Di awal tahun 2025, organisasinya Dhaikin mendapat kehormatan membantu menjalankan program SPAB ke beberapa sekolah yang terpilih/dipilih menjadi sasaran program. Untuk mempersiapkannya, Dhaikin dan kawan-kawan yang tergabung dalam Tim Fasilitator SPAB mengadakan koordinasi dengan pihak sekolah yang menjadi sasaran. Ini penting agar dalam pelaksanaan nanti sekolah benar-benar siap dengan segala “Ubo rampenya”.
Dhaikin sebagai ketua Tim memberi arahan kepada Belini, Nissin, Miwon, Sasa dan Tosa antar pihak yang terlibat., agar mengingatkan anggotanya untuk tampil lebih baik, sesuai hasil evaluasi kegiatan serupa tahun lalu, yang konon sedikit ada friksi antar pihak yang terlibat.
“Kita harus tampil all out. Pertaruhannya adalah nama baik organisasi. Ini bukan sekedar fee yang akan didapat, namun sebuah kepercayaan dari para pihak,” Tandasnya.
Masih kata Dhaikin, bahwa saat ini semangat berorganisasi agak mengalami penurunan gairah dikarenakan kesibukan pribadi, serta adanya faksi yang saling curiga dan tidak percaya karena buntunya komunikasi. Sungguh suasana yang demikian itu tidak sehat dan harus segera dibenahi. Jangan malah dipelihara untuk melanggengkan kepentingan sendiri.
Belini, salah satu anggota Tim yang berpengalaman mengusulkan agar tahun yang bershio ular kayu ini, kalau bisa juga melibatkan anggota Tim yang baru agar memiliki pengalaman sesuai janji saat mengikuti pelatihan fasilitator SPAB.
“Jika memungkinkan tahun ini proses fasilitasinya dilakukan dengan metode tim teaching, agar semua ikut merasakan. Namun harus dikonsultasikan terlebih dulu, untuk kemudian disepakati bersama,” Ujarnya penuh harap,
Apa yang dikatakan Belini, diamini oleh Sasa dan Tosa dengan sikap samikna wa atokna, yang penting dapat bagian dan selalu dilibatkan. Sebuah sikap defensif, diam manut grubyuk tanpa berani berkomentar. Jika semua bersikap defensif, maka proses demokrasi dapat dipastikan tidak berjalan dan program tidak transparan.
Terkait dengan usulan Belini, mBakyu Miwon yang suka nasi rawon bilang, perlu ada penyegaran terlebih dulu terkait dengan fasilitasi untuk menyamakan frekwensi sehingga saat di lapangan tidak mengecewakan.
Sungguh, semua usulan Belini dan mBakyu Miwon perlu dijadikan masukan demi kebersamaan agar tidak terjadi kecemburuan yang berujung pada kondisi yang kurang menyenangkan. Tentunya hal seperti ini akan berpengaruh kepada kekompakan, yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan.
Dhaikin sebagai ketua Tim, sangat paham akan hal itu. Sehingga perlu dibahas secara internal maupun dalam rapat koordinasi. Paling tidak, kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan program SPAB, harus dilaksanakan dengan penuh semangat sesuai uang termaktub dalam panca dharma relawan, yaitu Mandiri, Profesional, Solidaritas, Sinergi, dan Akuntabel. Walaupun pelaksanaannya tidak semudah membalikan ke dua tangan.
Selamat ber-SPAB-ria, nikmati prosesnya, rasakan hasilnya dan jangan lupa, laporannya sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi semua pengurus dan organisasi mitra dalam rangka saling menguatkan tanpa meninggalkan demi pemerataan kapasitas. Salam Tangguh . [eBas/Sabtu-01022025]


.jpg)

