Minggu, 16 Agustus 2015

MAPALA JONGGRING SALAKA



Selamat datang kepada mahasiswa baru Universitas Negeri Malang (d/h IKIP Malang), yang dengan kesadaran sendiri berminat menggabungkan diri ke dalam Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dibidang kepecinta alaman dan lingkungan hidup. Selamat datang di dunia lain, dunia yang tidak biasa, khusus diperuntukkan buat mereka yang bernyali dan bermental berani mencoba tantangan serta punya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan kritis terhadap perubahan lingkungannya, baik lokal, regional, nasional maupun global..

Dalam tulisan yang dimuat di blognya, www.rahmatalkafi.com, Kafi mengatakan bahwa pencinta alam dalam arti bahasa adalah orang yang sangat suka atau gemar akan alam. Dengan demikian Pencinta Alam dapat disebut sebagai organisasi yang mencintai alam, melestarikan lingkungan, meneliti lingkungan, menikmati lingkungan, belajar dari lingkungan, melakukan petualangan ke alam bebas. Biasanya organisasi ini mempunyai anggota yang ulet, solid, loyal, berdedikasi, kreatif serta cerdas dalam berpikir dan bereaksi terhadap masalah pelestarian lingkungan.

Sementara, mapala (mahasiswa pecinta alam) merupakan bagian dari unit kegiatan mahasiswa yang ruang lingkupnya di universitas dan anggotanya khusus terdiri dari mahasiswa dimana mapala itu berkedudukan. Hal ini sejalan dengan apa yang ditulis dalam https://mpajonggringsalaka.wordpress.com, yaitu Sebagai bagian dari Tri Dharma pendidikan Universitas Negeri Malang, Jonggring Salaka merupakan salah satu unit kegiatan yang berkecimpung dalam kegiatan lingkungan, yang mempunyai dasar orientasi kegiatan alam bebas dan Konservasi alam.

Dari tataran konsep pecinta alam, jelaslah bahwa mapala Jonggring Salaka ingin berbagi pengalaman kepada anggotanya demi tumbuhnya kesadaran membantu mensosialisasikan kepada masyarakat dan teman sebayanya, akan pentingnya pelestarian alam melalui kegiatan di alam bebas yang menjadi program organisasi, termasuk melalui Koran kampus.

Ya, kalian nanti, pada waktunya akan diperkenalkan kepada kegiatan di alam bebas beserta sarana prasarana pendukungnya serta berbagai tehnik hidup darurat melawan keterbatasan saat melakukan “pengembaraan” sesuai aturan organisasi. Semua itu dalam rangka menggembleng mental, pengetahuan, wawasan dan keterampilan yang telah diserap melalui berbagai pendidikana dan pelatihan.

Selanjutnya, masalah pengembangan kapasitas, sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing pribadi sesuai dengan kreativitas dan potensi yang dimiliki. Kalian nanti pun akan dikenalkan dengan Organisasi Jonggring Salaka beserta aturan main dan budaya yang berlaku yang harus dijunjung tinggi dimanapun dan kapanpun, selama aktif maupun setelah alumni. Misalnya, tetap menjalin tali silaturahim antar anggota melalui berbagai media yang dimiliki.

Memang, anggapan awam yang sampai saat ini masih berlaku dan sering terdengar sehingga bisa menghambat jalannya kegiatan adalah, anggota mapala itu pemalas, jarang mandi, suka mabuk, kemproh, seenaknya sendiri, bolosan, kurang pandai, tidak berprestasi, tidak suka mengikuti kegiatan forum (seminar dan diskusi yang ada di kampus), slengek’an, nyantai dan seabrek anggapan minor lain.

Walaupun anggapan tersebut tidak semuanya salah, namun tidak sedikit anggota mapala yang pintar, sukses hidupnya, berhasil menjadi pendidik (dosen, guru, dan guru ngaji), dengan gelar akademik yang membanggakan, dan rata-rata alumni mapala itu ulet, kreatif dan cerdik dalam mensiasati kehidupan. Hal ini dibuktikan bahwa alumni mapala Jonggring Salaka, hidupnya mapan semua dengan segala pernak pernik nasibnya.

Artinya, kalian masuk bergabung di dunia kepecinta alaman itu tidak ada ruginya. Karena, disitulah kalian bias berlatih berorganisasi, belajar mengembangkan diri dan belajar cari duit secara mandiri. Di Sekretariat Jonggring Salaka kalian berkesempatan mengembangkan bakat, kreativitas dan hobi serta mengasah kepekaan sosial (yang terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan alam). Semua itu akan berguna kelak bila saatnya hidup bermasyarakat, membangun rumah tangga yang dapat melahirkan generasi muda yang tangguh.

Banyak contoh pengetahuan dan keterampilan yang berguna saat menghadapi permasalahan hidup bermasyarakat. Banyak kisah dari berbagai lintas alumni yang diceritakan saat ‘Sambang Sekretariat’ melepas kangen dan mengingat kenangan ama yang tak terlupa. Dimana, cerita yang disampaikan secara guyonan (kadang sedikit sombong), jika kita bisa memilih dan memilah, banyak wawasan yang bisa menginspirasi, membuka wawasan dan kesempatan untuk membangun jejaring mengembangkan silaturahim. Tanpa dirasakan, cerita-cerita yang mengalir tanpa skenario, sambil nyeruput kopi dan teh panas pun bisa menjadikan kita semakin tahu dan paham akan pengalaman dan karakter sesama anggota dan alumni.

Ada kata mutiara yang mengatakan bahwa bangsa cerdas dan maju adalah yang menulis dan membaca. Untuk itulah, mungkin ke depan, alangkah indahnya jika masing-masing angkatan dengan sebutannya yang khas itu diwajibkan membuat ‘catatan’ yang berisi catatan perjalanan dalam melaksanakan program kerja kepengurusan selama satu tahun. Catatan itu bias berbentuk narasi (artikel, dan kolom), karya puisi, gambar, sketsa dan foto yang kemudian dibukukan.

Sehingga masing masing angkatan mempunyai dokumentasi yang bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya sebagai catatan sejarah bahwa kita pernah berkiprah bersama merajut cita citra dan cinta dalam naungan panji-panji Jonggring Salaka. Ingat kata Cicero, filsuf Prancis, yang mengatakan ‘Historia magistra vitae, nuntia vetustatis’, yang artinya, sejarah adalah guru kehidupan, pesan dari masa lalu. Masa lalu bisa diketahui jika ada peninggalannya, baik berupa tulisan maupun dokumentasi lainnya. Sejalan dengan itu, WS. Rendra, melalui konser Kantata Tawa, mengatakan bahwa ‘orang-orang harus dibangunkan dan Kenyataan harus dikabarkan’.

Yakinlah, banyak alumni, khususnya yang berprofesi sebagai pendidik, biasa menulis, sering menyusun karya tulis ilmiah, jago membuat proposal, rutin membuat laporan dan sejenisnya, termasuk membuat cerpen, puisi dan sketsa, sehingga dapat  dipastikan mau dan mampu jika dimintai untuk mengajari bagaimana cara ‘menulis’. Tinggal bagaimana pengurus dan anggota aktif mengkomunikasikan dengan para alumni yang memiliki kepakaran untuk berkenan berbagi ilmu sambil jagongan nyruput kopi di depan sekretariat Jonggring Salaka yang teduh, asri dan bersih.  

Melalui tulisan sederhana ini mari kita bersama mulai menuliskan sejarah tentang kiprah kita, tanpa pedulikan tata bahasa serta gaya tuturan yang sederhana, sedikit ngawur. Tidak apa-apa tidak sempurna, yang penting berani memulai menulis tentang kita, apapun hasilnya. Karena sesungguhnyalah kalau bukan kita siapa yang peduli?. Selamat bergabung di republik Jonggring Salaka, semoga barokah. Wallahu a’lam bishowab.*[eBas]      





Tidak ada komentar:

Posting Komentar