Senin, 01 Mei 2017

RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA JAWA TIMUR



Paruh terakhir bulan april 2017, merupakan minggu istimewa buat relawan jawa timur. Ada agenda besar disana yang waktunya berhimpitan. Tanggal 24 – 25 april, relawan yang tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Timur (F-PRB Jatim) mengadakan musyawarah besar untuk memilih pengurus baru, yang didahului dengan pertanggungjawaban pengurus lama.

Selanjutnya, tanggal 28 -29 april, atas dorongan BPBD Provinsi Jatim, seluruh organisasi relawan yang berkesempatan hadir dalam kongres, menyepakati terbentuknya Sekretariat Bersama Relawan Penanggulangan Bencana Jawa Timur (SRPB Jatim), yang bisa mewakili keberadaan relawan penanggulangan bencana di seluruh kabupaten/kota, di jawa timur

Kedua kegiatan di atas, berlangsung dinamis, dan berhasil memilih pengurus dengan suara aklamasi tanpa diwarnai aksi yang ‘nggegirisi’ seperti kebiasaan organisasi selama ini dalam adu argumentasi memaksakan pendapat dan kepentingan dibalik kepintaran bersilat lidah mengolah kata dalam orasi.

Sementara BNPB, pada tanggal 26 april 2017, mengumandangkan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional dengan tema ‘Siap Untuk Selamat’. Gaungnya pun menasional dengan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh seluruh pegiat kemanusiaan dibidang penanggulangan bencana.

Dengan terpilihnya pengurus kedua organisasi tersebut, hendaknya segera membuka ruang berkomunikasi dan koordinasi membangun sinergi dalam melaksanakan program organisasi yang beriringan dengan program penanggulangan bencana yang menjadi prioritas BPBD.

Termasuk merencanakan pendataan dan pembinaan kepada relawan agar kapasitas, keterampilan dan kemampuan manajerialnya meningkat. Sehingga mumpuni dalam menangani tugas-tugas kemanusiaan, serta mengedukasi (dan mengadvokasi) masyarakat yang berdiam di kawasan rawan bencana.

Ini penting, agar tidak terjadi tumpang tindih program, yang bisa mengesankan ‘rebutan lahan’. Untuk itulah, alangkah eloknya, senyampang keduanya sedang konsolidasi kepengurusan internalnya, BPBD mengambil inisiatif, mengumpulkan ke dua pengurus untuk diajak ‘rembugan musyawaroh’ berbagi peran membahas siapa melakukan apa dan dimana, yang diselaraskan dengan program BPBD. Termasuk segera menyediakan ruangan khusus untuk tempat bertemunya relawan (sekber).

Sebagai mitra kritis, F-PRB Jatim dan SRPB Jatim hendaknya juga bisa merumuskan isu-isu terkini terkait dengan upaya penanggulangan bencana, serta mampu memberikan masukan berupa gagasan kreatif, dan inovatif kepada BNPB dan BPBD untuk dijadikan bahan penyusunan kebijakan. Diantaranya, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Relawan Indonesia chapter Malang raya, yang membuat inovasi alat peringatan dini sederhana untuk bencana banjir dan longsor, yang saat ini sedang di uji coba di daerah Malang selatan. serta perlunya ada ‘Desk Relawan’ dalam posko penanggulangan bencana.
 
“Ini dijadikan tempat parkirnya relawan yang baru datang sebelum mendapat perintah dari posko untuk ditugaskan ke daerah yang membutuhkan (kekurangan personil),” Kata Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat, BNPB, Pangarso Suryo, saat memberikan materi kepada peserta kongres relawan jawa timur di Hotel Regent Park, Kota Malang terkait dengan gagasan perlunya Desk Relawan.

Masih kata Papang, panggilan akrabnya. Tidak kalah petingnya adalah upaya menumbuhkan jiwa korsa antar relawan, yang  bisa dilakukan melalui pertemuan-petemuan. Baik itu dalam bentuk diklat, seminar, lokalatih dan sarasehan, yang dilakukan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan pihak lain.

“Disamping tempat nongkrong, sekber harus mengemas kegiatan yang bisa meningkatkan kapasitas relawan. Termasuk memunculkan gagasan segar program penanggulangan bencana, sehingga kami yang di birokrasi mendapatkan masukan dari bawah untuk dijadikan kebijakan yang bersentuhan dengan keberadaan relawan,” Ujar Papang yang dinobatkan sebagai panglima relawan oleh Komunitas Relawan Jawa Tengah.

Di bulan april ini, beberapa daerah di jawa timur dilanda banjir dan longsor yang menimbulkan kerugian. Kiranya peristiwa tersebut bisa dijadikan bahan pembelajaran dan kajian bersama BPBD. Kira-kira langkah apa yang bisa dilakukan untuk antisipasi jika bencana muncul kembali. Melakukan gerakan mitigasi non struktural bersama berbagai elemen masyarakat .

Melakukan kegiatan sosialisasi PRB dan cinta lingkungan di daerah rawan bencana. Mendampingi kegiatan Desa Tangguh Bencana, atau meningkatkan kapasitas relawan yang berdomisili di daerah rawan bencana. Karena merekalah orang pertama yang berjibaku dengan bencana sebelum pihak luar datang membantu.

Pengurus baru ke dua organisasi relawan jatim sudah terbentuk, tentunya sesegera mungkin menyusun agenda pertemuan pengurus untuk menyusun programnya. Paling tidak, dialog melalui media sosial harus sudah mengarah ke program, bukan terus terlena dalam eforia  semarak mubes dan kongres yang dibarengi pameran foto selfie semata. Mari bulatkan tekat, satukan langkah, samakan niat, berbuat bersama relawan seluruh jawa timur untuk kerja-kerja kemanusiaan demi kemaslahatan sesama. [eBas]
  

1 komentar:

  1. bulan april bulannya relawan jawa timur.
    mungkin akan menarik dan bermakna jika setiap april, bpbd mengagendakan Sarasehan Relawan yang diikuti oleh semua komunitas/organisasi relawan untuk menyamakan langkah membangun kesepahaman ttg upaya peningkatan kapasitas dalam rangka pelaksanaan tugas2 kemanusiaan

    BalasHapus