Sungguh, merupakan kebanggaan
tersendiri bisa ikut kegiatannya Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid. Banyak
pelajaran yang dapat diambil dari komunitas yang begitu cair dalam berkegiatan.
Mereka tidak punya aturan yang mengikat. Semuanya mengalir begitu saja, yang
penting program bersih-bersih Masjid berjalan lancar sesuai kesepakaatan antara
takmir Masjid dengan komunitas.
Hari minggu pahing (07032021) DI
Masjid Al-Muslimin, Dukuh Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya utara, Komunitas
Gerakan bersih-bersih Masjid mengadakan kerja bakti. Tanpa menunggu pesertanya
lengkap, acara dimulai. Ada yang langsung menggulung karpet untuk kemudian
disapu dan di pel, menyikat lantai kamar mandi, pagar dan dinding. Sementara,
yang lain membersihkan kipas angin dan pendingin ruangan.
Peralatan yang dibawa pun
langsung turut mempermudah pekerjaan. Misalnya, sapu, sikat lantai, cairan
pembersih, tangga lipat, lap pel, vacuum cleaner, dan sejenisnya.Tidak lupa
mereka juga membawa konsumsi sendiri. Nasi bungkus, gorengan, lengkap dengan
minumnya.
Ya, mereka berusaha membantu
membersihkan Masjid tanpa merepotkan takmirnya. Sehingga, semua keperluan untuk
melaksanakan program kerja bakti ini berusaha dicukupi sendiri. Kalau pun
takmir ikut “Suguh, Lungguh lan Gupuh” itu
merupakan kehendak takmir sendiri di luar scenario mereka.
Sungguh banyak pelajaran yang
dapat dipetik dari kegiatan bersih-bersih Masjid. Sebuah gerakan yang
mengedepankan kebersamaan, keikhlasan, dan komitmen terhadap gerakan untuk
mendapat barokah-NYA.
Komunitas yang sangat cair ini
juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga kepercayaan, dan keterbukaan dalam
rangka mewujudkan sikap gotong royong,
melaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk umat.
Anggota Komunitas Gerakan
Bersih-bersih Masjid ini kebanyakan datang dari berbagai organisasi pecinta
alam. Karena seringnya bertemu saat berkegiatan di alam bebas itulah, (mungkin)
tercetus untuk mengadakan aksi bersama membersihkan Masjid.
Cara kerjanya cukup sederhana,
tidak terlalu prosedural. Mereka menghubungi takmir untuk minta ijin
membersihkan Masjid. Jika takmir memberikan ‘lampu
hijau’, mereka langsung menentukan hari dan mengkomunikasikannya melalui
media sosial yang ada, dengan konsep ‘gethok
tular’. Maka atas nama kebersamaan dan saling menguatkan, aksi
bersih-bersih Masjid siap direalisasikan.
Begitulah cara kerjanya
kawan-kawan Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid, tanpa harus rapat
bertele-tele. Semuanya akan melakukan apa yang harus dilakukan sesuai
kemampuan. Disitulah banyak pelajaran yang dapat diambil untuk diduplikasikan
ke komunitas lain.
Tentunya, saat mengawali membuat
gerakan ini juga tidak mudah. Namun, karena semua didasari dengan keikhlasan
membantu takmir membersihkan rumah ibadah. Akhirnya dapat berjalan,maju bersama
saling menguatkan. Pelan namun pasti. Pesertanya tidak pernah tetap. Selalu silih
berganti sesuai kelonggaran waktu anggotanya. Termasuk penulis sendiri yang
belum bisa istiqomah mengikuti Gerakan Bersih bersih Masjid. [eBas/JumatWage-19032021]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar