Rabu, 31 Januari 2024

SERTIFIKASI PROFESI BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA APA DIPERLUKAN ?

    Dari berbagai cerita kawan-kawan relawan yang sering terlibat langsung di lokasi ketika terjadi bencana, belum pernah terdengar ada petugas posko induk (biasanya dari unsur BPBD) meminta relawan untuk mengumpulkan sertifikat kompetensi yang dimiliki sebagai relawan penanggulangan bencana.

    Misalnya sertifikat sebagai petugas shelter, petugas pengumpul data, petugas pertolongan pertama, petugas pencarian dan penyelamatan, petugas pendistribusian barang, dan lainnya.

    Selama ini, relawan datang ke lokasi hanya menyerahkan surat tugas dari organisasinya atau dari lembaga yang menugaskan ke posko induk (itupun kadang tidak diminta, karena ketidak tahuan petugas posko).

    Banyak juga yang langsung ke lokasi, gabung dengan relawan yang sudah dikenalnya dan berkegiatan mengerjakan apa saja yang dapat dikerjakan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Nyatanya beres. Masayarakat (petugas setempat) merasa terbantu, dan relawan puas ketika harus balik kanan.

    Seandainya di setiap kejadian bencana, relawan yang datang kelokasi diwajibkan membawa dan menunjukkan sertifikat kompetensi, dapat dipastikan banyak relawan yang balik kanan dan penanganan korban bencana akan terhambat karena keterbatasan personil.

    Korban bencana akan semakin lama menikmati penderitaannya. Sementara yang sakit dan terluka pun semakin rentan menuju kematian karena kelaparan dan kesakitan. Semoga persyaratan serifikasi kompetensi tidak diberlakukan untuk situasi darurat.

    Beberapa hari yang lalu, ada sebuat Tempat Uji Kompetensi menginformasikan bahwa lembaganya akan menyelenggarakan sertifikasi profesi bidang penanggulangan bencana.

    Adapun skema kompetensi yang diujikan adalah sebagai petugas hunian, Pengumpul data, Kaji cepat, Pertolongan pertama, Pencarian dan penyelamatan, Pendistribusian bantuan, Operator air bersih, dan Operator pelayanan sanitasi. Biayanya RP. 3.000.000,- (terbacatiga juta rupiah). Cukup terjangkau oleh dompet (milik orang yang kelebihan uang).

    Dikatakan pula bahwa tujuan sertifikasi itu untuk memberikan pengakuan atas kemampuan, dan keahlian yang dimiliki melalui tahapan uji kompetensi. Maka bagi pelaku penanggulangan bencana, lisensi kompetensi ini merupakan pengakuan kompetensi yang dimiliki sesuai tuntutan professional penanggulangan bencana.

    Bagi sahabat tangguh pelaku bencana yang belum memiliki sertifikat segera siapkan diri Anda. Jangan lupa buat portofolionya, sekaligus berkas pendukung lainnya.

    Tanggapanpun beragam. Ada yang bernada ngeledek, sebagai bentuk ketidak berdayaan. Apakah sertifikat dapat digadaikan ?. mungkin si penanya itu juga mengajak berfikir panjang, untuk melihat kebermanfaatannya punya sertifikat profesi tersebut. Apakah bermanfaat dari segi ekonomi atau semata untuk pengakuan dan demi gengsi ?.

    Heru, seorang relawan senior, dalam komentarnya mengatakan bahwa, Dia ga sanggup ikut sertifikasi. Uang sebanyak itu mending gawe ngopeni lan nyukupi keluarga. Ga duwe sertifikat ga popo, tapi tetep berkarya dadi relawan

    “Tak dadi relawan di sela sela ngopeni lan nyukupi keluarga. Nek pas kejadian ono wektu iso budhal, yo budhal. Ga iso budhal. yo ndungake wae. Nek ning lokasi bencana di tolak mergo ga duwe sertifikat, yo ga popo. Nglakoni po sing iso dilakoni,” Katanya dalam bahasa jawa.

    Apa yang dikatakan Heru tampaknya mewakili suara dari banyak relawan, khususnya yang tidak tergabung dalam sebuah lembaga kemanusiaan (mereka yang bertugas sebagai pekerja kemanusiaan dan dibayar). Namun percayalah, walaupun tanpa sertifikat, semangat relawan membantu sesamanya, tidak pernah kendor.

    Selamat bagi mereka yang berkesempatan mengikuti sertifikasi profesi bidang penanggulangan bencana, mumpung ada yang “mbayari” dari kas lembaga, atau dicubitkan anggaran daerah.

      Tampaknya jika harus mengeluarkan kocek pribadi untuk sertifikasi, masih banyak yang harus berfikir dua belas kali, terkait dengan kebermanfaatannya sertifikat terhadap sesejahteraan dalam arti luas.

    Apalagi, banyak karyawan BPBD dan BNPB yang  belum ikut sertifikasi profesi karena berbagai alasan. Diantaranya takut di pindah ke lain kantor pasca sertifikasi, sehingga sertifikatnya tidak berguna di kantor barunya. Kalau begini, siapa yang akan bertenggungjawab ?.

    Makanya, cerdaslah menerima tawaran sertifikasi profesi bidang penanggulangan bencana. Kecuali ada kuota, ambil saja. Dulu banyak relawan yang ambil sertifikasi berbasis kuota, namun nyatanya tidak berguna. Entah kenapa. [eBas/KamisPon-01022024]  


 

 

 

 

 

 

 

Minggu, 28 Januari 2024

GAIRAH BERFORUM PASCA RAPAT PERDANA

    Sungguh tidak dinyana, pasca rapat perdana, rabu kliwon (24/01/2024) di Kantor BPBD Provinsi Jawa Timur, gairah berforum tampak diwajah pengurus yang dipilih mBah Darmo untuk membantu menggerakkan organisasi yang bernama F-PRB Jawa Timur. Apalagi, banyak “wajah baru” yang muncul dengan segala kapasitas dan pengalaman di bidang pengurangan risiko bencana.

    “Wajah baru” yang sebenarnya orang lama itu, diharapkan dapat memotivasi pengurus lama yang masih dipercaya mBah Darmo untuk membenahi kabinet masa bakti 2023 – 2026 yang lebih baik lagi. Khususnya dalam hal prencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan program yang disepakati. Tentunya juga berkaca pada hasil kesepakatan mubes di Sampang.

    Masing – masing personil dimasukkan ke dalam bidang – bidang yang menurut mBah Darmo sesuai dengan kapasitasnya, sesuai konsep ‘The right man on the right place’.

    Salah satu bidang yang sementara ini paling bergairah adalah, bidang publikasi dan kampanye. Ra Mamak, sebagai ketua bidangnya. Pria yang sering bergelut di berbagai media sosial ini langsung tancap gas membeberkan rencananya untuk ”mengibarkan” keberadaan F-PRB Jawa Timur, lewat media sosial. Diantaranya website, youtube, podcast, instagram, dan lainnya yang memungkinkan dijangkau.

    Pria berkacamata ini mengatakan, kami akan mencoba membuat lapak medsos khusus F-PRB Jatim yang baru, dimana kendali isi kontent akan dirembuk bersama, baru kita lepas ke publik melalui medsos.

 “Pasca ini kita coba F-PRB Jatim membuat podcast, dengan titik tekannya komunitas/person yang sudah berkegiataan, khususnya di issue pengurangan risiko bencana,” Ujarnya bergairah.

     Dikatakan pula banyak Kegiatan dan ide teman – teman di Jatim sudah saatnya diangkat ke permukaan. Semoga 'alat perang' ini bisa menaikkan grade F-PRB Jatim  secara regional dan nasional.

    “Nanti, sesekali kita akan minta semua F-PRB Kabupaten/Kota mengirimkan semua kegiatannya, kemudian kita racik untuk di publish di kanal kanal F-PRB Jatim. Karena, tidak semua media mainstream suka dengan isu kemanusiaan dan masalah kebencanaan,” Katanya meyakinkan.

    Sungguh, apa yang digagas oleh ketua Bidang Publikasi dan Kampanye ini sejalan dengan harapan mBah Darmo, bahwa F-PRB Jatim sebagai suporting, agar FPRB Kab/Kota, dan Lembaga lainnya yang dikedepankan. Agar dapat maju bersama, besar bersama, kuat beraama, bermanfaat bersama, dan tentunya bermartabat bersama.

    “Saya yakin seyakin -yakinnya terhadap kabinet periode ini, karena semua sudah menanda tangani komitmen untuk berbuat bersama demi kemajuan F-PRB Jatim,” Katanya.

    Terkait dengan gairah yang menggebu dari bidang Publikasi dan Kampanye, pria alumni magister kebencanaan UPN Veteran Jokja, mengatakan, mengatakan, baik buruknya F-PRB Jatim kedepan ada di bidang ini. Tapi saya yakin dengan orang - orang profesional di bidang ini, pasti kedepan F-PRB Jatim lebih baik dari yang kemarin.

    Sementara, Syai Satory, salah satu anggota bidang Publikasi dan Kampanye, siap membantu lewat peliputan berita sesuai kaidah jurnalistik, seperti yang ditekuninya selama ini.

    Saking bergairahnya, bidang ini juga sudah mengagendakan untuk bertemu, ngopi barengan untuk menyamakan chemistry, guna mewujudkan angan yang sedang dibangun. Rencananya minggu pertama bulan February 2024, sebelum coblosan pilpres dan pilleg.

    Semoga gairah berforum ini juga ada di setiap bidang. Karena, masukan dari masing- masing bidang, termasuk informasi dari pengurus F-PRB Kabupaten/Kota serta lembaga lainnya, yang akan menjadi bahan untuk menyusun reportase bidang Publikasi dan Kampanye. Semoga Pak Sekjen segera mengkondisikan semua bidang mumpung gairah itu masih “on fire”.  Wallahu a’lam bishowab [eBas/MingguWage-28012024]

 

 

   

 

 

 

 

 

 

Rabu, 24 Januari 2024

RAPAT PERDANA BERJALAN DINAMIS PULANGNYA DAPAT TAS GRATIS

Kemarin, hari rabu kliwon (24/01/2024) pengurus Forum PRB Jatim hasil mubes di Sampang, akhir September 2023, mengadakan rapat perdana, bertempat di Kantor BPBD Provinsi Jawa Timur. Hampir semua pengurus yang dipilih hadir dengan semangat baru. Kecuali mereka yang tidak hadir karena alasan tertentu.

Wajah-wajah baru pun bermunculan. Masing-masing dengan kapasitas yang dimiliki, siap memperkuat kepengurusan Forum PRB masa bakti 2023- 2026. Dengan bercampurnya wajah lama dan wajah baru, tentu akan membawa aroma tersendiri dalam menjalankan organisasi.

