Semangat relawan
untuk saling berbagi dan saling peduli, tak pernah berhenti menggeliat, walau
di musim penghujan. Tak pernah bosan beraksi menebar kebermanfaatan untuk sesama.
Dimana saja, bisa menjadi tempat untuk berinteraksi membagi informasi tentang
penanggulangan bencana maupun pengurangan risiko bencana.
Secara berkala,
anggota komunitas berkumpul untuk membahas rencana kegiatan, sekedar berbagi
informasi sambil ngopi, atau membahas materi tertentu untuk meningkatkan
wawasan sambil mempererat pertemanan menikmati cemilan.
Namun, saat
berkumpul itu tidak harus bicara yang berat-berat, bisa juga sekedar bersemuka
untuk berbagi cerita tentang hidup dan kehidupan. Ya, ini menandakan manusia
itu adalah makhluk sosial yang selalu ingin berkumpul dengan sesamanya untuk
beraktualisasi diri.
Menurut Kertajaya Hermawan (2008), Arti
Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari
yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat
antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau
values.
Ada
banyak hal yang menjadi tujuan komunitas, diantaranya adalah, Sebagai
tempat untuk menyalurkan bakat dan kemampuan seorang dalam bidang tertentu, Menjadi tempat belajar dan mempelajari hal-hal yang
sebelumnya tidak pernah terpikirkan, Membuka diri terhadap hal-hal baru, dan saling membantu satu sama lain untuk menghasilkan
sesuatu.
Sementara,
manfaatnya diantaranya, semuanya akan mendapatkan informasi dan berkesempatan untuk
membagi pengalaman,
Bisa menjalankan program dengan arah yang sama dan
dapat saling memberikan informasi ter-update satu sama-lain, serta dapat
menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang yang memiliki pemikiran dan
tujuan yang sama.
Sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana
jawa timur (SRPB JATIM), adalah salah satu komunitas relawan yang berkomitmen
untuk merealisasikan jargon “Seduluran
Sak Lawase” melalui kegiatan Arisan Ilmu Nol Rupiah. Alhamdulillah,
kelakuan sederhana ini bisa saling menginspirasi diantara komunitas yang
bergerak dibidang kemanusiaan dan juga lingkungan.
Rupanya,
konsep yang komunikatif seperti ini diyakini bisa menumbuhkan rasa saling
percaya, memupuk sikap jujur, bertanggungjawab dan mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan. Mitreka satata, istilah dalam bahasa sansekerta, yang berarti
pertemanan yang sederajat.
Namun, perlu
diingat, Komunitas semacam ini
tidak akan pernah berjalan dengan baik jika anggotanya tidak dapat mematuhi
pada ketentuan yang disepakati, dan tidak berinteraksi secara langsung satu
sama lain. Karena komunitas itu bisa berjalan jika ada komunikasi yang sehat. Wallahu
‘alam bishowab.[eBas/liburan imlek,2018]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar