Selasa, 19 November 2024

NGOBROL BARENG PARA PASLON CAGUB DAN CAWAGUB JATIM

 Sebuah gagasan spektakuler dari pengurus F-PRB Jatim telah digulirkan dalam rangka menyemarakkan pesta demokrasi rakyat Jawa Timur yang akan memilih gubernur dan wakil gubernur baru. Para kandidat itu adalah, pasangan Lilik-Lukman, Khofifah-Emil, dan Risma-Gus Hans (Zahrul AzharAsumta).

 Untuk kelas relawan, tempat diskusinya pun tak kalah nyaman dengan di Hotel, seperti yang sering dinikmati relawan saat terpilih/dipilih mengikuti acara yang diselenggarakan oleh para pihak. Tempatnya di DK26 Resto Surabaya, di wilayah Kecamatan Wonokromo.

 Acara yang digelar pada hari Sabtu (16/11/2024), dihadiri oleh para pihak dari berbagai daerah, yang tergabung di dalam F-PRB Jatim. Acara ini juga dilakukan secara hybrid, dimana diskusi ini dapat diikuti secara langsung maupun daring/online, sebagai upaya untuk memfasilitasi para pihak yang berhalangan hadir secara langsung di lokasi sambil ngopi.

 Konon, para paslon itu diundang untuk berdiskusi menyampaikan visi misinya terkait dengan pengurangan risiko bencana (PRB). Karna, pada kenyataannya masalah kebencanaan itu belum banyak dipahami oleh para calon pejabat, sehingga belum menjadi prioritas.

 Terbukti dalam acara yang dikemas dalam Special Talkshow Cagub-Cawagub Jawa Timur 2024, dengan tema Pengurangan Risiko Bencana dalam Visi Pembangunan Jawa Timur 5 Tahun Ke depan, tidak dihadiri oleh semua paslon, dengan berbagai alasan. Bahkan ada yang minta dijadwal lagi.

 Hari itu, yang berani hadir di Resto yang halamannya ada Pohon Juwet (Jamblang) dan sedang berbuah, adalah Emil Elestianto Dardak, biasa dipanggil Emil. Dia datang sendirian tanpa Khofifah, pasangannya. Rupanya, pasangan nomor urut 2 ini yang paling siap ngobrol bareng relawan kemanusiaan yang tergabung dalam F-PRB. Ini bisa dimaklumi karena mereka itu adalah petahana yang memiliki misi Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju 'Indonesia Emas 2045'.

 Adapun salah satu misinya yang dekat dengan PRB, yaitu Menjaga kelestarian lingkungan hidup demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan selaras dengan daya dukung alam dan lingkungan, serta mendorong pengembangan ekonomi hijau dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan lintas sektoral.

 Apapun hasil dari acara di DK26 yang menunya enak, juga kopinya itu, paling tidak dapat menyadarkan para pejabat di Jawa Timur (khususnya yang baru dilantik), bahwa keberadaan F-PRB juga perlu diperhitungkan. Disamping anggotanya banyak tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur, karyanya pun dalam membantu program pemerintah di bidang kebencanaan juga tidak sedikit.

 Yang jelas, keberanian pengurus F-PRB Jatim mengadakan acara ini patut diapresiasi oleh seluruh pihak. Dalam suasana yang serba terbatas, termasuk anggarannya, mampu menyelenggarakan acara yang tidak semua pihak dapat melakukannya.

 Paling tidak, gelaran acara yang dihadiri mBak Sifa yang tangannya sakit, mbak Nadiroh yang membawa putri kecilnya, dan Bu Zam yang membawa tape empuk manis itu dapat dijadikan pembelajaran, bahwa mengundang “orang penting” itu tidak mudah. Begitu juga mengajak anggota untuk hadir, baik secara offline, maupun online itu juga tidak gampang.

Tentu gelaran yang pertama ini perlu ditindak lanjuti dengan menyiapkan acara selanjutnya dengan tema “Jagongan Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih” yang memenangi kontestasi pilkada 2024. Terutama menyiapkan anggarannya.

 Semoga pengurus F-PRB Jatim dapat segera melakukan evaluasi penyelenggaraan acara di DK26, sekaligus menggagas rencana berikutnya yang lebih matang lagi, untuk mengenalkan diri kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, lewat acara “Jagongan” yang lebih seru lagi. Sehingga “virus PRB” akan dapat mewarnai kebijakan pembangunan Jawa Timur yang akan disusun oleh penguasa baru yang memenangi pilkada. Salam Tangguh. [eBas/RabuLegi-20112024]

 

 

 

 

 

 

 

  

Minggu, 10 November 2024

SUMBANGAN BERSYARAT

 Seperti lazimnya sebuah komunitas sosial yang berangkat dari hobi dan rasa peduli, biasanya dalam kegiatannya lebih bersifat non profit. Dimana dalam berkegiatan tidak mengutamakan keuntungan materi, tetapi lebih kepada rasa kepuasan diri, dan mengedepankan kesetia kawanan.