Rapat yang sempat molor karena masalah tempat, berjalan dengan sersan, serius tapi santai. Hal ini ditunjang ruangan yang dingin dan snack nya yang istimewa, membuat rapat berjalan dinamis penuh warna.

mBah Darmo, sebagai Sekjen terpilih, sangat menguasai arena. Penjelasannya rinci dan mudah dipahami. Hal ini mendorong peserta rapat untuk memberikan saran dan harapan demi gerak roda organisasi yang lebih baik dan bermanfaat bagi semua.

Ada masukan yang mengharapkan adanya sinkronisasi antara visi dan misi. Juga ada yang berharap agar semua pembahasan dan masukan yang dihasilkan lewat mubes di Ponpes assirojiyyah, Sampang hendaknya ikut menjadi pertimbangan dalam penyusunan program pengurus, sebagai upaya pembenahan manajemen organisasi.

“Semua rapat dan kegiatan forum hendaknya dikerjakan secara profesional. Ada notulennya, ada dokumentasinya, dan juga ada laporannya sebagai dokumen yang dapat dijadikan cermin kegiatan selanjutnya,” Kata pengurus baru tapi muka lama.

Bahkan ada yang usul agar ke depan semua kegiatan harus dilakukan secara transparan, tidak slinthutan. Termasuk dalam pembagian jatah kaos, juga harus diberikan kepada semua yang terlibat dalam kegiatan tanpa ada alasan, kaosnya sudah habis. (karena diberikan kepada kelompoknya sendiri).

“Harga kaos sih tidak seberapa. Tapi kaos gratisan yang diberikan saat acara itu sangat berkesan mendalam di dalam hati sanubari yang terdalam, dan sangat membanggakan. Layak untuk dipamerkan kepada kolega dan tetangga,” Ujarnya berapi-api, mungkin sering tidak diberi.

Dapat dipastikan semua pengurus baru, dengan semangat baru, sepakat untuk berbenah diri agar tampil beda dengan pengurus lama, termasuk dalam menjaga marwah forum PRB Jawa Timur.

Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat dalam berorganisasi, sehingga tidak akan muncul lagi istilah 4L (Lo Lagi Lo lagi). Namun perlu disadari bahwa gejala 4L itu sulit dihindari apalagi dihilangkan. Karena erat kaitannya dengan kapasitas  dan performa seseorang.

Maka dari itu, upaya peningkatan kapasitas bagi pengurus forum menjadi sebuah keharusan, jika berkeinginan untuk membuang kebiasaan 4L. Sungguh, semua sepakat rapat perdana ini hendaknya ada kelanjutannya untuk membulatkan konsep perubahan yang diinginkan. Ya, harus segera diagendakan mumpung semangatnya belum padam.

Alhamdulillah, suasana rapat perdana ini terus berjalan penuh semangat sampai di penghujung rapat. Apalagi BPBD juga memberikan tas gratis sebagai bentuk apresiasi atas terselenggaranya rapat yang penuh dinamis.

Kira-kira rapat selanjutnya akan dapat gratisan apalagi ya, selain rompi yang dijanjikan ?. SalamTangguh. Salam kompersa.[eBas/KamisLegi-25012024]   

 

    

 

Senin, 22 Januari 2024

NGAMEN

Aktivitas ngamen dapat diartikan sebagai kegiatan bernyanyi dan kemudian meminta sumbangan seikhlasnya (kadang juga sedikit memaksa). Namun sekarang ngamen itu tidak selalu bernyanyi. Ada juga yang berdeklamasi atau memberi nasehat dan doa seperti layaknya seorang pendakwah yang sedang ceramah.

Kini di jaman yang katanya modern, aktivitas ngamen semakin bervariasi, mengikuti perkembangan jaman dan bahkan ada yang menjadikan sebagai sebuah pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Tulisan tentang ngamen ini tercipta gegara Fathoni, seorang akademisi yang juga relawan ternama dikancah nasional, dalam pastingannya di grup whatsapp Relawan PB Jawa Timur, senin pon (22/01/2024). 

Dia mengatakan bahwa, Namanya pejabat relawan itu hanya action ngamen buat fulus ajah. Nah kalau saat kejadian bencana, malah gak nongol alasan masuk angin minta dikerokin. Apalagi musim kampanye banyak jadi relawan kampanye jadi-jadian.

Entah apa maksud dari postingannya, dan siapa yang dituju juga tidak tahu. Yang jelas, istilah ngamen itu kini juga menjadi plesetan kata oleh sebagian orang dan Komunitas. Disini, ngamen diartikan sedang menjalankan kegiatan atas perintah orang atau lembaga, yang ada bayarannya.

Contoh dalam sebuah kalimat. “Alhamdulillah kali ini saya diajak ngamen Cak Kaspo dalam program fasilitasi destana dan SPAB,” Kata Mukidi kepada Markonah.

Contoh lain, “Maaf saya jarang ikutan cangkruk’an karena sibuk diajak ngamen kesana kemari oleh teman menjalankan programnya lembaga di Jakarta. Eman-eman ini kesempatan. Tolong urusan cangkruk’an di handle dulu ya,” Kata Dalbo yang rajin kasak kusuk cari peluang diajak ngamen. Bahkan menggunakan cara selinthutan agar dapat jatah ngamen.

Dua kalimat di atas, tampaknya juga sangat familier di telinga para pegiat kemanusiaan bidang pengurangan risiko bencana. Buktinya Fathoni menggunakannya untuk “menembak” entah siapa dan mengapa harus ”ditembak”. Sehingga tidak jarang menjadi bahan olok-olok diantara mereka, dalam suasana gembira sambil menikmati hasil ngamen.

Apakah aktivitas ngamen itu salah ?. Jelas tidak salah, juga tidak berdosa. Karena, semuanya dapat diatur. Semua ada maqomnya. Yang biasa ngamen ya akan selalu berupaya terus ngamen kemana saja, tentang apa saja, bersama siapa saja, dengan materi apa saja, yang penting ada fulusnya.

Biasanya, saking asiknya ngamen, maka akan ada yang dikorbankan, dan sering kali semakin pilih-pilih dalam mencari tugas, tentunya yang menguntungkan, dan tugas gratisan akan disepelekan dengan seribu tuju alasan.

Sementara bagi yang tidak pernah ngamen, ya sudah silahkan menikmati aktivitas yang gratisan saja sambil makan snack yang ada saja.

Tentu saja aktivitas ngamen ini ada positif negatifnya. Namun penulis belum dapat mendiskripsikan tentang positifnya apa dan negatifnya apa. Termasuk bagaimana solusi untuk menangani masalah ngamen ini bagi kemajuan komunitas.

Perlu ngobrol bareng dulu dengan banyak pihak, untuk menyerap informasi tentang aktivitas ngamen yang katanya selalu berarti fulus oriented.

Untuk mereka yang sedang ngamen, teruslah mengamen karena rejekimu ada di situ. Tidak usah terpengaruh oleh tulisan ini. Anggap saja semua hanya sebuah cara mengingatkan mereka yang suka ngamen agar tidak melupakan keberadaannya di dalam komunitas.

Ingat tujuan masuk komunitas itu untuk bersama-sama memajukan komunitas, bukan semata-mata mencari peluang untuk ngamen dan ngamen terus.  Salam Waras. [eB/ndleming dewe udung ngopi]

GAGASAN DARI SISI BARAT SEGERA DI EKSEKUSI AGAR TIDAK BASI

“Ndan kapan Relawan Suroboyo dapat berkolaborasi di semua lini, ayo ta Ndan, biar bisa terpetakan expert nya masing-masing personil. Ini penting, cek gak nglembruk Nang Posko OPSAR ketika ada kejadian. Kalo gini terus, judulnya Suroboyo Mbledak Morat Marit, hahaha,” Kata Komandan Sisi Barat lewat postingan di grup whatsapp.

Jelas postingan ini ditujukan ke nDan Yogi, ketua Posko Bersama Relawan Surabaya, untuk segera mengambil langkah cerdas mengadakan koordinasi antar komunitas relawan yang ada di Kota Surabaya guna menyusun rencana kegiatan yang dapat dilakukan secara kolaboratif selama tahun politik, 2024.

Sementara anggota grup lainnya langsung menyahut dengan berbagai komentar yang intinya sangat setuju dengan gagasan Komandan Sisi Barat, ngapi sambil koordinasi,

Ndan Yogi pun menanggapi singkat, ”Ayo ngopi, tak siapkan tempatnya,”. Rupanya gayung bersambut. Tinggal bagaimana mengkongkritkan rencana di tengah musim hujan yang tidak menentu kapan turun hujannya.

Dalam postingannya, beliau mengatakan, begini lho maksud saya, kita ini kan tergabung di dalam grup whatsapp Relawan Suroboyo Bersatu dengan berbagai kompetensi yang beragam. Semua potensi ini hendaknya dapat terpetakan menurut cluster. Misalnya Cluster SAR, terdiri dari sekian personil datang dari mana, dan apa saja sarpras pendukung yang dimiliki. Begitu seterusnya.

“Sesuai analisanya waktu ikut Ops Bumi Saripraja kemarin, masih belum terkondisi nya hal hal tsb, Namanya Ops ya harus SSWW,” Kata Komandan Sisi Barat mencoba menjelaskan sesuai kondisi di lapangan.

Termasuk masalah keposkoan & Management nya, termasuk Struktur Ops, metode, Sekenario Ops, serta Komunikasi Ops, SOP Ops, dan potensi SDM yang sesuai bidang kemampuan,

Masih kata penggemar batu akik ini, dari dua analisa tersebut, maka terganggulah pikiran saya, untuk mengganggu pikiran kawan kawan di RSB ini untuk bagaimana berkolaborasi yang benar dan tepat, bukan berkolaborasi grubyak grubyuk.

Alhamdulillah, masih kata seniornya relawan, korban bisa ketemu, dalam waktu tidak terlalu lama, seandainya terjadi pencarian sesuai SOP Ops, 24 jam x 7 + ? = .... apakah Energi tidak terbuang banyak, Apakah kita Superman ? ya walaupun tabah sampai akhir, yang akhirnya ketika Ops di tutup kita sendiri yang masuk Rumah Sakit, dan kemungkinan bisa rawat inap ( semoga kita diberikan kesehatan).

“Maka dari itu ayolah kawan coba kita kolaborasi mengadakan simulasi yang mendekati 70 persen kejadian. Ayo kapan kita agendakan?,” Ujarnya serius.

Beliau juga mengajak kapan mulai mendata potensi potensi yang kompeten dan berlatih bersama untuk meningkatkan kompetensi di bidang nya, walaupun tanpa atau tersertifikasi. Kalau sekedar piagam tanda pernah ikut kegiatan nanti saya buatkan.

“Demikian provokasi yang saya buat, semoga kawan-kawan terganggu pikiran dan pemikirannya. Suroboyo wani lek dadi siji. Salam Tangguh,” Pungkasnya.

Sungguh, narasi panjang dari Komandan Sisi Barat ini sangat menginspirasi. Tinggal bagaimana kita sebagai anggota grup whatsapp memaknainya. Apakah hanya menunggu atau aktif berinisiatif mendorong terwujudnya acara ngopi bareng membahas gagasan cerdas dari Komandan Sisi Barat ini.

Namun perlu diingat, bahwa upaya penanggulangan bencana di Kota Surabaya ini sudah tertangani dengan baik. Banyak instansi yang terlibat dengan SDM yang mumpuni dengan dukungan sarana prasarana yang memadai. Ya, konon mereka sudah punya relawan sendiri yang siap bekerja tanpa bantuan relawan lain. 

Ini juga menarik untuk bahan diskusi sambil ngopi, guna menggagas sendiri kegiatan komunikasi, edukasi dan informasi masalah PRB, termasuk mengadakan simulasi bencana yang ada di Kota Surabaya. Ayo ngopi bareng di Basecampnya PBRS atau di markasnya SAR-SER.  Atau dimana gitu.  

Karena, tanpa didahului dengan ngopi bareng, sangat mustahil gagasan tersebut dapat terwujud. Kecuali ada dekengan pusat untuk mewujudkannya. nDan Yogi telah menawarkan tempat untuk ngopi bareng, terus nunggu apa lagi kalau tidak segera di eksekusi?. Salam Waras [eBas/SeninPon-22012024]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Minggu, 21 Januari 2024

SERTIFIKAT PELATIHAN ITU PERLU DAN DIPERLUKAN ?

Bermula dari kolaborasi terbatas antara Jamaah LC, RNPB-LMI, dan Mahagana Unair, untuk mengadakan upgrade pengetahuan dan keterampilan masalah pertolongan pertama pada kecelakaan, mereka bersepakat mengadakan pelatihan Medical First Responder dan Moving Transportation, minggu (21/01/2024).

Kegiatan yang bertempat di Basecamp LC ini sebenarnya banyak yang berminat. Namun karena keterbatasan anggaran untuk pengadaan konsumsi, maka pelatihan kali ini hanya diikuti oleh 20 peserta’.

Alfin, sipenjaga Basecamp Lc mengatakan bahwa pelatihan ini sekedar belajar bersama untuk mengingat kembali pengetahuan dan keterampilan yang pernah didapat dari berbagai sumber, tanpa berharap akan mendapat sertifikat, karena kegiatan ini hanya sekedar sharing session. Walaupun begitu, nara sumbernya sangat mumpuni. Tirta Muhammad Risky, alumni Unair, jurusan keperawatan.

“Melihat banyaknya animo peserta yang ingin ikut, Next time kita bisa berkolaborasi, yang penting mau saling berbagi dan mengutamakan ilmu dibandingkan sekedar mendapat sertifikat,” Ujarnya..

Sementara itu, Roy Tugas, salah satu anggota grup whatsapp Relawan Suroboyo Bersatu mengatakan bahwa sertifikat itu juga penting sebagai tanda yang bersangkutan mempunyai kemampuan di bidang tertentu, untuk keperluan tertentu.

Perlu disadari bahwa pemberian sertifikat itu ada dua macam. Pertama, sertifikat yang diberikan kepada seluruh peserta yang terdaftar dalam sebuah acara pelatihan, rapat, diskusi, sarasehan dan sejenisnya, tanpa melihat kontribusi peserta selama kegiatan dan hasilnya.

Artinya, dalam kegiatan itu, yang penting peserta terdaftar dalam absen untuk keperluan administrasi panitia. Setelah absen, peserta bebas memilih. Apa memilih duduk di belakang sambil guyon menikmati snack, dan melamun sambil terkantuk-kantuk. Atau duduk di depan, serius menikmati acara yang dikemas panitia.

Sementara, yang ke dua adalah, sertifikat yang diberikan oleh lembaga profesional dibidangnya kepada seseorang yang telah mengikuti pelatihan tertentu dalam jangka waktu tertentu dan dianggap layak menerima sertifikat sesuai kompetensinya.

Biasanya pelatihan jenis kedua ini pelaksanaannya ribet. Ada “aturan” tertentu yang harus diikuti, dan tidak semua komunitas/organisasi dapat menyelenggarakannya. Jamaah LC adalah salah satu komunitas/organisasi, yang belum berani menyelenggarakan pelatihan jenis ke dua ini.

Untuk itulah, beberapa kali kegiatan pelatihan yang digelar oleh Jamaah LC sifatnya hanyalah sharing session. Belajar bersama berbagi pengalaman dan bertukar informasi, dalam rangka menambah wawasan, relasi dan keterampilan, agar siap setiap saat menjalankan tugas-tugas kemanusiaan.

Ingat kata orang bijak mengatakan bahwa tidak ada orang yang terlatih, yang ada adalah orang yang selalu berlatih. Untuk itulah perlunya melakukan update dan upgrade diri agar tidak tertinggal oleh perkembangan jaman yang sangat dinamis.

Percayalah, bahwa 20 personil yang mengikuti pelatihan MFR and Moving Transportation kali ini, tidak serta merta langsung menjadi “sosok jagoan yang mumpuni” dibidangnya. Perlu terus berlatih dan selalu berlatih. Seperti halnya sebuah pisau. Semakin sering diasah akan semakin tajam. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/SeninPon-22012024]  

 

 

Sabtu, 06 Januari 2024

MOHON PENCERAHAN SENIOR

Mohon ijin para senior. tolong kami diberi pencerahan terkait dengan tata cara relawan ikut turun ke lokasi ikut nangani darurat bencana agar tidak "selegenje" yang terkesan rebutan peran dengan para pihak di lapangan.

Dalam Perka BNPB nomor 03 tahun 2016 tentang SKPDB, tidak secara eksplisit dibahas keterlibatan relawan dalam kegiatan penanganan darurat bencana. Hanya ada istilah klaster dalam BAB 1, ketentuan umum. Dimana, peran, tugas dan fungsinya (mungkin) akan dijelaskan dalam juklak tersendiri.

