Ternyata di Kabupaten Kediri,
BPBD setempat telah memfasilitasi berdirinya forum komunikasi relawan
penanggulangan bencana (FKRPB). Sejak tahun 2017, mereka dibina oleh bidang
Pencegahan dan Kesiapsiagaan dengan berbagai kegiatan. Salah satu program
pembinaannya adalah berupa fasilitasi pertemuan FKRPB agar pengurusnya kompak
menjalankan amanah forum dengan penuh tanggungjawab.
Kegiatan fasilitasi forum
komunikasi relawan di akhir bulan Januari 2020 ini bertempat di ruang kilisuci,
di lingkungan kantor pemerintah daerah Kabupaten Kediri, dibuka oleh Plt
Kalaksa BPBD setempat. Dalam arahannya beliau bilang bahwa jangan sampai
kegiatan seperti ini hanya terhenti sampai disini saja, namun harus ada tindak
lanjutnya dalam bentuk program peningkatan kapasitas relawan.
Seperti halnya SRPB JATIM, FKRPB
ini juga merupakan wadah berkumpulnya berbagai organisasi relawan untuk saling
bersilaturahim, berkoordinasi dan membangun sinergi untuk meningkatkan
kapasitas relawan. Hal ini penting. Mengingat Kabupaten Kediri yang luas itu
juga memiliki kompleksitas ancaman bencana. Dengan demikian, ketika relawan dan
masyarakat berdaya dalam hal mitigasi bencana, maka akan banyak membantu BPBD
dalam upaya penanggulangan bencana secara cepat dan tepat. Sehingga bisa
meminimalisir dampak bencana.
Seperti diketahui jika terjadi
bencana maka yang menjadi korban pertama adalah masyarakat setempat. Mereka pun
juga berperan menjadi penolong yang pertama, sebelum pertolongan dari luar berdatangan.
Untuk itulah keberadaan forum diharapkan bisa dilibatkan dalam upaya edukasi
pengurangan risiko bencana kepada masyarakat, seperti yang tersirat dalam Perka
BNPB nomor 17 tahun 2011. Khususnya melakukan sosialisasi (bahkan jika perlu
mengadakan pendampingan) kepada masyarakat yang berdomisili di daerah rawan
bencana, seperti yang diharapkan oleh program keluarga Tangguh bencana yang
baru diluncurkan.
Dengan demikian, relawan itu
harus bisa memberdayakan korban bencana agar tidak ‘tenggelam dalam kesedihan’ di pengungsian. Misalnya diajak
membantu di dapur umum, terlibat dalam kegiatan psikososial, pembersihan
lingkungan pasca bencana, pembangunan huntara maupun huntap, dan kegiatan lain
yang melibatkan masyarakat terdampak untuk mempercepat pemulihan (menumbuhkan
daya lenting).
Tentu, untuk membangun sebuah
forum komunikasi relawan itu tidaklah mudah. Banyak sekali rintangan dari
kalangan relawan sendiri yang tidak senang dengan kehadiran forum yang dianggap
membahayakan eksistensinya. Untuk itu pengurus forum harus mampu dengan sabar
meyakinkan bahwa pendirian forum tidak seperti yang dibayangkannya.
Kini saatnya pengurus membuktikan
dengan menyusun program peningkatan kapasitas bagi relawan, kemudian
dikonsultasikan ke BPBD agar difasilitasi. Seperti diketahui
bahwa seseorang mau menjadi relawan itu disamping karena panggilan jiwa untuk
menolong sesamanya, juga dalam rangka mengaktualisasikan dirinya, belajar
berjejaring dengan sesama relawan di berbagai daerah untuk meningkatkan kapasitas
sebagai relawan penanggulangan bencana. Tentunya tetap memperhatikan
kepentingan keluarga dan masyarakat dimana dia tinggal, agar tetap bahagia.
[eBas/Jum’at Pon-07022020]
Berorganisasi itu pada hakekatnya adalah bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama secara bersama-sama dengan melepas ego masing2, tidak saling menang2an, saling menelikung satu sama lain dan harus mengedepankan transparansi dan saling bertanggungjawab (melu handarbeni). berorganisasi harus mau melepas ego sektoral, mau menerima kesepakatan dan mau mendengar pendapat yang lain terlepas dari senior yunior, tua muda, berpengalaman atawa tidak, semua sama punya hak untuk memajukan organisasi
BalasHapus
BalasHapusadmin numpang promo ya.. :)
cuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indoneisa WA : +85587781483