Selasa, 18 April 2017

JAMBORE RELAWAN

Konon, sebagai upaya tindak lanjut dari Latihan Gabungan yang dipelopori Komunitas Relawan Indonesia (Latgab K.R.I) di Hutan Wisata Pacet, Mojokerto, maka kawan-kawan dari K.R.I Malagraya menggagas kegiatan yang diberi nama Jambore Relawan Merah Putih. Kegiatan yang mengambil tempat di daerah Lembah Dieng, Kota Malang, diikuti oleh beberapa organisasi relawan.

Dengan berbekal semangat kebersamaan antar berbagai elemen relawan, jambore ini bertujuan untuk saling berbagai informasi, tukar pengalaman, sekaligus mempererat tali silaturahim. Bersama berupaya membongkar ego sektoral yang selama ini menjadi ganjalan dalam membangun kegiatan bersama, seperti latihan gabungan.

Ya, ego sektoral yang membanggakan bendera sendiri dengan memandang sebelah mata bendera yang lain, itu masih ada, masih dipelihara. Buktinya, ada yang sengaja tidak mau datang, bahkan mengajak untuk tidak ikut Jambore Relawan yang baru pertama digelar secara mandiri, tanpa fasilitasi dari pemerintah, apalagi bantuan dana.

Mungkin, mereka yang tidak ikut itu merasa bahwa Jambore Relawan itu sudah bukan kelasnya. Sehingga mereka tidak datang dengan alasan sibuk atau tidak diundang. Padahal jauh hari panitia sudah mengirimkan undangan, juga disebar melalui media sosial.

Ya, itu sah-sah saja mereka tidak datang. Karena, mungkin merasa tidak ada untungnya ikut kegiatan yang dimotori oleh K.R.I Chapter malangraya, yang nota bene sebuah organisasi baru, yang belum punya nama, dana, dan prestasi yang mendunia seperti mereka.

Kegiatan yang digelar selama tiga hari, jum’ad sampai minggu (14 – 16 april 2017) menyajikan materi dasar kebencanaan. Dalam penyajian materi, selalu diselipi dengan guyonan yang membuat suasana dinamis. Dengan konsep dialogis partisipatoris pemateri memberikan contoh nyata, seperti kegiatan mitigasi, evakuasi dan penyiapan dapur umum, sehingga peserta mudah memahami materi.

Untuk acara praktek dan simulasi,korlapnya Cak Ghombenk dan Bang Jhone Brengos. Mereka berdua menyajikan materi water rescue, vertical rescue dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Semua berjalan sesuai skenario, semua peralatan pendukung juga berfungsi dengan baik.

Pesertanya pun tidak kalah heboh, mereka penuh semangat mengikuti instruksi. Jatuh bangun bersama  untuk mempererat tali silaturahim, mengasah keterampilan dan meningkatkan kapasitas sebagai rekawan penanggulangan bencana yang tangguh, terampil dan trengginas melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

Ya, jambore sebagai ajang pertemuan antar relawan untuk saling berbagi informasi dan pengalaman yang dikemas secara apik dan menarik. Apalagi, panitia pelaksana berhasil menggandengn komunitas musik untuk unjuk karya dengan segala gaya, membuat suasana penuh suka dan semuanya bergembira.  

Hanya ada satu kata, jambore relawan ini harus ada kelanjutannya. Tentunya pasca kegiatan ini harus terus dipupuk rasa kebersamaan yang telah dijalin lewat jambore, melalui berbagai media komunikasi. ingat !!! .... sekali layar terkembang pantang surut ke belakang. Selamat buat semuanya. [eBas]


  

1 komentar:

  1. Mantab tulisannya ndan, semoga bisa mengetuk hati rekan2 relawan lain untuk bisa saling bersinergi antar organisasi relawan

    BalasHapus