Minggu, 15 September 2019

SRPB JATIM GELAR WORKSHOP JURNALISTIK


Sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB JATIM) sebagai wadah berkumpulnya organisasi relawan di jawa timur, di bulan September 2019 ini mempunyai gawe special, yang bernama Workshop Jurnalistik Kebencanaan.

Dikatakan special karena kegiatan ini hanya dikhususkan untuk relawan yang sungguh-sungguh berminat dalam bidang jurnalistik. Disamping itu, Workshop ini merupakan kegiatan pertama yang digelar SRPB JATIM dengan model berbayar (tidak seperti Arisan Ilmu Nol Rupiah sebagai ikon SRPB JATIM). Masing-masing peserta wajib berdonasi Rp. 135.000,- dengan mendapat fasilitas Kaos mbois, Piagam untuk kelengkapan seritikasi, dan Konsumsi yang memenuhi standar gizi nasional.

Konon, kegiatan special ini lahir dari hasil ngobrol tipis-tipis di kartor sekretariat SRPB JATIM, lantai dua, BPBD Provinsi Jatim, sambil menikmati makanan yang dibawa sendiri oleh anggota sebagai simbol kerukunan dan kebersamaan. Semoga saja kedepan bisa muncul kegiatan special lainnya dalam semangat meningkatkan kapasitas relawan.

Kegiatan yang special ini digelar di ruang Siaga BPBD Provinsi Jawa timur. Ruangannya representatif untuk rapat dengan fasilitas sound system, LCD, dan AC yang cukup dingin melenakan mata, alias ngantuk.

Rizki Danianto, praktisi jurnalistik, berkenan berbagi ilmu untuk membekali relawan saat meliput peristiwa kebencanaan. Baik saat pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana. Harapannya, relawan bisa menyampaikan berita dengan benar yang didukung data, fakta berdasar 5 W 1 H, dan foto-foto yang ‘beretika’ agar tidak meresahkan berbagai pihak.

Kata Yossi Merapi, praktisi media TV, menyebarkan berita tidak boleh berubah menjadi bencana jurnalistik. Karena, berita yang disampaikan itu bisa berpengaruh terhadap psikologis masyarakat, khususnya yang menjadi korban. Hal ini sejalan dengan isi pasal 5 kode etik jurnalsitik wartawan Indonesia “wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya” (Budayana, 2012:47)

Untuk angkatan pertama ini, pesertanya dibatasi untuk 15 orang saja yang datang dari berbagai organisasi. Dengan jumlah peserta yang terbatas ini dimaksudkan bisa lebih efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Begitu juga rencana untuk kegiatan selanjutnya. Karena, konon kata panitia, animo relawan untuk ikut kegiatan berbayar ini banyak sekali, di luar perkiraan.

Mungkin semua ini karena materinya yang menarik, dan disampaikan langsung oleh ahlinya. Dalam workshop ini materi yang disajikan meliputi, cara mencari berita, cara menulis berita, lima langkah menulis berita, teknik wawancara, bahasa jurnalistik, fotografi, dan jurnalistik kebencanaan. Semuanya disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami.

Peserta sangat antusias mengikuti sajian materi. Mereka mencatat penjelasan nara sumber untuk kemudian melakukan praktek wawancara sekaligus menulis berita dengan kaidah-kaidah jurnalistik. Kiranya perlu diketahui bahwa berita merupakan laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang penting dan menarik bagi sebagian khalayak, bersifat baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa. Dengan demikian, Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita, bila tidak dipublikasikan media massa secara periodik. (JB. Wahyudi dalam Djuroto,2004:47). 
Dengan demikian tulisan yang akan dibuat nanti haruslah mudah dimengerti oleh pembacanya.

Tentu, seusai mengikuti workshop ini peserta harus terus berlatih dan berlatih terus dengan tekun dan sabar, untuk memperkaya perbendaharaan kata dan mampu membuat narasi serta mengembangkan berita menjadi sebuah tulisan yang enak dibaca (seperti, in deep news, feature, maupun opini yang menggugah nurani pembacanya). Paling tidak, kedepan peserta dapat memanfaatkan keberadaan web.srpb dengan berbagai berita terkait peristiwa kebencanaan di daerahnya. Salam Tangguh, Salam literasi, terus menginspirasi. [eBas/minggu pon-150919]


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar