Jumat, 15 Desember 2023

MUSIM HUJAN WAKTUNYA MENGHIJAUKAN HUTAN, GUNUNG DAN PANTAI

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 11 Desember 2023, diperingati sebagai hari gunung internasional. Peringatan ini merpakan upaya menyadarkan kita semua akan pentingnya menjaga pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati yang  ada di gunung (termasuk dihutan dan pantai).

Konon, tema hari gunung internasional tahun ini adalah "Memulihkan ekosistem pegunungan", yang harus didukung oleh kebijakan politik, penelitian ilmiah, dan dukungan dana operasional.

Hal ini sebagai upaya mempercepat penghijauan dan mencegah penggundulan gunung untuk usaha ekonomi dengan mengabaikan potensi bencana (termasuk rusaknya habitat flora fauna), yang akan muncul akibat perubahan tata guna lahan.

Dalam peringatan ini, berbagai komunitas di seluruh dunia diharapkan berkontribusi untuk menyelamatkan gunung dengan segala isinya. Salah satunya dengan melakukan penghijauan diawal musim penghujan.

Ya, mereka tidak  hanya menghujaukan gunung saja. Namun  juga menghijaukan area hutan dan lahan kosong untuk mengurangi terjadinya kekeringan (kekurangan air) dan bahaya banjir longsor. Serta menanami pantai dengan mangrove, cemara udang, waru, sono laut, dan tumbuhan lain yang cocok di area pesisir,

Salah satu contoh adalah komunitas sahabat giri wana (SGW), yang bermarkas di Surabaya barat. Di awal musim penghujan ini, mereka telah memulai ”merawat” alam bekerja sama dengan berbagai pihak, menanam pohon untuk ‘melestarikan’  kehidupan. Tidak lupa mereka juga mendiskusikannya sambil nyruput kopi dan menikmati semilirnya malam di alam terbuka.

Jika memungkinkan, mereka juga dapat melakukan upaya memahamankan masyarakat melalui edukasi dan promosi tentang pentingnya upaya pelestarian lingkungan hidup untuk mengurangi risiko bencana. Seperti, upaya mengatasi deforestasi, mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan, serta mengurangi dampak aktivitas manusia yang merugikan ekosistem gunung, hutan dan pantai.

Dengan demikian, setiap orang dapat menjadi bagian dari upaya melindungi keanekaragaman hayati serta ekosistem di gunung, hutan, dan pantai. Termasuk melestarikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Sementara, Cak nDan dengan komunitasnya di Kota Malang, yang telah mendedikasikan diri untuk ‘merawat’ alam dengan caranya sendiri. Konon, hasilnya juga mulai dirasakan oleh berbagai pihak.

Begitu juga dengan komunitas lain yang tidak disebut disini. Mereka, dengan kemampuannya, juga berbuat untuk pelestarian alam.

Ya, mereka adalah pekerja sunyi yang luput dari pemberitaan media. Bahkan kelakuan mereka yang memberi manfaat bagi kehidupan, enggan dipublikasikan. Semua itu, konon untuk menjaga keikhlasan sebagai ladang mencari pahala-NYA.

Musim hujan telah datang di penghujung tahun 2023, waktunya para pegiat alam dan pecinta lingkungan beraksi dengan penuh dedikasi dan loyalitas tanpa batas, menghijaukan gunung, dan hutan yang beberapa waktu lalu kering kerontang, meranggas dan terbakar oleh panasnya kemarau.

Mereka juga merawat pohon bakau  yang menjadi tempat hidup biota laut sekaligus penahan ombak alami agar tidak terjadi banjir rob, abrasi serta intrusi, yang membahayakan kehidupan. Bismillah, mari kita bersama merawat lingkungan alam sesuai dengan kemampuan masing-masing. Salam Lestari. [eBas/JumatKliwon-15122023]  




1 komentar:

  1. tetap semangat kawan...
    jika kita tidak dapat turut beraksi menanam pohon di hutan, gunung dan pantai, kitabisa menanam di pekarangan/lahankosong disekitar rumah kita, atau mengajak warga tetangga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan selokan dari sampah agar tidak terjadi genangan ketika hujan deras.

    sungguh banyak cara untuk berbuat baik

    BalasHapus