Konon, sebagai upaya tindak
lanjut dari Latihan Gabungan yang dipelopori Komunitas Relawan Indonesia
(Latgab K.R.I) di Hutan Wisata Pacet, Mojokerto, maka kawan-kawan dari K.R.I
Malagraya menggagas kegiatan yang diberi nama Jambore Relawan Merah Putih. Kegiatan yang mengambil tempat di daerah
Lembah Dieng, Kota Malang, diikuti oleh beberapa organisasi relawan.
Dengan berbekal semangat
kebersamaan antar berbagai elemen relawan, jambore ini bertujuan untuk saling
berbagai informasi, tukar pengalaman, sekaligus mempererat tali silaturahim. Bersama
berupaya membongkar ego sektoral yang selama ini menjadi ganjalan dalam
membangun kegiatan bersama, seperti latihan gabungan.
Ya, ego sektoral yang membanggakan
bendera sendiri dengan memandang
sebelah mata bendera yang lain, itu
masih ada, masih dipelihara. Buktinya, ada yang sengaja tidak mau datang,
bahkan mengajak untuk tidak ikut Jambore Relawan yang baru pertama digelar
secara mandiri, tanpa fasilitasi dari pemerintah, apalagi bantuan dana.
Mungkin, mereka yang tidak ikut
itu merasa bahwa Jambore Relawan itu sudah bukan kelasnya. Sehingga mereka
tidak datang dengan alasan sibuk atau tidak diundang. Padahal jauh hari panitia
sudah mengirimkan undangan, juga disebar melalui media sosial.
Ya, itu sah-sah saja mereka tidak
datang. Karena, mungkin merasa tidak ada untungnya ikut kegiatan yang dimotori
oleh K.R.I Chapter malangraya, yang nota bene sebuah organisasi baru, yang
belum punya nama, dana, dan prestasi yang mendunia seperti mereka.
Kegiatan yang digelar selama tiga
hari, jum’ad sampai minggu (14 – 16 april 2017) menyajikan materi dasar
kebencanaan. Dalam penyajian materi, selalu diselipi dengan guyonan yang
membuat suasana dinamis. Dengan konsep dialogis partisipatoris pemateri
memberikan contoh nyata, seperti kegiatan mitigasi, evakuasi dan penyiapan
dapur umum, sehingga peserta mudah memahami materi.
Untuk acara praktek dan
simulasi,korlapnya Cak Ghombenk dan Bang Jhone Brengos. Mereka berdua menyajikan
materi water rescue, vertical rescue dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Semua
berjalan sesuai skenario, semua peralatan pendukung juga berfungsi dengan baik.
Pesertanya pun tidak kalah heboh,
mereka penuh semangat mengikuti instruksi. Jatuh bangun bersama untuk mempererat tali silaturahim, mengasah
keterampilan dan meningkatkan kapasitas sebagai rekawan penanggulangan bencana
yang tangguh, terampil dan trengginas melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
Ya, jambore sebagai ajang
pertemuan antar relawan untuk saling berbagi informasi dan pengalaman yang dikemas
secara apik dan menarik. Apalagi, panitia pelaksana berhasil menggandengn
komunitas musik untuk unjuk karya dengan segala gaya, membuat suasana penuh
suka dan semuanya bergembira.
Hanya ada satu kata, jambore relawan
ini harus ada kelanjutannya. Tentunya pasca kegiatan ini harus terus dipupuk
rasa kebersamaan yang telah dijalin lewat jambore, melalui berbagai media
komunikasi. ingat !!! .... sekali layar terkembang pantang surut ke belakang. Selamat buat semuanya. [eBas]
Mantab tulisannya ndan, semoga bisa mengetuk hati rekan2 relawan lain untuk bisa saling bersinergi antar organisasi relawan
BalasHapus