“Monggo, jika tidak sibuk, hadir di BPBD Provinsi Jawa Timur, hari minggu (09/11/2025) saya mengadakan pelatihan pengenalan peralatan water rescue, yang diikuti 30 relawan dari berbagai komunitas,” Kata Pak Yogi melalui Whatsaap.
Sebuah ajakan yang menarik. Mengingat saya sudah lama tidak dolan ke BPBD Jatim karena harus tahu diri untuk undur diri, dari pada diundurkan secara diam-diam. Namun terpaksa ajakan Pak Yogi saya tolak karena pada waktu yang sama ada kegiatan yang harus saya ikuti.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Pak Yogi, koordinator Posko Bersama Relawan Surabaya itu diselenggarakan di lokasi Tenpina (tenda pendidikan bencana), yaitu sebuah ruang edukasi yang menyediakan berbagai peraga kebencanaan seperti, layar interaktif, diorama, simulator Early Warning System (EWS), serta poster-poster informasi kebencanaan.
Kegiataan ini dipandu oleh fasilitator yang mumpuni di bidangnya. Mereka adalah, Sukatno (OBI), Zaenal dan Prasetyo. Keduanya dari TRC BPBD jatim. Adapun pesertanya sejumlah 30 relawan dari berbagai komunitas.
“Adapun target yang ingin dicapai adalah agar relawan punya kemampuan dan keahlian di bidang water rescue, agar tidak menjadi relawan pasif,” Kata pria berkulit hitam manis dan murah senyum.
Dikatakan pula bahwa kegiatan ini juga diikuti oleh komunitas yang tergolong baru, diantaranya Komunitas Sungai Watch, Gempa adventure, R-BES, Magana unusa, Camp Sehat Ponorogo, Gesit, dan Cv Trubus.
Tentu kehadiran komunitas baru ini sangat menggembirakan. Pertanda telah muncul komunitas baru yang peduli terhadap masalah bencana, yang semakin hari semakin sering terjadi dengan segala dampaknya. Untuk itulah kehadiran mereka perlu diberi semangat agar tidak muntaber (mundur tanpa berita).
Tentu, semua ini berkat inisiatif Pak Yogi yang mengadakan pelatihan dengan dukungan BPBD Provinsi Jawa Timur. Harapannya, kedepan Pak Yogi dapat merangkul berbagai komunitas untuk membuat agenda berkala sebagai media temu muka saling silaturahmi lintas komunitas untuk menambah wawasan dan meningkatkan kapasitas di bidang kebencanaan.
Untuk kesempatan pertama ini, yang dibahas adalah tentang pengenalan Perahu Karet LCR beserta kelengkapan pendukungnya, seperti helm, Live jaket, Dayung, dan Mopelnya.
“Untuk awal kegiatan, materi yang diberikan berupa pengenalan alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan water rescue beserta fungsi dan cara penggunaannya. Nanti, tanggal 30 November 2025 diadakan uji praktek untuk setiap peserta. Sedangkan Praktek basah direncanakan pada bulan Desember 2025,” Katanya.
Apa yang dilakukan oleh Pak Yogi ini merupakan bentuk nyata dari peran aktif masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana, dan menyiapkan tenaga terlatih yang siap membantu pemerintah dalam pencarian dan pertolongan korban bencana. Mungkin akan lebih indah jika inisiatif Pak Yogi ini dapat dikolaborasikan dengan programnya BPBD. Tetap Semangat Pak, Doa kami di nadimu. [eBas]

apa yg dilakukan oleh pak Yogi merupakan langkah cerdas untuk menambah wawasan dan peningkatan kapasitas relawan secara mandiri tanpa menunggu undangan dari bpbd yg jarang sekali ada sesuai kebijakannya.
BalasHapusayo kawan berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan mandiri