Rabu, 11 Januari 2023

TERUS BERGERAK MENEBAR MANFAAT

 Konon, sebagai tindak lanjut dari pelatihan PPGD bagi masyarakat awam, yang diselenggarakan sebulan yang lalau, tepatnya tanggal 18 Desember 2022, adalah sosialisasi seputar peraturan penggunaan ambulance dan escorting, yang akan dipandu oleh kawan-kawan dari Sidoarjo.

     Namun karena tidak ada kabar beritanya (mungkin karena kesibukan), maka upaya tindak lanjut itu menjadi tidak lanjut. Dampaknya, upaya melanggengkan silaturahmi antar komunitas relawan menjadi terhenti,

     Tentu, ini menjadi keprihatinan seluruh Jamaah LC, yang sejak lama mencoba memelihara ukhuwah komunitas relawan lewat berbagai kegiatan kebersamaan, dengan tujuan meningkatkan kapasitas, serta memperluas jejaring kemitraan antar berbagai pihak yang peduli kepada kemanusiaan.

     Berangkat dari keresahan itulah, beberapa anggota Jamaah LC, mencoba mencari cara bagaimana mengisi kekosongan kegiatan di awal tahun 2023. Ya, harus segera ada kegiatan, entah apa bentuknya, yang penting ada kegiatan.

     Ini penting, mengingat tahun 2023, yang konon dikaitkan dengan tahun politik, biasanya akan ada larangan berkumpul dari aparat, atas nama ketertiban dan keamanan. Nah, mumpung belum ada larangan itulah, maka Jamaah LC bergerak cepat untuk segera mengadakan kegiatan, tanpa harus menunggu kesiapan kawan-kawan dari Sidoarjo, yang tidak konfirmasi sama sekali tentang kesiapannya.

     Berdasarkan diskusi yang tidak formal di basecamp sambil makan mie goreng campur ceker ayam, termasuk rekomendasi dari mbakyu Arti Novelia, yang kini hijrah ke Jakarta, tepatnya bekerja di Kementerian Kesehatan, disepakati mengadakan pelatihan PPGD tahap 2, dengan tema penanganan dan evakuasi dalam kondisi darurat.

     Ya, kegiatan di awal tahun yang bershio kelinci air ini, akan didampingi oleh dokter Yohanes Ary Prayoga, dari Jombang. Sementara disepakati pula pesertanya diutamakan yang belum mengikuti pelatihan tahap pertama.

     Hal ini terkandung maksud untuk pemerataan kesempatan bagi relawan yang belum pernah mengikuti pelatihan ala Jamaah LC, yang mengedepankan silaturahmi antar relawan. Ini sangat perlu untuk memudahkan koordinasi dalam kerja-kerja kemanusiaan.

     Dalam diskusi yang tidak formal itu, ada usulan agar dalam kegiatan nanti juga mengundang BPBD Kota Surabaya, dan BPBD Provinsi Jawa Timur, untuk memberi semangat kepada peserta agar terus bersemangat meningkatkan kapasitas secara mandiri

     Namanya juga usulan, jadi ya bisa disetujui atau ditolak, dengan berbagai pertimbangan. Misalnya, takut merepotkan, takut mengganggu rutinitas hariannya, maupun takut bersamaan dengan agenda kerjanya.

     Untuk itulah, tampaknya anggota Jamaah LC yang ikut diskusi menyusun agenda awal tahun 2023 ini lebih memilih menjalankan aksi sendiri secara mandiri, dengan konsep dari kita, oleh kita dan untuk kita. 

Ingat kata mbakyu Arti, bahwa ilmu itu akan lebih bermanfaat jika kita tularkan kepada orang lain. dan sebuah kesuksesan apabila orang lain menjadi bisa  berkat ilmu yang kita tularkan. Salam waras, terus bergerak sebisanya. [eBas/RabuPahing-11012023]  

 

 

 

   

 

 

 

 

 

 

 

 

2 komentar:

  1. biasanya menjelang pemilu, atau yg sering disebut dengan istilah tahun politik, maka akan ada pembatasan untuk kegiatan yang mengumpulkan massa banyak. semua itu dilakukan untuk mengeliminir konflik/kerusuhan dan atas nama keamanan dan ketertiban maka pihak keamanan sangat "waspada" memberi ijin dengan alasan apapun.

    untuk itulah mumpung belun ada larangan berkumpul, Jamaah LC bergerak cepat untuk mengumpulkan relawan kota Surabaya dalam kegiatan peningkatan kapasitas relawan dengan materi PPGD, secara mandiri.

    harapannya apa yg dilakukan oleh Jamaah LC bisa menginspirasi komuniras lain untuk membuat kegiatan peingkatan kapasitas secara mandiri yng bisa diikuti oleh berbagai relawan dari komunitas yang berbeda. tujuan utamanya adalah meningkatkan rasa guyup rukun gotong royong dalam kebersamaan melakukan kerja-kerja kemanusiaan secara mandiri tanpa merepotkan pihak lain yang takut direpoti.
    padahal sesungguhnya relawan itu tidak merepoti, relawan itu ingin membantu. hanya perku adanya komunikasi yang harmonis untuk membangun koordinasi dalam rangka memudahkan mobilisasi/

    teruslah bergerak dengan sesuai kemampuan tanpa memaksakan diri karena relawan itu hanyalah pemain pembantu. sedangkan pemain utamanya itu sudah ada dengan tusi yang melekat dengan anggarannya

    BalasHapus
  2. menurut Alfin, setelah PPGD tahap dua akan dilanjutkan dengan acara sharing session tentang pengalaman mempraktekkan materi PPGD dalam kehidupan sehari-hari.
    tentu ini akan menarik karena masing2 orang akan berbeda dalam menangani sebuah kecelakaan.

    mari kita tunggu realisasinya dan semoga saat merealisasikan itu tidak kena larangan berkumpul karena tahun politik yang tentunya semakin mendekati tahun 2024 akan semakin panas.

    semoga relawan tidak terpengarus untuk berpolitik praktis

    BalasHapus