Konon, untuk menjaga
kelestarian flora fauna liar, seperti burung yang hidupnya di perkotaan,
seperti di kawasan pertokoan, perkantoran, perkampungan, pasar, sekolah
(kampus) dan fasilitas umum lainnya, ternyata cukup mudah, yaitu dengan
menanami aneka pepohonan yang rindang yang secara alami dapat memenuhi
kebutuhan makanan dan air bagi burung tersebut. Termasuk ikan-ikan kecil yang
biasa hidup di selokan/got perumahan yang mengalir menuju sungai.
Menurut pemerhati
fauna, kedua hewan tersebut (burung dan ikan) dapat menjadi indikator kondisi
lingkungan yang masih layak huni atau sudah memerlukan penanganan serius untuk
pemulihannya. Bagaimana dengan hewan liar lainnya seperti tikus, kucing,
kupu-kupu, kumbang, siput, belalang, lalat dan capung?. Konon semuanya itu bisa
menunjukkan kualitas lingkungan hidup sebagai bagian dari ekosistem.
Yang jelas, usaha
pelestarian lingkungan alam itu menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Untuk itulah, peran
aktivis lingkungan sebagai pendorong tumbunya kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan hidup yang sehat, diantaranya dengan menghimbau agar
masyarakat bisa hidup berdampingan dan tidak mengusik keberadaannya. Kecuali hewan-hewan
yang bisa membahayakan kehidupan manusia, seperti tikus, lalat, dan nyamuk,
yang memang harus dikendalikan secara cerdas. Di sisi lain, hewan liar seperti
burung, konon dapat memberi hiburan tersendiri, baik dari keindahan bulunya, suaranya yang merdu
dan lucunya gerak geriknya.
Kutilang, tekukur,
balam, burung gereja, dan burung manyar, adalah sebagian burung liar yang masih
sering terlihat di sekitar pemukiman manusia, namun populasinya semakin
berkurang karena terganggu oleh aktivitas manusia. Begitu juga hewan pengendali
hama alami (seperti kodok, ular dan cicak) pun semakin punah, sehingga aneka
hama pun bermunculan tanpa ada predator alaminya (selain racun pembasmi yang
merusak alam secara pelan-pelan).
Dalam beberapa tulisan
tentang lingkungan, selalu dikatakan bahwa kerusakan
lingkungan alam terjadi sebagai akibat ambisi manusia yang eksploitatif dan
kurang bertanggung jawab terhadap pelestarian alam. Jelas dalam jangka waktu
tertentu, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah jika tanpa ada upaya
pelestarian yang signifikan.
Ada
beberapa contoh upaya pelestarian
lingkungan alam yang bisa dilakukan, paling tidak dijadikan bahan diskusi saat
melakukan program sosialisasi kepada kelompok masyarakat (termasuk karang
taruna, remaja masjid, dan lainnya). Seperti (1), Reboisasi, yaitu berupa penanaman
kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
(2) Rehabilitasi lahan, yaitu
pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
(3) Pembuatan sengkedan (terasering)
bagi daerah daerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan
terhadap erosi. (5) Pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota
tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di
daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.
Kondisi yang demikian
itu, hendaknya menggerakkan para pecinta alam untuk berbuat menyelamatkan flora
fauna. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat agar semakin peduli terhadap
pelestarian alam. Dengan cara dan gayanya sendiri, beberapa kelompok pecinta
alam sudah banyak yang berbuat, seperti gotong royong membersihkan sampah di
pantai, menanami pohon bakau di pinggir pantai yang berpotensi abrasi,
menyelamatkan sumber mata air dengan menanami tanaman keras, pelepasan burung
dan ikan serta kegiatan edukasi untuk generasi muda melalui kegiatan di alam
terbuka (outbond).
Beberapa daerah telah
memperbanyak ruang terbuka hijau sebagai tempat untuk beraktivitas warganya
(santai dengan keluarga, menghirup udara segar sambil olah raga ringan) sambil
menikmati pemandangan di sekelilingnya, mendengarkan suara burung liar dan
celoteh para penjual jajanan ditengah bisingnya lalu lintas kota. Bahkan ada taman
kota yang dimanfaatkan warganya untuk belajar bersama berbagi ilmu, seperti
belajar melukis, fotografi, main musik, pamer hewan piaraan dan lainnya.
Jelas,
issue kerusakan alam lingkungan sudah sangat mendesak untuk digulirkan menjadi
gerakan bersama sebelum alam semakin tidak bersahabat dengan manusia. Tanda-tanda
alam marah pun sudah semakin sering ditampakkan melalui berbagai bencana alam, diantaranya
tanah longsor, gempa bumi, gunung meletus, tsunami, kekeringan dan kebakaran lahan
dan hutan.
Disinilah
peran para pecinta lingkungan, termasuk organisasi pecinta alam sangat penting sekali,
mari mulai menyayangi flora dan fauna liar yang ada disekitar kita, memulai dari
hal-hal yang kecil dulu, seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan
lingkungan sekitar, menanam pepohonan dan aneka bunga serta menyayangi burung
liar yang bebas berkicau memamerkan keindahan sayapnya. Wallahu a’lam
bishowab.*[eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar