Minggu, 12 Mei 2019

DESK RELAWAN, SEBUAH KONSEP YANG MASIH PREMATUR UNTUK DILAKSANAKAN


           “Lha kayak beginilah seharusnya desk relawan itu. Berperan dalam membantu pendataan, khususnya data tentang keberadaan relawaan yang ikut turun dalam operasi penanggulangan bencana,”  Kata Mukidi, ketika meninjau lokasi bencana  sekaligusmemberikan bantuan sembako. Mas Muk, begitu panggilannya, juga menyempatkan mampir di tenda  desk relawan, yang didirikan atas inisiatif relawan mitra SRPB JATIM.


Berawal dari cuplikan cerita pengalaman Mukidi melihat proses kegiatan desk relawan di lapangan yang mendapat sambutan menyenangkan dari berbagai pihak, termasuk BPBD. Semua itu karena relawannya bisa ‘berdiplomasi” dengan meyakinkan tentang konsep desk relawan hasil bahasan di acara Dharma Relawan Adhirajasa, di Buleleng, Provinsi Bali.

 Obrolan malam pasca acara Arisan Ilmu tentang Memanen Air Hujan bersama Komunitas Banyu Bening, dari Jokja, mengalir begitu saja tanpa topik, yang penting ngobrol sambil nikmati gorengan sisa acara. obrolan terus mengalir tanpa moderator, juga tanpa menunggu pengampu dari pihak tertentu.

Di dalam konsep desk relawan, keberadaannya itu diantaranya adalah mendata relawan yang datang untuk membantu menangani bencana. Yang perlu didata itu diantaranyan, nama relawan, nama organisasi relawan, jumlah personil, kemampuan yang dimiliki, logistik dan peralatan yang dibawa, berapa hari mereka akan beroperasi di lokasi, dan lainnya.

Kemudian, data tersebut diserahkan ke posko induk untuk dijadikan bahan laporan maupun untuk menyusun kebijakan rencana operasi selanjutnya, terkait dengan pemberian tugas relawan. Misalnya menugaskan relawan untuk melakukan evakuasi, melibatkan relawan membantu di dapur umum, membantu pendistribusian logistik, pencatatan keluar masuknya bantuan dari masyarakat dan lainnya. Harapannya, operasi penanggulangan bencana dapat berjalan tertib , efektif, efisien, dan terukur. Sehinga tidak ada dusta diantara mereka.

Sesungguhnyalah konsep desk relawan itu perlu dikaji kembali kesangkilan dan kemangkusannya setelah dilakukan ujicoba operasional dalam penanganan bencana. Harus ada acara duduk bersama antar berbagai elemen untuk melakukan evaluasi pasca ujicoba desk relawan di atas, sebagai upaya menggugah kesadaran tentang upaya membumikan konsep desk relawan.

Seperti diketahui, keberadaan desk relawan baru bisa berjalan sesuai gagasan awal, jika di masing-masing Kabupaten/Kota sudah terbentuk Sekber Relawan yang akan bertanggungjawab terhadap aktivitas desk relawan (yang jika memungkinkan bisa didampingi oleh sekber provinsi). Untuk itulah perlunya ada kegiatan sosialisasi. Baik tentang konsep desk relawan, maupun perlunya pembentukan sekber di masing-masing kabupaten/kota (sukur-sukur bisa difasilitasi oleh pemda setempat). sebuah harapan yang "masih jauh panggang dari api"

Dalam obrolan tanpa konsep itu, Sebagai orang yang paham tentang manajemen bencana, Mukidi juga bilang, bahwa relawan yang berinisiatif mendirian desk relawan haruslah berkoordinasi dengan BPBD setempat. Perlu atau tidaknya tenda desk relawan didirikan itu harus berdasar pada hasil kaji cepat dan disetujui oleh BPBD setempat. 

Jika disetujui, maka desk relawan bisa melakukan tugas-tugasnya di tenda tersendiri yang difasilitasi oleh BPBD, dimana, tendanya dekat dengan tenda posko induk untuk memudahkan koordinasi, terkait dengan perkembangan situasi, kondisi dan data terbaru yang didapat oleh relawan di lapangan.

Setelah pasca bencana, dimana seluruh operasi penanggulangan bencana ditutup, maka harus ada evaluasi bersama tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, untuk kemudian dijadikan bahan penyusunan laporan. Baik itu laporan tentang efektitas pelaksanaan desk relawan, maupun laporan yang berkaitan dengan administrasi secara keseluruhan.

Pertanyaannya kemudian, maukah organisasi relawan yang ada di daaerah itu dikoordinir dalam satu sekretariat bersama tanpa menghilangkan ‘keunikan’ masing-masing organisasi ?. Pertanyaan ikutan lainnya adalah, Apakah konsep desk relawan ini akan disambut gembira oleh relawan dan BPBD ?. atau sedekar indah di wacana dan baru dicobalaksanakan setelah ada pihak yang mengampu. 

disinilah perlunya ada dialog yang hangat dan berkesinambungan diantara berbagai elemen yang akan menjalankan sekber dan desk relawan. Semua itu perlu untuk membangun kesepahaman dan membuang sikap “like and dislike” antar personil yang dianggap berbeda. tanpa itu, sangat rawan konflik karena beda pemahaman Wallahu a’lam bishowab [eBas/simpulan obrolan semalam pasca Arisan Ilmu tentang dongeng memanen air hujan dari komunitas banyu bening Jokja yang punya motto, ngombe banyu udan ben ora edan-13/5]








  


  

1 komentar:

  1. selama bpbd tidak berkenan mengadakan rapat atawa jagongan dgn relawan utk bicara ttg desk relawan ya mana mungkin konsep itu bisa segera diwujudkan ?. apalagi SDM bpbd belum semua paham ttg desk relawan

    BalasHapus