberikan pendidikan bagi
generasi berikutnya maka tunggu saja waktunya imperium itu akan mengalami masa
kehancuran. Disinilah pentingnya SRPB JATIM menyiapkan kadernya dalam rangka regenerasi
organisasi, yaitu proses pergantian dari generasi lama ke generasi baru,
termasuk adanya pembaruan semangat sesuai kehendak jaman.
Ya, banyak orang bilang bahwa kader hendaknya memiliki
komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke
depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan
keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi. Untuk itulah
beberapa hal yang perlu diketahui oleh kader, diantaranya sejarah kelahiran
SRPB JATIM, struktur, visi misi dan bidang kerjanya, alur koordinasi dengan
pihak terkait, relasi eksternal, dan pengembangan jejaring kemitraan.
Melalui kongres itulah, akan tampak
kader-kader milenial yang layak meneruskan estafet kepemimpinan untuk
menggerakkan roda organisasi berjalan sesuai khittahnya. Tanpa kaderisasi,
rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan
tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.
Secara
sederhana, Kader artinya, orang dilatih dan dipersiapkan sebagai pengganti
dalam kepengurusan. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka
kebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk
menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus
menanam.” (Syaiful,2017). Sementara menurut kamus besar bahasa Indonesia, kader
adalah orang yang dipercaya mampu melanjutkan dan melaksanakan tugas-tugas yang
ada dalam suatu organisasi.
Ya,
kedepan SRPB JATIM harus memiliki koordinator yang minimal seperti sosok saat
ini, Dian Harmuningsih. Dimana, sebagai koordinator, emaknya Falain bisa
menyelami perasaan dan pikiran anggotanya serta memberi inspirasi dan memberi motivasi
untuk selalu belajar agar mampu berkreasi secara maksimal dalam rangka menghidupi SRPB JATIM.
Pertanyaannya
kemudian, siapakah dia ?. apakah sudah ada yang siap dimunculkan saat kongres nanti?. atau, masing-masing telah memiliki jago yang siap diadu di arena kongres
nanti ?. semoga melalui kongres ke dua, yang bertepatan dengan tahun bershio tikus ini, akan muncul sosok pengurus yang
semakin bisa memainkan perannya sekaligus bisa mengantisipasi perubahan yang
dibawa oleh semangat revolusi industry 4.0. Wallahu A’lam. [eBas/sabtu
kliwon-25012020]
.