Senin, 27 Maret 2023

MBAK SEFI MENGGAGAS AHWAT UNITED

Kemarin, minggu (26/03/2023) sore pasca solat asar, saya bertemu dengan mbak Sefi, ketua INH beserta beberapa anggotanya yang berkenan berkolaborasi dengan Jamaah LC dalam kegiatan Berbagi Takjil, untuk mendapatkan berkah bulan suci ramadhan.

Keberadaan Jamaah LC yang menjadi wadah jagongan dari berbagai komunitas relawan, dalam bulan ramadhan tahun ini mencoba mengadakan beberapa kegiatan dalam rangka ikut mengais pahala di bulan yang penuh ampunan.

Salah satu komunitas relawan yang mendukung kegiatan yang pertama ini adalah INH. Semetara, komunitas lain yang tergabung dalam Jamaah LC, sudah punya agenda sendiri dengan komunitasnya.

Ada yang menarik saat kami meninggalkan Masjid berjalan menuju Basecamp Jamaah LC. Yaitu, rencana mbak Sefi membentuk Ahwat United sebagai wadah berkiprah wanita muslim di bidang kebencanaan.

Tersirat, beliau ingin mengoptimalkan potensi yang dimiliki anggotanya agar mampu berperan dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana melalui upaya komunikasi edukasi dan informasi terkait dengan pengurangan risiko bencana.

Sungguh saya pribadi sangat mendukung gagasan mbak Sefi membentuk Ahwat United. Hal ini mengingat bahwa di setiap terjadi bencana, kaum perempuan rentan menjadi pelecehan sexual (baik fisik maupun verbal) oleh oknum tertentu yang memanfaatkan kesempatan.

Untuk itulah perempuan harus “diberdayakan” agar mampu berpartisipasi di setiap fase kebencanaan. Mereka harus memahami potensi bencana yang ada di daerahnya, mereka juga harus tahu apa yang harus dilakukan saat dan selama masa tanggap darurat bencana serta apa yang harus dikerjakan saat pasca bencana.

Hendro, direktur PSBL UNITOMO selalu membekali mahasiswa UNITOMO yang melaksanakan KKN dengan konsep Dasa Wisma Tangguh. Dimana sasarannya adalah ibu-ibu anggota PKK, dengan harapan mereka akan memiliki kemampuan mendapatkan informasi terkait dengan bencana, memiliki daya antisipasi, daya proteksi, adaptasi, serta daya lenting pasca bencana.

Konon, menurut Hendro, ibu-ibu yang tergabung dalam Dasa Wisma pasti sudah mengenal warganya. Untuk itu perlu dioptimalkan dengan kemampuan mendata warganya terkait dengan jumlah anggota keluarga, usia, pekerjaan, keadaan fisik, keberadaan kelompok rentan serta kondisi rumah tergolong rawan bencana atau tidak.

Mereka juga diajari membuat peta rawan bencana, jalur evakuasi, menentukan titik kumpul sementara dan lainnya, sebelum pihak luar datang membantu. Termasuk menyiapkan tas siaga bencana untuk setiap keluarga.

Data tersebut akan sangat membantu BPBD dan pihak lain ketika terjadi bencana. Diantaranya akan memudahkan proses evakuasi, penyediaan logistik, layanan kesehaan dan psikososial serta  bantuan lainnya yang harus segera terpenuhi di masa tanggap darurat.

Mbak Sefi pun banyak bercerita tentang perlunya “mengedukasi” kaum perempuan, sesuai pengalamannya ketika terjun di lokasi bencana. Diantaranya ketika beliau ke lokasi bencana Cianjur dan Lumajang, yang sempat rame dengan “oknum” setempat karena mis komunikasi.

Obrolan yang gayeng tentang gagasan indah itu pun berakhir di depan basecamp Jamaah LC, yang saat itu ramai oleh relawan yang tengah menyiapkan paket takjil yang akan dibagikan. Semoga kegiatan berbagi takjil ini menjadi ladang pahala untuk kita semua

Semoga embrio Ahwat United yang sedang digodog dengan seksama dan telah memiliki pataka itu, bisa segera menampakkan eksistensinya dan beradaptasi, membangun sinergi dengan komunitas relawan dan BPBD, yang ada terkait dengan kerja-kerja kemanusiaan. [eBas/seninPahing-27032023]

 

 

 

 

1 komentar:

  1. monggo kawan2 komunitas relawan Kota Surabaya untuk segera ber say hello kepada kemunculan komunitas baru untuk saling bertegur sapa membangun kolaborasi dan sinergitas dalam kerja2 kemanusiaan tanpa memandang suku agama dan ras serta status sosial karena masing2 komunitas pasti punya kapasitas sendiri sesuai ke khasan masing2

    BalasHapus