Jumat, 26 Juli 2024

KONSOLIDASI RENCANA UPACARA TUJUBELASAN DIFASILITASI BUNDA HANI

 “Dimohon kehadirannya kepada seluruh pengurus, tim Support, Panitia dan Petugas Upacara Bendera Formalitas Jatim pada hari kamis (25/07/2024) malam, di TK Tri Sukses, Gunung Anyar, Surabaya,” Kata Ketua Panitia dalam undangan yang disebar melalui grup whatsapp.

 Tempat rapat yang dipilih itu merupakan rumah kosong yang dimanfaatkan untuk sekolahan tingkat taman kanak-kanak, milik Bunda Hani, anggota komunitas Srikandi Pendaki, yang cukup punya nama di dunia kepecinta alaman.

 Peserta rapat cukup banyak. Bahkan ada yang dari luar kota juga datang dengan riang gembira. Diantaranya adalah Pak Agus dari Pandaan, Mas Ramadhan dari Turen Malang, dan mas Ardi dari Mojokerto. Ya mereka datang demi ikut mensukseskan upacara agustusan.

 Harper, Ketua FORMALITAS, yang masa jabatannya tinggal beberapa bulan ini, berharap muncul wajah-wajah baru yang menjadi petugas upacara, sekaligus sebagai upaya kaderisasi agar kepengurusan FORMALITAS tidak terhenti karena tidak adanya calon pengganti.

 Begitu juga panitianya, diharapkan gabungan antara senior dan yunior, dari berbagai komunitas, untuk berkolaborasi mensukseskan acara tahunan ini. Ya, pelibatan yunior dalam kegiatan juga sebagai upaya transfer ilmu dan pengalaman agar para yunior segera menyesuaikan diri, ketika suksesi itu terjadi.

 Terkait dengan rencana suksesi, Abah Ucup, salah seorang penasehat FORMALITAS, berharap ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh calon pengurus FORMALITAS ke depan. Diantaranya, sudah pernah mengikuti kegiatan anniversary dari berbagai komunitas, dan dikenal oleh banyak pihak.

 Sesuai kesepakatan, upacara tujubelasan tahun ini digelar di bumi perkemahan Putuk Panggang Welut, Lereng Gunung Penanggungan dari sisi Mojokerto. Tempatnya cukup menawan dan mudah dijangkau. Sehingga tidak menyulitkan bagian perlengkapan menyiapkan segala pendukung acara.

 Sambil menikmati pisang goreng, ote-ote, keripik singkong, kerupuk upil, dan rujak manis, mereka membahas susunan acara, menu makanan, melengkapi petugas upacara serta menjelaskan tugas masing-masing bidang dengan prinsip saling membantu dan mengingatkan.

 Disamping jajanan yang dihidangkan, Bunda Hani juga menyediakan air minum dalam kemasan, wedang Kopi, dan es cao. Semua disajikan tanpa ada penolakan dari peserta rapat, yang sedang membahas rencana tirakatan dan tumpengan.

 Sambil mendengarkan penjelasan pimpinan rapat tentang susunan acara, dress code, rencana lomba-lomba dan hadiahnya, serta peran tim DU, tim regis, dan tim perlengkapan, satu persatu hidangan berpindah dari piring ke perut.

 “Terima kasih banyak kepada bunda Hani yang sudah memfasilitasi tempat maupun hidangannya, sehingga membuat peserta bersemangat mengikuti rapat. Semoga kebaikan Bunda Hani mendapat balasan dari Sang Maha Pengasih,” Komentar pria ganteng yang masih senang menjomblo. [eBas/JumatWage-26072024]

 

 

 

Rabu, 10 Juli 2024

WARGA HANYA MAMPU BERKOMENTAR

 Bermula dari adanya seseorang pengusaha kosan yang akan membangun lahannya untuk kos-kosan di wilayah Perumahan Marina Emas Barat blok B, RT 02, Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya Timur, komentar warga mulai bermunculan, yang mengkhawatirkan rusaknya jalan karena dilewati alat berat, juga truck yang membawa material.

 Sebuah komentar keprihatinan yang sudah terlambat. Karena, sesungguhnyalah sudah sejak dulu para pengusaha kosan membangun kos-kosannya dengan mendatangkan alat berat, dan aman-aman saja, tidak ada komentar. Jika terjadi kerusakan disana-sini, ya dibiarkan saja pura-pura tidak tahu, untuk kemudian diselesaikan dalam senyap.

 Komentar prihatin datang dari Pak Ruslan. Dia merasa heran, untuk area marina sebenarnya kan perizinannya dan  peruntukannya untuk  perumahan. Sehingga menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi penghuninya. Tapi sekarang justru jadi tempat bisnis kos-kosan dan menjadi semrawut sulit diatur.

 “Benar Pak, saya dulu memilih tinggal di Marina karena ini (dekat dan relatively nyaman). Tapi sekarang sudah beda banget. Dan yang lebih saya concern, para pemilik kos memandang ini sebagai hal yang tidak perlu diperhatikan serius,” Kata Mas Ary, menimpali komentarnya Pak Ruslan.

 Masih kata Mas Ary, setiap usaha pasti ada dampaknya. sama juga dengan usaha kos-kosan. Apa pemilik usaha sudah memikirkan dampak yang ditimbulkan, seperti  parkir motor dan mobil anak kos di jalan, knalpot brong, kebersihan lingkungan, perilaku anak kos, dan masalah sosial lainnya.

 Memang, kebanyakan para pengusaha kosan itu tidak tinggal di Marina, sehingga mereka tidak tahu keluh kesah warganya lewat grup whatsapp. Diotaknya hanya ada keuntungan dan cuan semata, agar cepat balik modal dan tambah kaya.

 Hal ini sejalan dengan komentar Pak Ruslan, kalau pemilik kosan tinggal serumah dengan kosannya, mungkin tdk terlalu ada masalah karena gampang koordinasinya. Tapi kebanyakan mereka membangun kosan hanya untuk ngeruk keuntungan, tidak peduli apa yang terjadi ditempat kosnya, yang penting dia untung.

 “Kalau seperti ini jelas merugikan warga sebenarnya.  Ibaratnya di Marina hanya nelek/buang kotoran, sedang warga yang bersihkan kotorannya dan  merasakan baunya,” Ujarnya.

 Sementara, si pengusaha kosan juga punya hak untuk berbuat sesuatu atas tanahnya sendiri. Walaupun dia tidak hidup di Marina dan tidak mau bayar iuran bulanan, tetap saja itu tanah hak miliknya yang dilindungi hukum. Ya, mau dibangun kek, mau dibiarkan njembrung kek, mau dijadikan gudang kek, dan lainnya ya terserah pemiliknya.

 Pak Ruslan juga meramalkan bahwa nanti, ke depan pasti akan banyak masalah sosial yang akan kita hadapi kalau terus kosan menjamur di tempat kita, dan ke depannya pasti akan terus terjadi gap antara warga dengan anak kos, dan tentunya juga dengan pengusaha kosan.

 Pertanyaannya kemudian, seperti postingannya Pak Seger, bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan yang pelik ini ?. Lha wong, menertibkan parkir liar saja kita gagal.

 Apa yang dikatakan Pak Seger itu benar adanya. Sebenarnya pengurus RW Sudah pernah membuat regulasi untuk menertibkan kelakuan anak kos. Bahkan atas nama kesepakatan bersama, pengurus juga membuat spanduk larangan parkir mobil di pinggir jalan bagi anak kos, yang dipasang di beberapa tempat yang strategis.

 Namun nyatanya, regulasi itu tidak jalan. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya kekompakan seluruh warga untuk menjalankan regulasi. Warga masih bersikap membiarkan pengurus jalan sendiri untuk kemudian maido dan nylathu ketika kepentingannya terusik oleh pelaksanaan regulasi.

  Dampaknya, Anak kos babar blas tidak menggubris spanduk yang dipasang. Mungkin anak kos sudah paham bahwa peraturan itu dibuat untuk dilanggar. Sementara sanksi yang diberikan pun hanya disenyumi saja tanpa efek jera.

 Saat ini di lokasi calon kos-kosan belum ada aktivitas keluar masuknya truck pengangkut material. Pekerjanya pun juga tidak tampak sibuk, sehingga belum mengganggu kenyamanan warga sekitar. Hanya alat berat yang dipakai untuk “mendlesepkan” tiang pancang (paku bumi) sudah “ready on use”. 

 Jika komando kerja sudah diteriakkan, tentu suasana di lokasi akan meriah dengan berbagai suara, yang tentunya sedikit banyak akan mengganggu.

 Ya, selamat terganggu oleh kebisingan pembangunan kos-kosan, dan silahkan berkomentar di grup whatsapp warga, senyampang berkomentar masih bebas tanpa dikenai pajak, dan memang warga hanya dapat berkomentar, tidak berani “bertengkar”. [eBas/RabuPon-10072024]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin, 08 Juli 2024

OM DHARMA YANG SAYA KENAL

    Kalau tidak salah, pertama kali saya kenal Om Dharma di akhir tahun 2018, di Joglo Kadiren (Joka), Komplek Perumahan Surya Inti Permata Juanda, Sedati, Sidoarjo. Ketika ada acara Arisan Ilmu Nol Rupiah yang merupakan program ikonik SRPB Jawa Timur. Kala itu kegiatan Arisan Ilmu diselenggarakan malam hari.

    Seingat saya, materinya seputar kerelawanan yang disampaikan oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif, yang saat itu sedang ada kunjungan kerja ke Jawa Timur.

    Om Dharma hadir beserta rombongannya. Mereka tampak gayeng menikmati acara. Om Dharma dengan senyumnya, grapyak semanak menyapa peserta yang baru dikenalnya, tanpa membedakan usia dan latar belakang. Semua senang, malam pun berkesan.

    Ada yang unik dari rombongannya Om Dharma. Mereka membawa kampor dan membuat kopi sendiri untuk diminum bersama-sama. Bahkan Kepala BNPB pun juga ikut nimbrung ngincipi kopi sambil lesehan penuh suka cita.

    Ya, Om Dharma adalah satu-satunya relawan peserta Arisan Ilmu yang diberi topi oleh Syamsul Maarif, yang juga sebagai guru besar Universitas Pertahanan Nasional, Jakarta. Sementara, lainnya cuma bisa ngowoh plonga plongo gak kebagian.

    Dengan menggunakan pakaian dinas lapangan SRPB yang dibeli sendiri, Om Dharma juga terlibat aktif membersamai kegiatan SRPB. Kehadirannya menjadi penyemangat seluruh pengurus SRPB yang kala itu sedang belajar menjadi mitra BPBD Provinsi Jawa Timur.

    Begitu juga pasca Peristiwa Civid-19, ketika beberapa relawan dari berbagai komunitas membentuk Jamaah LC (Lorong eduCation) dengan bermacam programnya, Om Dharma juga hadir memberi warna dan menyemangati melalui nasehatnya yang dikemas dalam “guyon pari keno”.

    Pernah suatu saat, sambil menikmati rokoknya, Om Dharma bilang, satu hal yang membuat kita semua di keluarga besar Navigator Shooter Jawa Timur  semakin akrab, guyub, rukun dan mesra, itu tidak lain adalah adanya bonus yang saya berikan dengan penuh kasih sayang.

    Bonus itu berupa ‘push up’ bagi mereka yang berbuat salah. Tidak banyak jumlahnya. Hanya lima kali saja, kemudian ditambah lima kali lagi, dan lima kali lagi, sak gempornya. Anehnya, mereka yang menerima bonus tidak marah, apalagi malu. Tapi malah cengengesan penuh suka cita.

    Om Dharma juga sering menghabiskan waktu di Basecamp LC sambil bercerita pengalamannya selama “mbrasak alas” dalam berbagai peristiwa. Bahkan pria yang bernama asli Supriantoro ini tertidur nyenyak  setelah di bekam oleh Alfin, Ketua Jamaah LC.

    Ya, di basecamp LC pula, Om Dharma “diplokotho” oleh Jamaah LC ketika beliau berulang tahun. Saat itu, pria yang suka memberi bonus kepada anggota Navshoot, hanya diam pasrah dan tidak marah, menerima perintah untuk menyalakan lilin dan meniupnya, serta memotong kue ulang tahun.

    Menurutnya, ini adalah peristiwa langka, untuk pertama kalinya “diplokotho” oleh relawan yang lebih muda darinya. Padahal, menurutnya, sebelumnya tidak pernah ada yang berani.

    Siang itu, sabtu wage (06/07/2024), ketika saya bersiap pulang dari Kota Malang menuju Surabaya berdua istri naik motor (ben koyo kancane sing seneng touring tipis-tipis karo bojone). Sambil nunggu istri mempersiapkan diri, iseng-iseng saya  buka grup whatsapp Jamaah Lorong eduCation.

    Adi Sucipto, yang jarang komen di grup whatsapp, tetiba muncul membawa kabar duka. “Ijin info berita duka, Telah meninggal dunia Om Dharma Navshoot (Karang Taruna), siang ini di rumah pakis. Info saya terima langsung dari keponakannya Om Dharma. Saat ini Cak Ndaru  otw rumduk, Aku menyusul bentar lagi,”

    Innalillaahi wa inna ilaihi roji'un, Allahumaghfirlahuu warhamhuu wa’afihi wa’fu’anhuu. Semoga seluruh amal ibadah Om Dharma diterima Allah Subhanahu wata'ala, dan mendapat tempat yang mulia disisi-Nya. Untuk Keluarga yang ditinggalkan, semoga selalu mendapatkan ketabahan dan kesabaran. Aamiin  yaa robbal'allamin.

    Ucapan belasungkawa pun berdatangan dari sahabatnya. Semua merasa kehilangan, ditinggal oleh salah seorang yang begitu peduli terhadap persatuan dan kesatuan bagi para pegiat kebencanaan dan lingkungan alam. Selamat jalan Om, kini kau abadi di sisi Tuhan Mu, kelak semua akan menyusulmu, tunggu kami di pintu Surga NYA.

    “Selamat datang di zona keabadian, Sampai bertemu di pos Kedamaian. Selamat mendaki ke peluhan Tuhan,” Kata Nia dalam lamannya Wong Alas. Dia juga bilang bahwa Om Dharma adalah satu-satunya orang yang menyapa dirinya dengan panggilan Nonik.

    Sementara Probo, dalam postingannya bilang, bahwa Om Dharma sudah berada di karvak terakhir di petanya. Semoga ilmu navigasi yang beliau tularkan menjadi ladang amal yang menemaninya di alam keabadian.

    Semoga kita bisa menjadikan ibrah di sisa usia ini, dan diberi kesabaran dalam melanjutkan kerja-kerja kemanusiaan yang telah dirintis oleh sahabat kita, Om Dharma Antoro. Allahumma firlahaa warhamhaa. [eBas/SelasaPahing-09072024]

  

 

 

 

.

Rabu, 03 Juli 2024

KADERISASI ORGANISASI ITU SEBUAH KEHARUSAN

 Bertempat di rumah mas Harper, ketua forum bersama lintas komunitas (FORMALITAS), di seputaran Kantor KODAM V/Brawijaya, pengurus formalitas mengadakan rapat rutin, Selasa (02/07/2024) malam.

 Rapat pengurus ini sudah diagendakan sehingga wajib diadakan, dan tentunya semua pengurus harusnya juga datang, agar agenda yang telah ditentukan bersama itu tetap berjalan.

 Rapat yang dibarengkan dengan acara tiup lilin ulang tahunnya mbak Silvi, juga penuh gorengan nan gurih bertabur kolesterol. Sambil menikmati buah melon yang dibawa Pak Ucup, mereka membahas rencana kopi darat (kopdar) minggu depan. Tempatnya sedang akan segera disurvey.

 Rapat yang diiringi gemericik hujan itu juga membahas rencana upacara pitulasan. Ada dua tempat yang diajukan. Namun masih menunggu pembicaraan lebih lanjut.

 Ada usulan, petugas upacaranya dari komunitas yang ditunjuk, dalam rangka pembelajaran. Namun juga ada yang usul agar petugasnya terdiri dari lintas komunitas. Ini pun juga sebagai wadah pembelajaran. Minimal belajar bersosialisasi antar komunitas, saling peduli, transparan dan bertanggung jawab.

 Usulan lain yang cukup menarik adalah tentang perlunya kaderisasi petugas upacara dengan memunculkan wajah-wajah belia yang trengginas sebagai calon penerus pengurus FORMALITAS. Sebagai upaya kaderisasi sebuah organisasi.

 "Sebaiknya yang sudah tua tidak perlu dijadikan petugas lagi. Sudah waktunya yang muda yang berkarya," Kata Pak Ucup sambil menggeser duduknya agar tidak terkena tetesan air hujan.

 mBah Gugel bilang bahwa  kaderisasi memiliki peran yang strategis dalam menjaga kelangsungan dan keberlanjutan organisasi. Melalui proses kaderisasi, organisasi dapat menghasilkan kader-kader yang berkualitas, berkomitmen untuk mewujudkan visi dan misi organisasi dengan baik.

 Salah satu proses kaderisasi adalah sesegera mungkin melibatkan yang muda dalam kegiatan organisasi. Seperti menjadi panitia dan petugas upacara pitulasan.

 Sambil menikmati nasi daging bumbu kecap, rapat juga membahas tentang adanya rencana komunitas tertentu yang akan mendirikan mushola secara kolaboratif, juga harapan bahwa dalam acara kopdar nanti disepakati terbentuknya panitia pitulasan sekaligus petugas upacaranya. 

 Dengan demikian acara kopdar nanti dapat mengundang banyak komunitas dan pembawa acaranya harus dapat mengendalikan suasana agar fokus pembicaraannya.

 "Kalau bisa, saat kopdar nanti ada edukasi untuk menambah wawasan anggota. Nara sumbernya dari teman sendiri yang dianggap mumpuni di bidangnya, dan jangan lupa diadakan acara topi berputar untuk nambah kas formalitas," Kata mbak Aisyah dalam catatan notulensinya. [eB/rabu-03072024]