Sebuah gagasan spektakuler dari pengurus F-PRB Jatim telah digulirkan dalam rangka menyemarakkan pesta demokrasi rakyat Jawa Timur yang akan memilih gubernur dan wakil gubernur baru. Para kandidat itu adalah, pasangan Lilik-Lukman, Khofifah-Emil, dan Risma-Gus Hans (Zahrul AzharAsumta).
Untuk kelas relawan, tempat diskusinya pun tak kalah nyaman dengan di Hotel, seperti yang sering dinikmati relawan saat terpilih/dipilih mengikuti acara yang diselenggarakan oleh para pihak. Tempatnya di DK26 Resto Surabaya, di wilayah Kecamatan Wonokromo.
Acara yang digelar pada hari Sabtu (16/11/2024), dihadiri oleh para pihak dari berbagai daerah, yang tergabung di dalam F-PRB Jatim. Acara ini juga dilakukan secara hybrid, dimana diskusi ini dapat diikuti secara langsung maupun daring/online, sebagai upaya untuk memfasilitasi para pihak yang berhalangan hadir secara langsung di lokasi sambil ngopi.
Konon, para paslon itu diundang untuk berdiskusi menyampaikan visi misinya terkait dengan pengurangan risiko bencana (PRB). Karna, pada kenyataannya masalah kebencanaan itu belum banyak dipahami oleh para calon pejabat, sehingga belum menjadi prioritas.
Terbukti dalam acara yang dikemas dalam Special Talkshow Cagub-Cawagub Jawa Timur 2024, dengan tema Pengurangan Risiko Bencana dalam Visi Pembangunan Jawa Timur 5 Tahun Ke depan, tidak dihadiri oleh semua paslon, dengan berbagai alasan. Bahkan ada yang minta dijadwal lagi.
Hari itu, yang berani hadir di Resto yang halamannya ada Pohon Juwet (Jamblang) dan sedang berbuah, adalah Emil Elestianto Dardak, biasa dipanggil Emil. Dia datang sendirian tanpa Khofifah, pasangannya. Rupanya, pasangan nomor urut 2 ini yang paling siap ngobrol bareng relawan kemanusiaan yang tergabung dalam F-PRB. Ini bisa dimaklumi karena mereka itu adalah petahana yang memiliki misi Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju 'Indonesia Emas 2045'.
Adapun salah satu misinya yang dekat dengan PRB, yaitu Menjaga kelestarian lingkungan hidup demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan selaras dengan daya dukung alam dan lingkungan, serta mendorong pengembangan ekonomi hijau dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan lintas sektoral.
Apapun hasil dari acara di DK26 yang menunya enak, juga kopinya itu, paling tidak dapat menyadarkan para pejabat di Jawa Timur (khususnya yang baru dilantik), bahwa keberadaan F-PRB juga perlu diperhitungkan. Disamping anggotanya banyak tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur, karyanya pun dalam membantu program pemerintah di bidang kebencanaan juga tidak sedikit.
Yang jelas, keberanian pengurus F-PRB Jatim mengadakan acara ini patut diapresiasi oleh seluruh pihak. Dalam suasana yang serba terbatas, termasuk anggarannya, mampu menyelenggarakan acara yang tidak semua pihak dapat melakukannya.
Paling tidak, gelaran acara yang dihadiri mBak Sifa yang tangannya sakit, mbak Nadiroh yang membawa putri kecilnya, dan Bu Zam yang membawa tape empuk manis itu dapat dijadikan pembelajaran, bahwa mengundang “orang penting” itu tidak mudah. Begitu juga mengajak anggota untuk hadir, baik secara offline, maupun online itu juga tidak gampang.
Tentu gelaran yang pertama ini perlu ditindak lanjuti dengan menyiapkan acara selanjutnya dengan tema “Jagongan Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih” yang memenangi kontestasi pilkada 2024. Terutama menyiapkan anggarannya.
Semoga pengurus F-PRB Jatim dapat segera melakukan evaluasi penyelenggaraan acara di DK26, sekaligus menggagas rencana berikutnya yang lebih matang lagi, untuk mengenalkan diri kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, lewat acara “Jagongan” yang lebih seru lagi. Sehingga “virus PRB” akan dapat mewarnai kebijakan pembangunan Jawa Timur yang akan disusun oleh penguasa baru yang memenangi pilkada. Salam Tangguh. [eBas/RabuLegi-20112024]


