Selasa, 18 Agustus 2015

PELESTARIAN FLORA FAUNA UNTUK KEHIDUPAN



Konon, untuk menjaga kelestarian flora fauna liar, seperti burung yang hidupnya di perkotaan, seperti di kawasan pertokoan, perkantoran, perkampungan, pasar, sekolah (kampus) dan fasilitas umum lainnya, ternyata cukup mudah, yaitu dengan menanami aneka pepohonan yang rindang yang secara alami dapat memenuhi kebutuhan makanan dan air bagi burung tersebut. Termasuk ikan-ikan kecil yang biasa hidup di selokan/got perumahan yang mengalir menuju sungai.

Menurut pemerhati fauna, kedua hewan tersebut (burung dan ikan) dapat menjadi indikator kondisi lingkungan yang masih layak huni atau sudah memerlukan penanganan serius untuk pemulihannya. Bagaimana dengan hewan liar lainnya seperti tikus, kucing, kupu-kupu, kumbang, siput, belalang, lalat dan capung?. Konon semuanya itu bisa menunjukkan kualitas lingkungan hidup sebagai bagian dari ekosistem.

Yang jelas, usaha pelestarian lingkungan alam itu menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itulah, peran aktivis lingkungan sebagai pendorong tumbunya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup yang sehat, diantaranya dengan menghimbau agar masyarakat bisa hidup berdampingan dan tidak mengusik keberadaannya. Kecuali hewan-hewan yang bisa membahayakan kehidupan manusia, seperti tikus, lalat, dan nyamuk, yang memang harus dikendalikan secara cerdas. Di sisi lain, hewan liar seperti burung, konon dapat memberi hiburan tersendiri, baik  dari keindahan bulunya, suaranya yang merdu dan lucunya gerak geriknya.

Kutilang, tekukur, balam, burung gereja, dan burung manyar, adalah sebagian burung liar yang masih sering terlihat di sekitar pemukiman manusia, namun populasinya semakin berkurang karena terganggu oleh aktivitas manusia. Begitu juga hewan pengendali hama alami (seperti kodok, ular dan cicak) pun semakin punah, sehingga aneka hama pun bermunculan tanpa ada predator alaminya (selain racun pembasmi yang merusak alam secara pelan-pelan).

Dalam beberapa tulisan tentang lingkungan, selalu dikatakan bahwa kerusakan lingkungan alam terjadi sebagai akibat ambisi manusia yang eksploitatif dan kurang bertanggung jawab terhadap pelestarian alam. Jelas dalam jangka waktu tertentu, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah jika tanpa ada upaya pelestarian yang signifikan.

Ada beberapa contoh upaya pelestarian lingkungan alam yang bisa dilakukan, paling tidak dijadikan bahan diskusi saat melakukan program sosialisasi kepada kelompok masyarakat (termasuk karang taruna, remaja masjid, dan lainnya). Seperti (1), Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul. (2) Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif. (3) Pembuatan sengkedan (terasering) bagi daerah daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi. (5) Pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.

Kondisi yang demikian itu, hendaknya menggerakkan para pecinta alam untuk berbuat menyelamatkan flora fauna. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat agar semakin peduli terhadap pelestarian alam. Dengan cara dan gayanya sendiri, beberapa kelompok pecinta alam sudah banyak yang berbuat, seperti gotong royong membersihkan sampah di pantai, menanami pohon bakau di pinggir pantai yang berpotensi abrasi, menyelamatkan sumber mata air dengan menanami tanaman keras, pelepasan burung dan ikan serta kegiatan edukasi untuk generasi muda melalui kegiatan di alam terbuka (outbond).

Beberapa daerah telah memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai tempat untuk beraktivitas warganya (santai dengan keluarga, menghirup udara segar sambil olah raga ringan) sambil menikmati pemandangan di sekelilingnya, mendengarkan suara burung liar dan celoteh para penjual jajanan ditengah bisingnya lalu lintas kota. Bahkan ada taman kota yang dimanfaatkan warganya untuk belajar bersama berbagi ilmu, seperti belajar melukis, fotografi, main musik, pamer hewan piaraan dan lainnya.

Jelas, issue kerusakan alam lingkungan sudah sangat mendesak untuk digulirkan menjadi gerakan bersama sebelum alam semakin tidak bersahabat dengan manusia. Tanda-tanda alam marah pun sudah semakin sering ditampakkan melalui berbagai bencana alam, diantaranya tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan.

Disinilah peran para pecinta lingkungan, termasuk organisasi pecinta alam sangat penting sekali, mari mulai menyayangi flora dan fauna liar yang ada disekitar kita, memulai dari hal-hal yang kecil dulu, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan sekitar, menanam pepohonan dan aneka bunga serta menyayangi burung liar yang bebas berkicau memamerkan keindahan sayapnya. Wallahu a’lam bishowab.*[eBas]


   
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar