Pagi hari
di Minggu pahing (10/2), seputaran Taman Buderan Waru sudah mulai ramai oleh
berbagai komunitas pecinta alam. Mereka berdatangan dari berbagai daerah di
jatim, dalam rangka belajar bersama tentang navigasi darat (ada juga yang
menyebut navigasi hutan gunung).
Berbagai komunitas
OPA, SISPALA, MAPALA, dan lainnya datang
ke Taman Bunderan Waru dengan tujuan satu, untuk bertemu dan berbagi cerita
diantara teman baru dibawah koordinasi FORMALITAS JATIM (forum bersama lintas
komunitas jawa timur). Sebuah wadah berkumpulnya berbagai komunitas yang
bergerak di bidang cinta alam dan pelestarian lingkungan.
Konon,
pemilihan tempat kegiatan di Taman yang dilintasi jembatan tol menuju bandara
Juanda itu, selain lokasinya strategis, mudah ditempuh dari mana-mana, juga
ideal untuk praktek prusiking, rappelling, vertical rescue, maupun untuk
kegiatan outbond yang tidak mengganggu keteriban umum.
Menurut
pengurus FORMALITAS JATIM, kegiatan ini telah mendapat ijin dari pemkot melalui
kecamatan Gayungan untuk memanfaatkan
Taman Bunderan Waru sebagai ‘Hutan
Edukasi’ bagi para pegiat outdoor
activities di jawa timur. Bahkan rencananya di lokasi yang berada
diperbatasan Surabaya dan Sidoarjo ini akan dilengkapi dengan toilet portable.
Kegiatan rutinan
yang dikemas dalam program “Edukasi Alam Bebas” dengan motto Berbagi dan
Belajar Bersama itu saat ini telah didukung oleh sekitar 42 komunitas (hal ini
tampak pada logo komunitas yang ditempel di balihonya), dan kemungkinan masih
akan bertambah. Mengingat, FORMALITAS JATIM ini sifat keanggotaannya bebas tanpa
batas.
Harapannya
semua yang telah belajar di Taman Bunderan Waru bisa mengembangkan ilmunya di
komunitasnya. Sehingga akan terbentuk sosok pecinta alam yang tangguh,
trengginas dan mumpuni dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai seorang pecinta
alam yang benar-benar mencintai alam, termasuk menjaga kebersihan lingkungan
gunung yang didaki dari serakan sampah, memelihara kelestarian flora fauna di hutan yang dijelajahi. Termasuk kegiatan
Cabut paku dari pohon.
Sungguh kegiatan
Edukasi Alam Bebas dengan materi yang beragam itu dan dikemas secara
partisipatif dan menyenangkan itu, juga mengajarkan akan pentingnya rasa
kesetiakawanan, kejujuran, kerjasama dan bergotong royong untuk melakukan kegiatan
bersama. Istilah kerennya penguatan pendidikan karakter. Merekapun, jika diperlukan
bisa dimobilisasi untuk ikut terjun dalam fase tanggap darurat bencana.
Manakala dirasa
sudah cukup lelah dan materi sudah tersampaikan, baik teori maupun praktek. Maka
acara pun dicukupkan untuk kemudian masing-masing peserta kembali pulang,
menunggu informasi kapan bertemu lagi.
Tidak lupa
pertemuan yang penuh makna itu diabadikan lewat foto bersama maupun berswafoto
melalui handphone masing-masing untuk bahan cerita kepada temannya yang belum sempat
bergabung di Taman Bunderan Waru, agar suatu saat bisa berpartisipasi
meningkatkan kompetensi. [eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar