Di jalan swadaya nomor 36-8, Dusun Bangah Barat, Kelurahan Bangah, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, terdapat warung kopi (warkop) yang baru beroperasi beberapa bulan, namun ramainya tidak ketulungan, khususnya di waktu jam kerja,
Seperti warkop lainnya, menu utama yang dijual ya wedang kopi dan gorengan. Ada juga kerupuk, keripik dan berbagai minuman sasetan, dan lainnya. Meja kursinya seadanya tapi nyaman untuk nyruput wedang kopi dan nyakoti gorengan. Tempatnya lumayan bersih, dan yang terpenting toiletnya bersih tidak bau pesing.
Namanya warkop kapten, milik Om Sariyanto, yang lebih dekenal dengan panggilan kapten gendeng prasojo. Orangnya kalem, berambut gondrong terlihat sangar, tapi ngangeni (kata beberapa cewek anggota komunitas yang sering jagongan di warkopnya kapten).
Ya, warkop kapten disepakati menjadi basecamp formalitas (forum bersama lintas komunitas), karena lokasinya dianggap strategis. Apalagi pemilik warkop juga sangat “welcome” terhadap anggota formalitas. Bahkan tidak jarang secangkir kopi hitam panas dihidangkan dengan gratisan kepada mereka yang terpilih.
Sebagai basecamp tentunya beberapa kegiatan formalitas diadakan di warkop. Seperti rapat, kopi darat yang di dalamnya ada edukasi tentang kepecinta alaman, dan kegiatan formalitas lainnya. Semua dilakukan dengan konsep gotong royong mengedepankan kebersamaan dan kesetaraan. “Duduk sama rendah Berdiri sama tinggi”.
Ya, jagongan di warkop kapten juga pernah di selenggarakan musyawarah bersama yang mengundang para senior dan pendiri formalitas, serta ketua komunitas yang tergabung di formalitas. Jumlahnya hampir 500 komunitas (yang tercatat di buku catatan). Sungguh, seandainya semua ketua komonitas hadir pasti warkop kapten penuh sesak duduk berdesak.
Walaupun tidak memenuhi kuorum, mubes tetap berjalan dengan agenda membahas anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, perpanjangan waktu kepengurusan, melengkapi susunan pengurus yang sampai sekarang banyak bidang/seksi yang masih dibiarkan kosong.
Termasuk membahas usulan salah seorang senior untuk mengembalikan marwah berdirinya formalitas sebagai wahana edukasi untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan anggota komunitas yang tergabung di dalam wadah formalitas. Tinggal mencari siapa pelaksananya, narsumnya, tempatnya dan pesertanya.
Dalam mubes juga disinggung tentang program formalitas di bulan ramadhan. Seperti Sahur on The Road, Berbagi Takjil, dan Santunan Yatim Piatu. Namun ada yang menghendaki agar volume kegiatan dikurangi, untuk memberikan kesempatan kepada komunitas untuk menanganinya, sedangkan formalitas cukup “mangayu bakyo tut wuri handayani”.
Kini mubes telah telah berlalu dengan beberapa kesepakatan yang harus dilaksanakan oleh pengurus. Semoga pengurus dapat mewujudkannya, termasuk segera melengkapi struktur kepengurusan dengan personil yang punya komitmen, bukan sekedar “titip nama tanpa karya”.
Salah satu yang telah diwujudkan adalah menggelar acara Sahur on The Road di hari Minggu dini hari (09/03/2025), dengan pusat kegiatan di warkop kapten. Di bawah komando Bunda Viani semua yang berkesempatan hadir bergotong royong mengikuti proses memasak dengan menu yang telah disepakati.
Ada yang bantu merajang sayur dan cabe merah, ngulek bumbu, mendinginkan nasi dengan cara diwolak walik, menyiapkan tempat dan lainnya. Termasuk nggodok banyu gawe wedang kopi.
Jam 02.00 dini hari gelar Sahur on The Road dimulai, semuanya siap beraksi membagikan nasi bungkus dan air kemasan kepada mereka yang berhak menerima. Routenya sesuai dengan arah pulang masing-masing personil. Karena setelah membagikan tidak kembali ke warkop kapten, namun langsung pulang ke rumah masing-masing.
Barokalloh, semoga mereka yang menyempatkan diri hadir di warkop kapten dalam rangka giat Sahur on The Road mendapat limpahan pahala ramadhan. Wallahu a’lam bishowab.[eBas/Senin-10032025]
