Sudah
menjadi kehendak alam, sebuah pertemuan pasti akan diakhiri dengan perpisahan. Begitu
pula dengan kegiatan musyawarah kerja secretariat bersama relawan
penanggulangan bencana (SRPB JATIM) yang digelar ala kadarnya, namun penuh
makna akan nilai-nilai kebersamaan.
Sebuah upaya
menyusun rencana kerja untuk menampakkan eksistensi dan meningkatkan kompetensi
relawan jawa timur. Berbagai usulan bermunculan dalam diskusi malam yang
panjang, diantara rindangnya pepohonan hutan Trawas yang basah disapa gerimis, sabtu dan minggu (24 - 25/3).
Adu argumentasi
pun tak terhindarkan untuk merumuskan program kerja yang benar-benar bisa
dikerjakan untuk kebermanfaatan bersama. Sungguh dinamis sebagai cerminan bahwa
semua peserta merasa ‘Melu Handarbani” terhadap maju mundurnya SRPB JATIM.
Di kesejukan
pegunungan Penanggungan itulah beberapa agenda kerja tahun 2018 berhasil
disepakati untuk segera dilaksanakan guna meningkatkan kapasitas relawan dalam kegiatan
penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana. termasuk juga meningkatkan tali silaturahim di antara relawan se jawa timur.
Mungkin yang perlu segera ditindak lanjuti adalah membangun pola relasi antara SRPB dan BPBD terkait penugasan (deploy) relawan saat ada bencana. Termasuk mendorong BPBD untuk "memfasilitasi" aktivitas relawan sesuai dengan yang termaktub dalam Perka BNPB nomor 17 tahun 2011.
Mungkin yang perlu segera ditindak lanjuti adalah membangun pola relasi antara SRPB dan BPBD terkait penugasan (deploy) relawan saat ada bencana. Termasuk mendorong BPBD untuk "memfasilitasi" aktivitas relawan sesuai dengan yang termaktub dalam Perka BNPB nomor 17 tahun 2011.
Yang jelas,
pasca musker harus segera bergerak menterjemahkan agenda dalam aksi nyata. Jangan
sampai menunda agar semangat yang dibangun di Obis Camp tidak hilang begitu
saja. paling tidak, jalinan silaturahim yang telah dirajut selama dua hari itu
bisa terus berlanjut lewat media sosial yang telah ada dengan laporan situasi
dan potensi bencana di daerahnya masing-masing, maupun postingan lain yang
menginspirasi.
Pengurus juga
harus segera beraudiensi dan menyerahkan laporan kegiatan ke BPBD dan lembaga lain
yang mendukung. Sekaligus mengawal pernyataan Kepala BPBD Provinsi Jawa timur
tentang rencana mengumpulkan relawan di Kantor BPBD untuk diajak bincang-bincang
santai, serta mengatur pembiayaan kegiatan relawan melalui bidang Pencegahan
dan Kesiapsiagaan.
Berharap,
pertemuan kali ini membawa kesan tersendiri bagi peserta, sehingga tergerak
untuk melakukan pengimbasan kepada sesama relawan yang belum sempat
berpartisipasi dalam MUSKER tahun ini. Tidak ada salahnya jika kawan-kawan juga
mulai mendekat ke BPBD di daerahnya masing-masing untuk mendorong terbentuknya
sekber di daerah. Itulah arti kebermaknaan pertemuan ini.
Semoga mimpi
indah yang dibangun di tepi hutan mojokerto bisa segera terwujud menjadi
kegiatan nyata, bukan sekedar indah di dalam dokumen. Ingat, tanpa peran serta
serta kawan-kawan relawan dari berbagai komunitas, SRPB JATIM itu tidak ada
apa-apanya. Sejatinyalah, kekuatan SRPB JATIM itu terdapat di dalam semangat
kebersamaan untuk menumbuh kembangkan SRPB JATIM. Salam tangguh. [eBas]*
Sinergi yg diharapkan, SRPB melakukan pendataan relawan utk memudahkan koordinasi dan mobilisasi relawan. Sementara BPBD memberi fasilitasi penubgkatan kapasitas relawan dan membantu transportasi ke lokasi bencana
BalasHapus