Dengan penjelasan para senior yang berpengalaman akan sangat membantu relawan bergairah membaca selengkapnya perka 03 yang dapat diunduh di mbah gugel. Sehingga Relawan yang berniat merapat ke lokasi bencana secara mandiri pakai duit sendiri, maupun digerakkan pihak lain yang peduli, mempunyai pemahaman bagaimana “aturan main” dalam penanganan darurat bencana.

Disini kami sampaikan beberapa peristilahan yang terkait dengan SKPDB. Semoga dapat menambah wawasan.

1. Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat yang memerlukan tindakan penanganan segera dan memadai.

2. Status Keadaan Darurat Bencana adalah Keadaan Darurat Bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat, tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan.

3. Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat.

4. Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orang/masyarakat.

5. Penanganan Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada keadaan darurat bencana untuk mengendalikan ancaman/penyebab bencana dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan.

6. Bantuan Penanganan Darurat Bencana adalah bantuan untuk mengendalikan ancaman/penyebab bencana dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan pada keadaan darurat bencana.

7. Komando adalah kewenangan untuk memberikan perintah, mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi upaya penanganan darurat bencana.

8. Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana adalah satu kesatuan upaya terstruktur dalam satu komando yang digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan penanganan darurat secara efektif dan efisien dalam mengendalikan ancaman/penyebab bencana dan menanggulangi dampak pada saat keadaan darurat bencana.

9. Pos Komando Penanganan Darurat Bencana yang selanjutnya disingkat Posko PDB adalah institusi yang berfungsi sebagai pusat komando operasi penanganan darurat bencana yang merupakan posko utama di dalam Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana, untuk mengoordinasikan, mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanganan darurat bencana.

10, Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana yang selanjutnya disebut Pos Lapangan PDB adalah institusi yang berfungsi secara langsung sebagai pelaksana operasi penanganan darurat bencana baik di lokasi bencana, sekitar lokasi bencana maupun lokasi pengungsian.

11. Pos Pendukung Penanganan Darurat Bencana yang selanjutnya disebut Pos Pendukung PDB adalah institusi yang berfungsi membantu kelancaran akses masuk, keluar, dan mobilisasi/distribusi bantuan penanganan darurat bencana dari luar wilayah terdampak.

12. Pos Pendamping Penanganan Darurat Bencana adalah institusi yang berperan mengoordinasikan mobilisasi bantuan penanganan darurat bencana meliputi pos pendamping nasional penanganan darurat bencana, pos pendamping penanganan darurat bencana provinsi, dan pos pendamping penanganan darurat bencana wilayah.

13. Klaster adalah pengelompokan para pelaku yang memiliki kompetensi sama dari Pemerintah atau pemerintah daerah, lembaga nonpemerintah, sektor swasta/lembaga usaha, dan kelompok masyarakat dalam upaya penanganan darurat bencana, dipimpin oleh koordinator yang berasal dari instansi/lembaga yang memiliki kewenangan teknis.

dari istilah yang ada itu tidak ada yang secara eksplisit menjelaskan peran relawan dalam SKPDB. Konon sudah ada aplikasi E-Volunteer dan Desk relawan. dimana relawan diharapkan mendaftarkan diri lewat aplikasi tersebut. Sementara kebiasaan yang berlaku saat ini, relawan datang ke lokasi dengan menyerahkan surat keterangan dari organisasinya ke posko induk. kemudian oleh posko induk disilahkan  untuk menjalankan misinya sesuai kapasitasnya. Bahkan ada yang langsung ke lokasi mencari tempat mendirikan tenda dan beraksi membantu warga terdampak. Misalnya, membersihkan rumah, mushola, jalan utama untuk memperlancar distribusi bantuan dalam arti luas.

Kondisi yang seperti ini sering kali melahirkan kesalah pahaman diantara mereka yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana. Untuk itulah para senior diharapkan dapat memberi pencerahan kepada kami relawan (khususnya yang tidak punya dana tapi punya tekad) agar dapat berpikir jernih ketika akan memutuskan merapat ke lokasi bencana.   

Mohon pencerahannya agar rasa kegalauan kami dapat terobati dengan pencerahan para senior yang kaya ilmu dan pengalaman. agar kami agak cerdas sedikit seperti para senior. Salam Waras. [eBas/minggu pertama januari 2024]

Kamis, 04 Januari 2024

JAMAAH LC DAPAT SURAT CINTA DARI KI REBO

    Konon, menurut penanggalan Cina, tahun 2024 ini bershio Naga Kayu, yang dipercaya membawa energi yang kuat dan dinamis. Naga Kayu juga dipercaya kreatif, fleksibel, penuh inovasi, bijaksana, cerdik dan adaptif.

    Semoga kawan-kawan komunitas yang ada di Jawa Timur, khususnya Surabaya, memiliki karakter yang dimiliki oleh Naga Kayu. Sehingga semua program  yang akan dilaksanakan selama tahun 2024 dapat dirasakan oleh banyak pihak.

    Begitu juga dengan Jamaah LC (Lorong eduCation), yang berharap keberadaannya semakin berdampak kepada para penerima manfaat. Paling tidak program-program yang pernah dilaksanakan, dapat menginspirasi program 2024.

    Di penghujung tahun 2023, Jamaah LC mendapat kepercayaan dari Asar Humanity, Jakarta untuk membantu secara suka rela mendistribusikan makanan ala korea. Seperti, Topokki, Pancake, Tepung Roti, Abon, dan bumbu masak. Jumlahnya banyak, dan tidak mungkin dikerjakan sendiri oleh Jamaah LC.

    Untuk itulah Jamaah LC menggandeng beberapa komunitas, diantaranya, LMI, RBES, INAVOR, BTI, dan SER, yang secara sukarela membantu membagikan kepada masyarakat yang layak menerima bantuan.

    Alhamdulillah, hari selasa, tanggal 2 Januari 2024, semua barang sudah terdistribusikan. Tinggal beberapa yang belum diambil karena kendala kendaraan yang belum siap. Sebuah kerja sama non profit yang mencerminkan nilai gotong royong, terjalin apik tanpa ada dusta diantara kita.

    Ki Rebo, petinggi Surabaya Emergency Respon (SER), yang berkunjung ke basecamp LC (Ki Rebo menyebutnya Posko), memberikan sebuah surat cinta untuk Jamaah LC. Dari deretan kata yang teruntai dalam kalimat, jelas tersirat pesan mendalam untuk keberadaan Jamaah LC ke depannya.

    Kurang lebih inilah isi surat cinta dari Ki Rebo;   Kemarin pagi, Selasa 2 Januari 2024. Saya sempat mengunjungi Posko LC untuk nyruput kopi ireng pait panas yang diudek sepenuh hati oleh saudaraku, Alfin.

    Kami berempat sekedar ngobrol dan mengingat-ingat kembali keberadaan posko dengan segala kegiatannya. Posko sebagai tempat berkumpulnya rekan-rekan seperjuangan di kerelawanan dan kemanusiaan. Dari sekedar tempat bertukar informasi, berbagi pengalaman dan mempererat silaturahmi, sampai membuat aksi sosial dan upaya peningkatan kapasitas relawan dalam upaya pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana.

    “Memang naif aku bercerita ini, tetapi akan menjadi bagian sejarah hidup bahwa ada tempat yang selalu menjadi jujugan relawan untuk ngobrol dan ngopi (nyruput- kataku),” Kata Ki Rebo, yang nama aslinya Prijoko Utomo.

    Sambil menikmati sruputan kopi ireng pait panas, aku masih sempat ngobrol bareng Alfin dan Wahid, walau sesaat kemudian mereka berdua ijin keluar karena ada keperluan penting.

    Kini tinggal berdua dengan sesepuh LC, Pakde Ebas. Kami ngobrol bebas. Cerita demi cerita, meluncur tanpa struktur untuk berbagi pengalaman, dan banyak hal berkaitan dengan aktivitas relawan yang bergerak di bidang kemanusiaan. Termasuk menyinggung kemungkinan membuat kegiatan kolaboratif sepanjang tahun politik yang rawan konflik.

    “Posko LC jadilah saksi dan sejarah bagi teman-teman Relawan. Siapapun dia, untuk menerima ilmu, dan berbagi ilmu, apapun bentuk dan caranya. Terima kasih Mas Ebas dan teman-teman LC. Aku pulang,” Begitulah Ki Rebo memungkasi surat cintanya yang penuh makna. Tentu dalam memaknai surat cinta Ki Rebo akan sangat beragam, tidak mungkin seragam.

    Yang jelas, kita telah memasuki tahun baru. Tentunya masing-masing komunitas  akan menyusun rencana kegiatan yang disepakati bersama secara internal, maupun kegiatan kolaboratif lainnya dengan beberapa pihak.

    Sungguh tidak diduga, di awal tahun politik ini, ditandai dengan gempa Sumedang, serta banjir bandang, dan banjir Rohingnya di beberapa daerah di Sumatra. Tentu yang paling sibuk adalah pemerintah yang membidanginya, dibantu lembaga/yayasan/organisasi kemanusiaan yang punya duit no limit.

    Eh, apakah masalah manusia perahu dari rohingnya yang terdampar di berbagai pesisir Sumatra dan yang telah bertahun-tahun berdiam di rumah penampungan pengungsi  itu juga masuk ke ranah bencana?. Bagaimana penanganannya ?.

    Sementara, beberapa komunitas relawan dari berbagai daerah, baik yang punya anggaran sendiri, maupun yang digerakkan oleh instansi yang mau membiayai, telah beraksi di Sumedang. Bahkan ada yang berinisiatif memunculkan hashtag #SumedangMemanggil.

    Haruskah komunitas relawan dari daerah lain (yang jauh dari Sumedang), berbondong-bondong nyerbu lokasi untuk beraksi ?. Memangnya di Kota Sumedang dan sekitarnya, tidak ada komunitas relawan yang siap turun tangan membantu BPBD setempat ?. Atau, dikarenakan gempa itu sifatnya lokal, sehingga dianggap tidak perlu mendatangkan bala bantuan relawan antar lokal. Tidak tahulah, semua sesuai aturan pemerintah daerah setempat. 

    Disinilah pentingnya membangun koordinasi antara komunitas relawan dengan BPBD terkait dengan mobilisasi relawan untuk nyerbu lokasi bencana. Ingat,  dalam penanggulangan bencana, keberadaan relawan itu hanyalah pemain pembantu. Pemain utamanya ya pemerintah (dalam hal ini BPBD).

