Sudah
menjadi keharusan organisasi, bahwa setelah mengadakan kongres, maka pengurus
terpilih harus segera menyusun kepengurusan dan struktur organisasi beserta
kelengkapan administrasi organisasi. Ini penting agar keberadaan organisasi
bisa segera menunjukkan aktivitasnya sehingga cepat dikenal oleh masyarakat dan
stake holder terkait.
Untuk
itulah, salah satu upaya mempercepat menampakkan aktivitasnya, maka pengurus menyelenggarakan
rapat kerja untuk membahas beberapa agenda yang sudah seharusnya segera
dilaksanakan.
Dalam rapat
pengurus sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB
JATIM), yang dihadiri oleh beberapa pengurus, muncul gagasan spontan tentang
perlunya mengadakan arisan ilmu antar relawan. Sementara, untuk mengawalinya, kegiatan
ini diwajibkan kepada anggota SRPB JATIM.
Nanti,
setelah berjalan, pesertanya diperluas untuk semua relawan yang peduli kepada
upaya peningkatan kapasitas, dalam hal penanggulangan bencana, pengurangan
risiko bencana, dan adaptasi perubahan iklim. Termasuk nara sumbernya pun bisa
dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan kebencanaan.
“Perlunya
cangkruk bareng ala relawan disertai workshop yang diisi oleh pakar, akademisi
dan praktisi kebencanaan, maupun dari relawan sendiri dengan konsep dari kita,
oleh kita, untuk kita,” Kata Hamid, penggagas arisan ilmu.
Kegiatan arisan
ilmu ini sebagai upaya pengimbasan ilmu pengetahuan dan keterampilan guna
menambah wawasan relawan.disamping itu kegiatan ini juga sebagai media belajar
bagi anggota SRPB JATIM pada khususnya. Belajar menjadi nara sumber denga tema
bebas sesuai bidangnya atau kebisaannya, dan belajar menjadi peserta diskusi
yang baik, aktif menyimak apa yang dipresentasikan nara sumber.
Obrolan malam
yang akrab bersahabat ini berjalan mengalir usai pembahasan rencana raker SRPB
JATIM. Dimana, yang harus segera dipersiapkan adalah masalah tempat dan tanggal
pelaksanaan. ini penting, mengingat waktu persiapannya mepet.
Belum lagi
jumlah organisasi yang diundang. Kriterianya bagaimana dan masing-masing
organisasi diwakili berapa orang, kiranya harus juga segera dikonsultasikan
kepada pihak ‘pengampu’ raker SRPB JATIM, agar kerja panitia tidak ‘nabyak-nabyak koyo beras den interi’.
Kegiatan ini
pun juga menyinggung info dari Sugeng Yanu tentang rencana sertifikasi relawan.
Hal ini sebagai upaya pemetaan dan pembinaan untuk meningkatkan kapasitas
relawan sesuai standar yang dipersyaratkan oleh LSP-PB, sekaligus memudahkan mobilisasi
relawan saat ada bencana.
Hal ini
sejalan dengan keberadaan SRPB JATIM yang salah satu programnya melakukan
pendataan keberadaan organisasi relawan penanggulangan bencana se jawa timur,
sekaligus mendorong BPBD Kabupaten/Kota berkenan memfasilitasi terbentuknya
sekber relawan di daerahnya.
Kegiatan yang
diselenggarakan di tempat yang agak ‘perpencil’ ini sangatlah tampak warna
keguyubannya. Masing-masing peserta datang sambil membawa konsumsi
sendiri-sendiri untuk dinikmati bersama-sama.
Semoga kegiatan
kebersamaan ini bisa lestari dan berkelanjutan sebagai upaya peningkatan
kapasitas relawan. Diantaranya dengan kegiatan arisan ilmu dalam rangka sinau
bareng, saling peduli, saling berbagi. Harapannya,
SRPB JATIM dapat membangun upaya peningkatan kapasitas relawan penanggulangan
bencana, yang siap disertifikasi. [eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar