Kamis, 18 Maret 2021

GERAKAN BERSIH-BERSIH MASJID

Sungguh, merupakan kebanggaan tersendiri bisa ikut kegiatannya Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari komunitas yang begitu cair dalam berkegiatan. Mereka tidak punya aturan yang mengikat. Semuanya mengalir begitu saja, yang penting program bersih-bersih Masjid berjalan lancar sesuai kesepakaatan antara takmir Masjid dengan komunitas.

Hari minggu pahing (07032021) DI Masjid Al-Muslimin, Dukuh Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya utara, Komunitas Gerakan bersih-bersih Masjid mengadakan kerja bakti. Tanpa menunggu pesertanya lengkap, acara dimulai. Ada yang langsung menggulung karpet untuk kemudian disapu dan di pel, menyikat lantai kamar mandi, pagar dan dinding. Sementara, yang lain membersihkan kipas angin dan pendingin ruangan.

Peralatan yang dibawa pun langsung turut mempermudah pekerjaan. Misalnya, sapu, sikat lantai, cairan pembersih, tangga lipat, lap pel, vacuum cleaner, dan sejenisnya.Tidak lupa mereka juga membawa konsumsi sendiri. Nasi bungkus, gorengan, lengkap dengan minumnya.

Ya, mereka berusaha membantu membersihkan Masjid tanpa merepotkan takmirnya. Sehingga, semua keperluan untuk melaksanakan program kerja bakti ini berusaha dicukupi sendiri. Kalau pun takmir ikut “Suguh, Lungguh lan Gupuh” itu merupakan kehendak takmir sendiri di luar scenario mereka.

Sungguh banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan bersih-bersih Masjid. Sebuah gerakan yang mengedepankan kebersamaan, keikhlasan, dan komitmen terhadap gerakan untuk mendapat barokah-NYA.

Komunitas yang sangat cair ini juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga kepercayaan, dan keterbukaan dalam rangka mewujudkan sikap gotong royong,  melaksanakan kegiatan yang bermanfaat untuk umat.

Anggota Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid ini kebanyakan datang dari berbagai organisasi pecinta alam. Karena seringnya bertemu saat berkegiatan di alam bebas itulah, (mungkin) tercetus untuk mengadakan aksi bersama membersihkan Masjid.

Cara kerjanya cukup sederhana, tidak terlalu prosedural. Mereka menghubungi takmir untuk minta ijin membersihkan Masjid. Jika takmir memberikan ‘lampu hijau’, mereka langsung menentukan hari dan mengkomunikasikannya melalui media sosial yang ada, dengan konsep ‘gethok tular’. Maka atas nama kebersamaan dan saling menguatkan, aksi bersih-bersih Masjid siap direalisasikan.

Begitulah cara kerjanya kawan-kawan Komunitas Gerakan Bersih-bersih Masjid, tanpa harus rapat bertele-tele. Semuanya akan melakukan apa yang harus dilakukan sesuai kemampuan. Disitulah banyak pelajaran yang dapat diambil untuk diduplikasikan ke komunitas lain.

Tentunya, saat mengawali membuat gerakan ini juga tidak mudah. Namun, karena semua didasari dengan keikhlasan membantu takmir membersihkan rumah ibadah. Akhirnya dapat berjalan,maju bersama saling menguatkan. Pelan namun pasti. Pesertanya tidak pernah tetap. Selalu silih berganti sesuai kelonggaran waktu anggotanya. Termasuk penulis sendiri yang belum bisa istiqomah mengikuti Gerakan Bersih bersih Masjid. [eBas/JumatWage-19032021]

 

  

 

   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar