Senin, 08 Juli 2024

OM DHARMA YANG SAYA KENAL

    Kalau tidak salah, pertama kali saya kenal Om Dharma di akhir tahun 2018, di Joglo Kadiren (Joka), Komplek Perumahan Surya Inti Permata Juanda, Sedati, Sidoarjo. Ketika ada acara Arisan Ilmu Nol Rupiah yang merupakan program ikonik SRPB Jawa Timur. Kala itu kegiatan Arisan Ilmu diselenggarakan malam hari.

    Seingat saya, materinya seputar kerelawanan yang disampaikan oleh Kepala BNPB, Syamsul Maarif, yang saat itu sedang ada kunjungan kerja ke Jawa Timur.

    Om Dharma hadir beserta rombongannya. Mereka tampak gayeng menikmati acara. Om Dharma dengan senyumnya, grapyak semanak menyapa peserta yang baru dikenalnya, tanpa membedakan usia dan latar belakang. Semua senang, malam pun berkesan.

    Ada yang unik dari rombongannya Om Dharma. Mereka membawa kampor dan membuat kopi sendiri untuk diminum bersama-sama. Bahkan Kepala BNPB pun juga ikut nimbrung ngincipi kopi sambil lesehan penuh suka cita.

    Ya, Om Dharma adalah satu-satunya relawan peserta Arisan Ilmu yang diberi topi oleh Syamsul Maarif, yang juga sebagai guru besar Universitas Pertahanan Nasional, Jakarta. Sementara, lainnya cuma bisa ngowoh plonga plongo gak kebagian.

    Dengan menggunakan pakaian dinas lapangan SRPB yang dibeli sendiri, Om Dharma juga terlibat aktif membersamai kegiatan SRPB. Kehadirannya menjadi penyemangat seluruh pengurus SRPB yang kala itu sedang belajar menjadi mitra BPBD Provinsi Jawa Timur.

    Begitu juga pasca Peristiwa Civid-19, ketika beberapa relawan dari berbagai komunitas membentuk Jamaah LC (Lorong eduCation) dengan bermacam programnya, Om Dharma juga hadir memberi warna dan menyemangati melalui nasehatnya yang dikemas dalam “guyon pari keno”.

    Pernah suatu saat, sambil menikmati rokoknya, Om Dharma bilang, satu hal yang membuat kita semua di keluarga besar Navigator Shooter Jawa Timur  semakin akrab, guyub, rukun dan mesra, itu tidak lain adalah adanya bonus yang saya berikan dengan penuh kasih sayang.

    Bonus itu berupa ‘push up’ bagi mereka yang berbuat salah. Tidak banyak jumlahnya. Hanya lima kali saja, kemudian ditambah lima kali lagi, dan lima kali lagi, sak gempornya. Anehnya, mereka yang menerima bonus tidak marah, apalagi malu. Tapi malah cengengesan penuh suka cita.

    Om Dharma juga sering menghabiskan waktu di Basecamp LC sambil bercerita pengalamannya selama “mbrasak alas” dalam berbagai peristiwa. Bahkan pria yang bernama asli Supriantoro ini tertidur nyenyak  setelah di bekam oleh Alfin, Ketua Jamaah LC.

    Ya, di basecamp LC pula, Om Dharma “diplokotho” oleh Jamaah LC ketika beliau berulang tahun. Saat itu, pria yang suka memberi bonus kepada anggota Navshoot, hanya diam pasrah dan tidak marah, menerima perintah untuk menyalakan lilin dan meniupnya, serta memotong kue ulang tahun.

    Menurutnya, ini adalah peristiwa langka, untuk pertama kalinya “diplokotho” oleh relawan yang lebih muda darinya. Padahal, menurutnya, sebelumnya tidak pernah ada yang berani.

    Siang itu, sabtu wage (06/07/2024), ketika saya bersiap pulang dari Kota Malang menuju Surabaya berdua istri naik motor (ben koyo kancane sing seneng touring tipis-tipis karo bojone). Sambil nunggu istri mempersiapkan diri, iseng-iseng saya  buka grup whatsapp Jamaah Lorong eduCation.

    Adi Sucipto, yang jarang komen di grup whatsapp, tetiba muncul membawa kabar duka. “Ijin info berita duka, Telah meninggal dunia Om Dharma Navshoot (Karang Taruna), siang ini di rumah pakis. Info saya terima langsung dari keponakannya Om Dharma. Saat ini Cak Ndaru  otw rumduk, Aku menyusul bentar lagi,”

    Innalillaahi wa inna ilaihi roji'un, Allahumaghfirlahuu warhamhuu wa’afihi wa’fu’anhuu. Semoga seluruh amal ibadah Om Dharma diterima Allah Subhanahu wata'ala, dan mendapat tempat yang mulia disisi-Nya. Untuk Keluarga yang ditinggalkan, semoga selalu mendapatkan ketabahan dan kesabaran. Aamiin  yaa robbal'allamin.

    Ucapan belasungkawa pun berdatangan dari sahabatnya. Semua merasa kehilangan, ditinggal oleh salah seorang yang begitu peduli terhadap persatuan dan kesatuan bagi para pegiat kebencanaan dan lingkungan alam. Selamat jalan Om, kini kau abadi di sisi Tuhan Mu, kelak semua akan menyusulmu, tunggu kami di pintu Surga NYA.

    “Selamat datang di zona keabadian, Sampai bertemu di pos Kedamaian. Selamat mendaki ke peluhan Tuhan,” Kata Nia dalam lamannya Wong Alas. Dia juga bilang bahwa Om Dharma adalah satu-satunya orang yang menyapa dirinya dengan panggilan Nonik.

    Sementara Probo, dalam postingannya bilang, bahwa Om Dharma sudah berada di karvak terakhir di petanya. Semoga ilmu navigasi yang beliau tularkan menjadi ladang amal yang menemaninya di alam keabadian.

    Semoga kita bisa menjadikan ibrah di sisa usia ini, dan diberi kesabaran dalam melanjutkan kerja-kerja kemanusiaan yang telah dirintis oleh sahabat kita, Om Dharma Antoro. Allahumma firlahaa warhamhaa. [eBas/SelasaPahing-09072024]

  

 

 

 

.

1 komentar:

  1. selamat jalan Om Dharma
    kami sahabatmu semua bersaksi bahwa Om Dharma orang baik dan suka mengingatkan untuk selalu berusaha terus belajar menjadi orang baik yang bermanfaat bagi sesama juga bagi uoaya pelestaran alam

    BalasHapus