Senin, 11 April 2022

ARISAN ILMU NOL RUPIAH DI ERA PANDEMI

Paruh pertama tahun 2022, tepatnya 10 April 2022, yang bertepatan dengan bulan ramadhan, pengurus SRPB Jawa Timur, mencoba menggelar program ikonik, Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR), yang selama ini telah banyak menginspirasi komunitas lain untuk menduplikasinya. Karena dipercaya banyak manfaatnya. Paling tidak sebagai media mempererat tali silaturahmi.

Ya, kalau tidak salah, sejak wabah covid-19 dari Kota Wuhan, China “menyerbu” Indonesia, banyak sudah korban nyawa berjatuhan. Untuk mencegahnya, diantaranya adalah pemberlakuan “social distancing” dengan berbagai istilah yang mengikutinya. Diantaranya PPKM dan protokol kesehatan. Otomatis semua kegiatan yang mendatangkan massa untuk berkerumun, seperti kegiatan AINR, dilarang.

Semua kegiatan luring dialihkan menjadi daring. Namun semangat berdaring dikalangan relawan kurang tampak karena berbagai alasan. Banyak kendala yang mengikutinya. Utamanya kendala paket data. Memang beda rasanya berkomunikasi secara luring dengan model daring.

Dengan memanfaatkan semarak persiapan Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2022, dan seijin ‘penghuni’ Joglo Kadiren (Joka), pengurus SRPB Jawa Timur menggelar Arisan Ilmu Nol Rupiah, yang dikemas dalam acara Buka Bersama dan solat magrib berjamaah.

Seperti biasa, masing-masing relawan membawa aneka jajanan sendiri untuk kemudian dinikmati bersama, sebagai cermin sikap saling peduli, dan semangat gotong royong dalam kebersamaan mempererat tali silaturahmi. Termasuk bergotong royong membersihkan lokasi sebelum dan setelah jegiatan. Inilah yang tidak ada jika AINR digelar secara daring.

Kegiatan digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. semua duduk tertib mendengarkan informasi dari berbagai pihak untuk menambah wawasan. Tentu saja bagi yang baru pertama ikut AINR, bisa berkenalan sambil ngobrol berbagi cerita.

Dian Harmuningsih, koordinator SRPB membuka acara dengan menguraikan perjalanan program ikonik dengan segala suka dukanya. Kemudian Dadang Iqwandi, dari bidang pencegahan dan kesiapsiagaan, BPBD Provinsi Jawa timur, juga berkesempatan menginformasikan  agenda kegiatan alternatif yang bisa dilakukan para relawan menyongsong HKB 2022. Diantaranya, Sosialisasi pengurangan risiko bencana dan Edukasi kebencanaan dengan memanfaatkan mosipena (mobil edukasi bencana).

Acara inti AINR adalah tausyiaah dari Profesor Syamsul Maarif, terkait dengan peran relawan dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, lewat berbagai program yang dijalankan oleh BPBD dan BNPB, diantaranya desa tangguh bencana dan keluarga tangguh bencana.

Dalam paparannya, mantan orang penting di BNPB itu menekankan perlunya melibatkan masyarakat dalam kesiapsiagaan mengelola bencana. Mereka dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kelangsungan kehidupan dan penghidupan yang mereka jalankan dari sudut pandang mereka sendiri.

Dikatakan pula bahwa, lingkup kesiapsiagaan menghadapi bencana itu diantaranya adalah, Menemukenali dan prediksi risiko,  Memperkirakan kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi risiko bencana,  Meningkatkan kapasitas yang sudah ada secara berkelanjutan, dan Merencanakan untuk mengelola/meredam risiko dengan kemampuan/kapasitas yang bersumber dari berbagai pihak.

Peran relawan di sini adalah membantu masyarakat dalam menemukenali potensi ancaman, pengelolaan/peredaman risiko, kesiapsiagaan, strategi mitigasi dan pemulihan pasca bencana. Sedangkan pemerintah, termasuk pemerintah Desa, memberikan pendampingan berupa, Teknik/keahlian, anggaran, alat dan perlengkapan, serta  logistik administrasi. Tentunya tanpa melahirkan ketergantungan.

Terkait dengan praktik baik untuk menyemarakkan hari kesiapsiagaan menghadapi bencana, yang mengambil tema siap untuk selamat, dengan sub tema Keluarga Tangguh Bencana, Pilar bangsa Menghadapi Bencana. Beberapa peserta Arisan menceritakan kiprah komunitasnya.

Alfin dari komunitas tanggap gawat darurat (KTGD), sekaligus pengasuh Jamaah LC di basecamp keputih dan pengurus Forum PRB Jawa Timur, menjelaskan tetang kegiatan komunitasnya dalam menyongsong HKB tahun 2022 ini, diantaranya adalah akan mengadakan Pelatihan PPGD untuk Driver OJOL.

Sedangkan Erick Alfian, dari Inavor, yang juga anggota Tim SPAB BPBD Jawa Timur, menceritakan kegiatannya terkait HKB 2022 kali ini, yaitu Edukasi KDRT (Kecelakaan Dalam Rumah Tangga) dan Manajemen Sampah sebagai salah satu Pengurangan Risiko Bencana.

Programnya disebut ISBAT INAVOR (Indahnya Saling Berbagi mAnfaaT dari Indonesian Survivor). Pesertanya dari beberapa Pengurus RT dan RW, Ibu rumah tangga dan Asisten rumah tangga, serta Penjaga Keamanan Lingkungan.

Sementara peserta yang lain mencatat apa saja yang perlu dicatat dalam buku catatannya. Ada pula yang tidak mencatat, cukup diingat saja dalam ingatan (itupun kalau masih ingat).

Yang jelas, gelaran AINR secara tatap muka terbatas ini bolehlah dibilang sukses. Untuk itu, tidak ada salahnya jika gelaran berikutnya layak diadakan secara rutin, tinggal membenahi standar operasional prosedurnya, agar kegiatannya semakin baik dan banyak diminati. Apalagi, saat ini pandami semakin melandai. Wallahu a’lam bishowab [eBas/SeninPahing-11042022-barengan dengan demo mahasiswa]

2 komentar:

  1. arisan ilmu nol rupiah yang kemudian banyak diduplikasi berbagai pihak dengan segala variannya itu merupakan upaya komunitas meningkatkan wawasan dan kapasitas relawan secara mandiri dalam segala hal. khususnya penyediaan konsumsi.
    namun semangat yang perlu terus dibangun adalah semangat gotong royong dan kebersamaan untuk saling peduli dan berbagi.
    dosisi lain arisan ilmu juga bisa menjadi media mempererat tali silaturahmi antar berbagai pihak untuk membangun kerja sama dibidang kemanusiaan maupun bisnis yang menguntungkan bagi pihak2 yang memiliki intuisi bisnis, dan itu sah sah saja

    selamat ber arisan ilmu dengan penuh semangat
    saling bersinergi, saling peduli untuk berbagi

    BalasHapus
  2. Indahnya Saling Berbagi mAnfaaT (ISBAT)

    BalasHapus