Bertempat di joglo kadiren (joka),
Sedati, Sidoarjo, kawan-kawan relawan penanggulangan bencana yang tergabung
dalam SRPB JATIM berkumpul. Ngobrol bareng menjaga tali silaturahmi antar
relawan dari berbagai organisasi agar semakin kuat ikatan persaudaraannya,
tidak mudah putus hanya karena kesalahpahaman. Di Joka pula tempat untuk
berkoordinasi menyatukan asa dalam satu kesepahaman.
Di Joka, mereka sepakat membuat acara
rutinan Arisan Ilmu dengan konsep, “ dari
kita, oleh kita, dan untuk kita”. Materinya bersifat umum tentang
kebencanaan, kemanusiaan dan lingkungan, termasuk materi jurnalistik kebencanaan. Sedangkan nara sumbernya, bisa siapa
saja, yang penting menguasai materi dan rela tidak mendapat honor, alias
gratis. Bayarnya cukup ucapan terima kasih.
Setahun sudah Arisan Ilmu berjalan
dengan penuh apa adanya. Idealisme dan komitmen bersamalah yang menggerakkannya,
yang penting tetap bergembira dan bahagia untuk saling tukar informasi tentang
kebencanaan di darahnya masing-masing melalui grup whatsApp. Informasi yang
saling melengkapi untuk menghindari berita hoax.
Seperti Kang Palih, yang rutin
mengabarkan kejadian bencana diseputaran Kabupaten Magetan. Begitu juga dengan
Cak Amir bayer dan Cak Darwan. Mereka berdua setia menginformasikan kejadian
banjir, tanah longsor, dan laka laut di daerah ‘tapal kuda’. Begitu juga dengan kawan-kawan lain di berbagai
daerah yang mempunyai potensi bencana.
Ini menunjukkan bahwa ‘energi positif’ yang ditebar dari
Joka dalam bentuk jalinan komunikasi
antar relawan mulai menampakkan hasilnya. Sungguh, informasi yang dilemparkan silih berganti itu sangat berguna sebagai masukan info bagi staf ‘pusdatin’ BPBD untuk
melengkapi laporannya.
Kegiatan SRPB itu semuanya didanai
secara mandiri, hasil urunan dari berbagai pihak tanpa ada paksaan dan ikatan.
Semua berjalan dalam keikhlasan berbasis kesukarelaan. Termasuk dalam menyusun
program. Semua usulan, gagasan, saran dan masukan dibahas dalam suasana
musyawarah. Hasil keputusan yang disepakati pun juga dilaksanakan dengan penuh
kehati-hatian, agar tidak mengecewakan banyak pihak dan bisa menjadi bahan
fitnah bagi yang tidak suka.
Banyak anggota mitra SRPB JATIM yang
mengusulkan untuk membuat program latgab, diklat maupun kegiatan outdoor
lainnya. Ada pula keinginan menjadikan SRPB JATIM sebagai tempat relawan
melakukan kajian kebencanaan yang membahas tentang jitupasna, kajian risiko
bencana, rencana penanggulangan bencana, mitigasi dan kesiapsiagaan, serta
lainnya.
Dimana hasilnya nanti bisa diberikan
ke BPBD (dan pihak lain) sebagai bentuk sumbang sih relawan penanggulangan
bencana kepada penguasa regulasi dan pemilik kebijakan. Tentu, semua masukan
harus dibicarakan dulu dengan cermat. Namun ternyata tidak mudah dilakukan
karena kesibukan masing-masing relawan di organisasi induknya. Inilah kendala
yang menghantui manakala harus berkoordinasi untuk membangun asa bersama. Disinilah
relawan perlu belajar menjalankan roda organisasi agar keberadaannya bisa
lestari.
Mungkin, tidak terlalu salah jika
Joka merupakan tempat latihan berorganisasi, menempa diri menjadi pribadi yang
mumpuni melaksanakan tugas organisasi. Di Jokalah relawan ‘berkenalan’ dengan istilah planning, organizing, actuating,
controlling, staffing. Walau tidak mendalam tapi semua sudah berproses dalam
praktek. Harapannya berdampak positif dalam program SRPB JATIM.
Namanya belajar, tentulah memerlukan
sebuah proses panjang yang harus dilalui. Atas nama kebersamaanlah yang
mengikat proses belajar berorganisasi. Ya, kebersamaan yang indah. Bergotong royong
menjalankan program peningkatan kapasitas relawan. Saling membantu dan saling
mengingatkan penuh keikhlasan. Semua bisa dijumpai di Joka, saat kawan-kawan
SRPB JATIM menggelar asa lewat Arisan Ilmu. Salam Tangguh, Salam Literasi,
saling berbagi, saling menginspirasi. [eBas/senin kliwon 4/6]
Jer Basuki Mowo Beo
BalasHapustetap semangat membangun kapasitas
tetap semangat merajut paseduluran