Selasa, 03 Mei 2016

ALUMNI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH



“Pak sampiyan dikeluarin dari grup ya, kenapa?. Padahal setahu saya grup ini belum resmi dibentuk tapi kok sudah main pecat ya,” Tanya seorang teman sambil nyengir nyukurin.
“Gak tau ya kenapa, dulu yang memasukkan saya ke grup juga mereka, dan kini wajar jika mereka mengeluarkan saya karena diangap mengganggu stabilitas ketenangan grup,” jawab saya sekenanya.
“Ya, ternyata grup ini tidak demokratis, pro kemapanan, tidak suka dengan suara yang berbeda. Padahal semua anggotanya adalah orang terdidik, para pembelajar dan suka memberdayakan masyarakat melalui program pendidikan luar sekolah,” Kata yang lain yang tidak dikeluarkan seperti saya karena tidak pernah berkomentar.

Ya, grup WA dari alumni PLS lintas kampus dengan nama lucu dan nyeleneh ini ternyata otoriter, tebang pilih kepada yang bersuara nakal. Artinya tidak semua yang kritis ditendang (istiahnya diistirahatkan dulu), apalagi jika yang bersuara kritis itu alumni yang telah menjadi pejabat, pengusaha atau penguasa.

Grup WA yang belum punya aturan (masih dalam tataran ide), belum pernah bersemuka (katanya setelah umroh akan kopi darat, nyatanya…..pret, omong doang). Rekruitmen anggotanya pun berbasis nomor hand phone, langsung dimasukkan grup tanpa persetujuan. Sehingga keberadaannya di grup hanya ‘pupuk bawang’ diam tanpa suara, hanya kasih jempol tanpa komentar yang menginspirasi. Itu tandanya, mereka mau ikut karena sungkan dan rasa hormat kepada mantan dosennya.

Kalau tidak salah, nawaitu membuat grup WA ini adalah gagasan pribadi yang mendapat respon dari beberapa alumni untuk menjadikan WA sebagai media silaturahim, tukar informasi membangun sinergi yang solid untuk menyatukan alumni agar PLS kuat dan memiliki ‘Nilai Tawar’. Sehingga keberadaannya diakui, dan semakin diterima dibanyak lapangan pekerjaan, baik negeri maupun non negeri.

Untuk menguatkan wacana PLS yang semakin bermutu dan diakui keberadaannya, maka diperlukan postingan dan komentar yang positif, konstruktif dan solutif dari alumninya yang beragam tingkat intelektualitasnya, pekerjaannya, jabatannya, posisinya, dan peran sosialnya di kantor, di kampus, pun di kampung.

Dari beragam kepala itu tentunya aneka gagasan/ide meluncur deras dan bebas tanpa batas. Ada yang normatif, ada yang standar akademisi, ada yang kritis tapi konyol, karena asal komen, ada yang bermain dengan teori, ada yang berfatwa dan berharap, dan suara sumbang lainnya, termasuk posting gambar yang penuh arti.

Maka perang komentar menjual gagasan/ide pun bersahutan semakin tajam, dan saling menyudutkan. Sementara yang terpaksa menjadi anggota, hanya diam kayak sapi tolol, hanya mengamati aneka komen yang menguntungkan bagi kepentingannya. Untuk kemudian pasang tanda jempol sebagai pengganti lisannya yang takut bersuara.

Dikarenakan perkembangan komennya yang semakin segar dan liar, membuat penggagas WA khawatir semua orang penting (yang punya kuasa, jabatan dan uang) akan lari keluar dari grup. Padahal mereka (bersama sapi tolol) adalah asset potensial yang bisa disambati untuk mendukung kepentingan grup. Misalnya, diajak patungan membeli tanah untuk yayasan alumni, tarikan sukarela untuk santunan warga binaan, sumbangan untuk mengadakan acara hebat utuk sahabat, dan ajakan sejenis lainnya yang dibungkus demi kebersamaan alumni, demi kemaslahatan alumni, demi keberkahan hidup alumni, demi alumni mati masuk surga dan demi demi lainnya.

Untuk itulah mereka bertindak cerdas dan tegas, membuang pemilik suara sumbang yang membikin onar tatanan grup WA (padahal belum punya aturan yang mengikat anggotanya, seperti AD/ART), sehingga semua aturan disesuaikan dengan seleranya sendiri, dan subjektif sekali.

Tindakan ini pun bisa jadi sebagai warning bagi anggota yang lain agar tidak nakal, harus menjunjung tinggi keseragaman, tidak boleh ada suara berbeda dengan senior. Selamat berorganisasi wahai para alumni pendidikan luar sekolah, semoga amanah dan tidak ada dusta diantara anggota. [Kang Ebas]


5 komentar:

  1. Selamat berorganisasi atau selamat berarogansi???
    😃😀

    BalasHapus
  2. Selamat berorganisasi atau selamat berarogansi???
    😃😀

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kita harus introfeksi juga mas ebas sudah sukses blum

      Hapus
  4. alumni pls sulit dibentuk karena tdk dikondisikan sejak mahasiswa baru memasuki jurusan pls. jadinya ketika dicoba wadahi dlm satu ikatan maka yg aktif dan berani juncul hanyalah mereka alumni yg sukses jadi pejabat pedagang pengusaha dan sudah kaya, sementara yg masih belum kaya ya sungkan ......

    BalasHapus