Rabu, 29 Maret 2023

CERITA PAK YOGI DI SORE HARI

 Beberapa hari yang lalu, Pak Yogi, dari Posko Bersama Relawan Surabaya, memberi info tentang pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana Kota Surabaya, sebagai upaya pembinaan potensi relawan. Kegiatan ini merupakan program kerja dari bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Kota Surabaya.

Sayang, anggota Jamaah LC pada kesempatan ini tidak dapat berpartisipasi mengikuti pelatihan dikarenakan sedang sibuk menyiapkan kegiatan berbagi takjil dan buka bersama dengan anak asuh Sanggar Alang-alang, dalam rangka menggapai keberkahan bulan suci ramadhan.

 Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, selasa dan rabu (28-29 maret 2023), mensyaratkan pesertanya harus ber KTP Surabaya dan membawa surat mandat dari induk organisasinya, dalam rangka tertib administrasi, sesuai aturan penggunaan anggaran.

 Adapun surat mandat dari induk organisasi yang harus dibawa peserta itu juga penting, sebagai bukti bahwa keberadaan organisasi tersebut bukan sekedar papan nama, yang hanya ada ketika ada kegiatan saja.

 Konon, kegiatan ini sekaligus perkenalan dengan Kalaksa BPBD Kota Surabaya yang baru, dimana beliau menjabat ditandai dengan kecelakaan perahu tambangan yang menyebabkan seorang penumpangnya meninggal dunia. mungkin ini sebagai peringatan agar ada assessment terhadap keberadaan perahu tambangan secara berkala.

 Pak Yogi dalam postingannya di grup whatsapp, mengatakan bahwa ada yang menarik dari arahan Kalaksa BPBD Kota Surabaya dalam sambutannya. Yaitu, adanya sinergi total antara BPBD Kota Surabaya dengan Relawan.

 "Sebagai pimpinan BPBD, harapan itu sangatlah mendasar sekali mengingat relawan memiliki dasar aturan jelas yang tertuang di Perka BNPB no 17 tahun 2011, yang di dalamnya memuat Sumpah janji Relawan, juga klaster klaster yang menjadi arah para relawan dalam bertugas,” Ujar nDan Yogi, sapaan akrabnya.

 Masih kata pria berkacamata ini, diharapkan semua berkomitmen, bahwa apa yang disampaikan Kalaksa BPBD membangun ketangguhan relawan dan kotanya, dengan catatan BPBD surabaya bisa menerima keberadaan relawan di lapangan saat terjadi bencana, secara penuh baik tingkat pimpinan juga para staf serta TRC nya.

 Sementara, Zaini, salah satu peserta dari Posko Bersama, mengatakan bahwa Ibu Kepala berharap selalu ada koordinasi antara relawan dengan BPBD dalam upaya penanggulangan bencana.

 “Semua relawan harus bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk BPBD, dan saya  mengucapkan terima kasih atas kesediaan relawan membantu kerja-kerja BPBD selama ini,” Ujarnya.

 Sedangkan Rina, dari Laskar Srikandi Soeroboyo, mengatakan sangat berterimakasih diberi kesempatan mengikuti pelatihan ini. Disamping menambah saudara juga menambah wawasan sebagai bekal melaksanakan tugas di lapangan. Materinya seputar manajemen penanggulangan bencana, pencegahan narkoba, dan tindakan paramedis/PPGD.

 Mungkin ke depan, pasca lebaran, Pak Yogi yang ditunjuk BPBD menjadi “penghubung” dengan komunitas relawan, bisa mengagendakan sarasehan antar pimpinan komunitas relawan secara mandiri, dalam rangka menyusun agenda bersama peningkatan kapasitas relawan. Dimana hasilnya nanti dilaporkan ke BPBD Kota Surabaya.

 Sehingga semua komunitas relawan aktif menyampaiakan gagasan, kemudian merencanakan dan mengeksekusinya dalam sebuah kegiatan kolaboratif antar pihak, sesuai konsep dari kita, oleh kita dan untuk kita. Tidak hanya menjadi follower saja. Salam Tangguh. [eBas]

 

 

 

 

 

 

 

1 komentar:

  1. sesungguhnyalah perlu ada agenda duduk bareng antar relawan untuk membahas program kolaboratif sebagai upaya peningkatan kapasitas relawan secara mandiri (tidak hanya menjagakkan dari pemerintah saja), sekaligus mempererat tali silaturahmi.
    yakinlah jika sudah saling mengenal akan mudah berkoordinasi dalam kerja kerja kemanusiaan. sekaligus membuang egosektoral yg selama ini menjadi penghalang utama dalam membangun komunikasi antar relawan.

    bismillah
    ayo relawan kota surabaya bersatulah

    BalasHapus