 Begitu juga dengan formalitas (forum bersama lintas komunitas), sebagai wadah dari berbagai komunitas yang memiliki kesamaan diberbagai bidang, untuk bersama membuat kegiatan kolaborasi yang manfaatnya dirasakan oleh banyak pihak.

 Salah satu bentuk kegiatan formalitas yang bersifat kolaboratif itu diantaranya adalah mengadakan anniversari. Tahun ini formalitas akan berulang tahun yang ke 6 (enam). Dalam rangka merayakannya, tentu perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggungjawab terhadap sukses tidaknya anniversari tahun ini.

 Seperti tahun-tahun yang lalu, pantia anniversari datang dari berbagai komunitas yang menjadi mitra formalitas, sehingga tampak keberagamannya. Keberagaman ini sebagai bentuk kekompakan semua pihak yang tergabung dalam formalitas., sekaligus sebagai media belajar berorganisasi, belajar memimpin, dan belajar bertanggungjawab terhadap beban kerja yang diembannya.

 Mengingat komunitas yang tergabung dalam formalitas itu  bersifat sosial jauh dari kalkulasi untung rugi, maka untuk mendukung kegiatan, panitia akan berusaha menggali dana secara swadaya. Salah satunya adalah dengan mengirimkan proposal ke beberapa pihak, dengan harapan proposal itu membawa hasil berupa bantuan yang tidak mengikat tanpa syarat.

Begitulah, dari tahun ke tahun penyelenggaraan anniversari formalitas selalu begitu dan menuai hasil yang signifikan dengan jerih payah panitia dalam menyiapkan segala hal yang terkait dengan aniversari. Termasuk dalam upaya menggali dana dari berbagai pihak tanpa syarat tertentu yang memberatkan. Istilahnya susu tante (sumbangan sukarela tanpa tekanan).

 Nah, baru tahun 2024 ini, dalam rangka menyiapkan anniversari formalitas yang ke-6, ada pihak tertentu yang mau menyumbangkan dengan syarat harus mengikuti aturan mainnya. Istilahnya “keuntungan apa yang akan saya peroleh jika saya nyumbang kepada kalian”.

 Rupanya pihak tertentu ini, merupakan “Orang baru” yang mencoba “memanfaatkan” keberadaan komunitas untuk mengembangkan usahanya. Dia dan orang-orangnya berusaha masuk ke dalam GWA komunitas, untuk kemudian mendorong agar komunitas berkumpul mengadakan rapat, dan Dia akan datang untuk promosi.

 “Ayo silahkan mengumpulkan anggota kalian, nanti saya atau bawahan saya akan datang untuk menjelaskan program, agar kalian mendapat imbalan,” Begitulah harapnya lewat postingan.

 Redaksinya kurang lebih begitu. Intinya Dia minta anggota komunitas berkumpul kemudian Dia akan datang memanfaatkan waktu untuk bercerita tentang programnya. Padahal, seharusnyalah Dia yang mengajak komunitas untuk bertemu, karena Dia yang butuh.

 Minggu Legi (10/11/2024) malam, bertempat di Surabaya Kuliner, dekat terminal Joyoboyo, Surabaya, panitia anniversari formalitas berkumpul mendengarkan penjelasan dari “Orang baru” tentang keinginannya berdonasi untuk meramaikan agenda tahunan formalitas, dengan ketentuan harus menjadi member dulu kemudian berinvestasi sejumlah uang.

 Sebenarnya, saya bukanlah panitia anniversari. Namun karena saya pernah “dikecewakan” saat menggelar Giat Resik Kali Surabaya beberapa waktu yang lalu, maka saya tergerak untuk mengingatkan panitia agar tidak mengalami kekecewaan seperti saya dan teman-teman panitia Giat Resik Kali Suroboyo, 22 September 2024.

 Sungguh, baru kali ini ada calon donatur yang meminta syarat tertentu untuk mencairkan donasinya. Padahal seperti biasanya, pihak lain itu kalau niat nyumbang ya nyumbang saja tanpa syarat macem-macem. 

Piye to ki, niat tolek duwit, kok malah dikongkon setor duwit. Lha opo duwite mbahne sangkil po ?.

 Cukup Jamaah Lorong eduCation saja yang kecewa oleh perilakunya. [eBas/SeninPahing-11112024/ndleming dewe durung ngopi]

 

    

Sabtu, 02 November 2024

LEWAT MUBES PERTAMA MANTABKAN KOMITMEN BERSAMA

Hari itu, sabtu (02/10/2024), di rumah Cak Keso, nama aslinya Bimo Santoso, anggota GRRM Surabaya, yang juga penggagas berdirinya Yayasan Bumi Cadas Indonesia (BCI), berkumpul menggelar musyawarah besar (mubes) yang pertama.

Konon, kegiatan ini disamping sebagai ajang silaturahmi, juga untuk menyamakan persepsi terhadap visi misi dan tujuan berdirinya Yayasan BCI, yang sudah memiliki akta kelembagaan. Pertemuan dengan suasana santai ini juga untuk membangun komitmen bersama guna mempercepat bergeraknya roda Yayasan dengan program kreatif, dan inovatif yang diusulkan oleh masing-masing anggota.

Ya, melalui mubes, masing-masing anggota dibebaskan mengusulkan mimpinya tentang program yang applicable, sesuai kapasitas yang dimiliki. Jare wong jowo, “wani usul, yo wani mikul”. Untuk itulah dari semua usulan yang terkumpul itu, akan dipilah dan dipilih oleh tim kecil untuk diangkat menjadi program prioritas.

Termasuk usulan agar GRRM dan Ngaji Bareng Sak Ngopine, menjadi program ikonik dari Yayasan BCI, yang harus didukung dan dijalankan bersama-sama secara istiqomah sehingga keberadaannya akan semakin dikenal oleh khalayak ramai.

Sambil nyemil jajanan yang 'berkelas', diantaranya apem, perut ayam, lemper, lumpur, bikang, dan onde-onde, Cak Keso juga bercerita tentang upaya menbangun kerjasama dengan PT Klinko Karya Imaji Tbk, yang berdiri tahun 2016, dan berlokasi di Gresik.

Sesuai informasi mbah Gugel, PT. Klinko ini merupakan perusahaan penghasil produk kebersihan dengan kandungan material daur ulang limbah tekstil yang telah terimplementasi di 90% produknya melalui aplikasi benang sebagai unsur utama produk seperti kain pel, mop dan keset yang menjadi produk unggulannya.

Hal ini sebagai wujud komitmen PT Klinko Karya Imaji untuk mendukung Program Sustainable Development Goals khususnya Point 12 tentang Responsible Consumption and Production, yang menekankan pada efisiensi dalam penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah yang efektif, dan pengembangan produk ramah lingkungan.

Tentu sebagai aktivis pecinta alam yang kegiatannya bersentuhan langsung dengan upaya pelestarian lingkungan, upaya membangun kerjasama dengan PT Klinko ini perlu disegerakan untuk diwujudkan karena bersinggungan dengan aktivitas Yayasan BCI, terkait dengan upaya membantu mengurangi sampah textile yang mencemari lingkungan.

Artinya, anggota BCI diharapkan mendukung dengan cara mengumpulkan pakaian bekas (gombal) untuk di daur ulang. Dari pada tidak dipakai dan memenuhi lemari/gudang, atau dibuang ke tempat sampah. Lebih baik “dikerjasamakan” dengan Klinko. Dalam hal ini, peserta mubes sepakat yang menjadi koordinator pergombalan adalah Om Joko, Komandan relawan Sisi Barat, (dibantu mas Fikri dan mbak Itoet).

Sungguh, mubes yang di gelar di perumahan Rungkut Asri Barat XV/25, Surabaya sangat istimewa karena didukung oleh sayur asem, bothok tanpa daun lamtoro, dan ayam goreng renyah. Semua suka, cocok dengan udara yang panas dampak perubahan iklim dunia.

Beberapa catatan yang perlu segera di tindak lanjuti diantaranya adalah, pembentukan tim khusus yang akan membahas AD/ART yang disesuaikan dengan visi misi Yayasan, sebagai kompas pergerakan, pengadaan kantor sekretariat, seragam dan pertemuan selanjutnya pasca mubes.

Kumandang adzan asar terdengar. Pertanda mubes harus disudahi dengan segala dinamikanya, dengan segala mimpinya. Sambil berswafoto gaya bebas, peserta mubes mendokumentasikan kehadirannya, bahwa mubes pertama sudah terlaksana. Ada asa tentang perlunya segera mengadakan peningkatan kapasitas anggota BCI, khususnya tentang manajemen organisasi dan public speaking (terkait dengan kemampuan negosiasi).

Akhirnya, mari kita sepakati tentang pentingnya komitmen mengelola kebersamaan ini secara transparan, dan bertanggungjawab. Saling menguatkan tanpa meninggalkan, saling merangkul tanpa memukul. Sehingga, dalam setiap aksi tidak ada dusta diantara kita. Salam Tangguh. [eBas/MingguWage-03102024]