Sungguh, atas nama panggilan jiwa, pastilah semua relawan tergoda untuk pergi ke lokasi "mendharma baktikan tenaganya", menolong sesama yang terkena bencana. Namun apa daya jika “dompet” tidak mendukung. Artinya, relawan 'amatir' perlu dana untuk dapat ke lokasi bencana. Tanpa dana yang mencukupi, jelas relawan hanya akan gigit jari. Lain lagi dengan relawan 'profesional' yang tergabung dalam lembaga/yayasan/organisasi yang memiliki anggaran kebencanaan,     

Beberapa waktu yang lalu ada komunitas relawan yang dengan jumawa berteriak 'kami siap digerakkan kemana saja'. Eh ternyata, dibalik kata "digerakkan" itu adalah minta disediakan dukungan fasilitas untuk pergi ke lokasi bencana. Tanpa itu, jelas menolak dengan berbagai alasan. Yen ngunu yo akeh tunggale mas bro.

Mungkinkah surat cinta untuk Jamaah LC dari Ki Rebo ini ada kaitannya dengan kejadian di awal tahun ?. ya monggo saja dimaknai sendiri. Karena Ki Rebo hanya bilang bahwa di Basecamp Jamaah LC merupakan tempat berbagi ilmu. Ya, ilmu apa saja termasuk masalah koordinasi, komunikasi dan informasi.

Terimakasih Ki Rebo atas kiriman surat cintanya. Semoga anggota Jamaah LC dapat menterjemahkan surat Ki Rebo dalam rangkaian kegiatan di tahun yang bershio Naga Kayu. Nyuwun pangestunipun Ki. [eBas/KamisKliwon-04012024]

 

 

  

 

    

 

 

Selasa, 02 Januari 2024

MALAM TAHUN BARU 2024 DI BASECAMP LC SURABAYA

    Hari minggu legi (31/12/2023) adalah hari terakhir tahun 2023. Banyak komunitas yang bersiap merayakannya dengan berbagai acara, yang dikemas dengan tema “perpisahan tahun 2023 dan selamat datang tahun baru 2024”. Bahkan ada komunitas yang sudah melakukannya bebera hari sebelumnya, karena jauhnya lokasi yang dijadikan tempat malam tahun baruan.

    Tempat-tempat perkemahan (camping ground), baik itu di daerah pegunungan, pantai dan hutan, dipenuhi oleh berbagai komunitas. Termasuk tempat pariwisata pun, tak kalah ramainya. Semua itu demi “merayakan” datangnya tahun baru 2024, yang mana, nanti di bulan februari bangsa indonesia “mencoblos” presiden anggota dewan pilihannya.

    Tentu saja, komunitas yang dapat melakukan semua ini dapat dipastikan memiliki waktu luang dan sehat jiwa raga, serta anggaran yang cukup untuk mendukung kemeriahan agendanya. Diantaranya anggaran untuk transportasi, akomodasi dan masuk lokasi. Belum lagi anggaran tak terduga (emergency) juga harus ada agar tidak celaka.

    Gelaran menyambut tahun baru sangat beragam, sesuai selera. Yang jelas mereka bergembira menyambut tahun baru dengan harapan baru pula. Ada juga yang melakukan evaluasi kegiatan selama tahun 2023 untuk kemudian merencanakan kegiatan tahun 2024 yang lebih baik lagi (sesuai hasil evaluasi).

    Ada juga yang hanya berkumpul sambil bakar-bakar (termasuk bakarkenangan ?). Ya, bakar jagung, singkong, ayam, roti dan bakar sate, untuk dinikmati bersama. Tidak lupa wedang kopinya agar tercipta suasana riang gembira, sejenak melupakan rutinitas hidup harian

    Begitu juga dengan Jamaah LC. Tidak ada agenda khusus yang mewajibkan anggotanya untuk bertahun baruan bersama di basecamp. Banyak anggotanya yang bergabung dengan komunitas lain, menikmati malam tahun baru di berbagai lokasi dengan aneka  atraksi yang menarik hati. Berbahagialah bagi mereka yang masih diberi kesempatan oleh Tuhan.

    Sementara, beberapa Jamaah LC, cukup menikmati malam tahun baru di basecamp saja, menikmati apa yang ada, bukan mengada-ada. Yang penting semua bahagia. Dibawah komando Cak Bogank, prosesi bakar ikan dan sosis, lancar tanpa kendala. Sementara mas Erick ngurusi bagian dapur. Sedang lainnya membantu apa yang perlu dibantu.

    Nasi, sambel, ikan bakar, dan kerupuk menjadi menu utama yang disantap bersama anggota Jamaah LC menjelang pergantian tahun. Tanpa harus rebutan, satu persatu bergantian mengambil konsumsi sesuai porsi masing-masing pribadi.

    Sambil nyemil kerupuk upil, mereka menikmati lagu lewat sound system yang dibeli secara patungan. Mereka juga berkaraoke ria secara keroyokan. Semua senang, semua bergembira memasuki awal tahun 2024 tanpa harus kemana-mana, yang penting bahagia.

    Momen pergantian tahun memang menjadi waktu yang tepat untuk evaluasi diri dan organisasi, sekaligus menorehkan harapan dan resolusi untuk menjadi lebih baik di tahun 2024. Begitu juga dengan seluruh anggota Jamaah LC, tentunya juga punya harapan.

    Dengan penuh semangat dan harapan, mari kita sambut tahun baru ini sebagai lembaran baru dalam kehidupan Jamaah LC. Di mana setiap halaman dipenuhi dengan kisah-kisah keberhasilan dalam kerja-kerja kemanusiaan yang bermanfaat bagi sesama, sebagai sebuah kenangan yang indah.

    Selamat datang tahun 2024, Semoga di tahun ini anggota Jamaah LC menjadi lebih baik. Semoga apapun yang diimpikan oleh masing-masing anggota Jamaah Lc dapat terkabul. [eBas/SelasaPon-02012024]