“Lha kayak beginilah seharusnya desk
relawan itu. Berperan dalam membantu pendataan, khususnya data tentang
keberadaan relawaan yang ikut turun dalam operasi penanggulangan bencana,” Kata Mukidi, ketika meninjau lokasi
bencana sekaligusmemberikan bantuan
sembako. Mas Muk, begitu panggilannya, juga menyempatkan mampir di tenda desk relawan, yang didirikan atas inisiatif
relawan mitra SRPB JATIM.
Berawal dari cuplikan cerita
pengalaman Mukidi melihat proses kegiatan desk relawan di lapangan yang
mendapat sambutan menyenangkan dari berbagai pihak, termasuk BPBD. Semua itu karena relawannya bisa ‘berdiplomasi” dengan
meyakinkan tentang konsep desk relawan hasil bahasan di acara Dharma Relawan
Adhirajasa, di Buleleng, Provinsi Bali.
Obrolan malam pasca acara Arisan Ilmu tentang Memanen Air Hujan bersama Komunitas Banyu Bening, dari Jokja, mengalir begitu saja tanpa topik, yang penting ngobrol sambil nikmati gorengan sisa acara. obrolan terus mengalir tanpa moderator, juga tanpa menunggu pengampu dari pihak tertentu.
Obrolan malam pasca acara Arisan Ilmu tentang Memanen Air Hujan bersama Komunitas Banyu Bening, dari Jokja, mengalir begitu saja tanpa topik, yang penting ngobrol sambil nikmati gorengan sisa acara. obrolan terus mengalir tanpa moderator, juga tanpa menunggu pengampu dari pihak tertentu.
Di dalam konsep desk relawan, keberadaannya
itu diantaranya adalah mendata relawan yang datang untuk membantu menangani
bencana. Yang perlu didata itu diantaranyan, nama relawan, nama organisasi
relawan, jumlah personil, kemampuan yang dimiliki, logistik dan peralatan yang
dibawa, berapa hari mereka akan beroperasi di lokasi, dan lainnya.
Kemudian, data tersebut diserahkan ke
posko induk untuk dijadikan bahan laporan maupun untuk menyusun kebijakan
rencana operasi selanjutnya, terkait dengan pemberian tugas relawan. Misalnya
menugaskan relawan untuk melakukan evakuasi, melibatkan relawan membantu di
dapur umum, membantu pendistribusian logistik, pencatatan keluar masuknya
bantuan dari masyarakat dan lainnya. Harapannya, operasi penanggulangan bencana
dapat berjalan tertib , efektif, efisien, dan terukur. Sehinga tidak ada dusta
diantara mereka.
Sesungguhnyalah konsep desk relawan
itu perlu dikaji kembali kesangkilan dan kemangkusannya setelah dilakukan
ujicoba operasional dalam penanganan bencana. Harus ada acara duduk bersama
antar berbagai elemen untuk melakukan evaluasi pasca ujicoba desk relawan di
atas, sebagai upaya menggugah kesadaran tentang upaya membumikan konsep desk relawan.
Seperti diketahui, keberadaan desk
relawan baru bisa berjalan sesuai gagasan awal, jika di masing-masing
Kabupaten/Kota sudah terbentuk Sekber Relawan yang akan bertanggungjawab
terhadap aktivitas desk relawan (yang jika memungkinkan bisa didampingi oleh
sekber provinsi). Untuk itulah perlunya ada kegiatan sosialisasi. Baik tentang
konsep desk relawan, maupun perlunya pembentukan sekber di masing-masing
kabupaten/kota (sukur-sukur bisa difasilitasi oleh pemda setempat). sebuah harapan yang "masih jauh panggang dari api"
Dalam obrolan tanpa konsep itu, Sebagai
orang yang paham tentang manajemen bencana, Mukidi juga bilang, bahwa relawan
yang berinisiatif mendirian desk relawan haruslah berkoordinasi dengan BPBD
setempat. Perlu atau tidaknya tenda desk relawan didirikan itu harus berdasar
pada hasil kaji cepat dan disetujui oleh BPBD setempat.
Jika disetujui, maka desk relawan bisa melakukan tugas-tugasnya di tenda tersendiri yang difasilitasi oleh BPBD, dimana, tendanya dekat dengan tenda posko induk untuk memudahkan koordinasi, terkait dengan perkembangan situasi, kondisi dan data terbaru yang didapat oleh relawan di lapangan.
Jika disetujui, maka desk relawan bisa melakukan tugas-tugasnya di tenda tersendiri yang difasilitasi oleh BPBD, dimana, tendanya dekat dengan tenda posko induk untuk memudahkan koordinasi, terkait dengan perkembangan situasi, kondisi dan data terbaru yang didapat oleh relawan di lapangan.
Setelah pasca bencana, dimana seluruh
operasi penanggulangan bencana ditutup, maka harus ada evaluasi bersama tentang
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, untuk kemudian dijadikan bahan penyusunan
laporan. Baik itu laporan tentang efektitas pelaksanaan desk relawan, maupun
laporan yang berkaitan dengan administrasi secara keseluruhan.
Pertanyaannya kemudian, maukah
organisasi relawan yang ada di daaerah itu dikoordinir dalam satu sekretariat
bersama tanpa menghilangkan ‘keunikan’ masing-masing organisasi ?. Pertanyaan
ikutan lainnya adalah, Apakah konsep desk relawan ini akan disambut gembira
oleh relawan dan BPBD ?. atau sedekar indah di wacana dan baru dicobalaksanakan setelah ada pihak yang mengampu.
disinilah perlunya ada dialog yang
hangat dan berkesinambungan diantara berbagai elemen yang akan menjalankan
sekber dan desk relawan. Semua itu perlu untuk membangun kesepahaman dan
membuang sikap “like and dislike”
antar personil yang dianggap berbeda. tanpa itu, sangat rawan konflik karena
beda pemahaman Wallahu a’lam bishowab [eBas/simpulan obrolan semalam pasca
Arisan Ilmu tentang dongeng memanen air hujan dari komunitas banyu bening Jokja
yang punya motto, ngombe banyu udan ben ora edan-13/5]
selama bpbd tidak berkenan mengadakan rapat atawa jagongan dgn relawan utk bicara ttg desk relawan ya mana mungkin konsep itu bisa segera diwujudkan ?. apalagi SDM bpbd belum semua paham ttg desk relawan
BalasHapus