Selasa, 10 Desember 2019

SRPB JATIM DI ERA MILENIAL 4.0


Konon, di era revolusi industri 4.0 ini, semua masyarakat (termasuk relawan) diharapkan semakin melek internet dan cerdas menggunakan androidnya untuk menunjang mobilitas hidup ditengah-tengah masyarakatnya yang mulai mengalami pergeseran di segala bidang kehidupan. Konon semua aktivitas sosial ekonomi semakin dipermudah oleh digitalisasi yang serba berbayar secara online dan saling menguntungkan tanpa mengedepankan perasaan, mengutamakan terjadinya kesepakatan.

Di era ini, mobilitas hidup bergerak begitu cepat seiring perubahan teknologi informasi. Semua ini berdampak pada sikap hidup yang serba cepat dan cenderung asik dengan dirinya sendiri, untuk kemudian enggan berinteraksi dengan lingkungannya. Ya, dengan gadget ditangan, menjadikan yang jauh terasa dekat dan yang dekat terasa semakin jauh. Makanya sekarang ini orang semakin pendiam saat berkumpul di suatu tempat, bahkan ketika rapat. Karena semua asik memainkan gadgetnya sambil manggut-manggut untuk menimbulkan kesan memperhatikan dan mendengarkan.

Sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB JATIM) sebagai wadah berkumpulnya organisasi relawan haruslah berperan serta dalam mensosialisasikan literasi digital. Yaitu, bisa memanfaatkan gadget untuk mencari informasi tentang kebencaanaan, sebagai upaya mengantisipasi potensi bencana yang sewaktu-waktu terjadi di daerahnya dalam rangka mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Kegiatan rutinan Arisan Ilmu Nol Rupiah adalah program kerja nyata  menstransfer informasi dan pengalaman untuk memperluas wawasan relawan yang tergabung dalam wadah bentukan BPBD Provinsi Jawatimur. Sehingga mumpuni dalam melaksanakan tugas kemanusiaan dibidang kebencanaan. sekaligus bisa menjadi bekal manakala mendapat kesempatan mengikuti sertifikasi relawan yang diselengarakan oleh LSP-PB secara gratisan. Diluar itu semua kegiatan Arisan Ilmu Nol Rupiah merupakan media penguat sekaligus perekat silaturahmi antar relawan milenial.

Ya, di era revolusi industri 4.0 relawan harus meningkatkan kapasitasnya yang bersinggungan dengan teknologi informasi berbasis internet. Semua itu agar tidak tertinggal oleh jaman, ditinggal kesempatan yang semakin diperebutkan secara ketat. Apalagi kedepan, upaya penanggulangan bencana semakin komplek permasalahannya. Sudah selayaknyalah jika SRPB JATIM lebih sering menggelar diskusi mencermati kebijakan dan kejadian bencana serta penanganannya.

Termasuk mencoba membahas pesan-pesan yang ada di Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015 – 2030, yang terkait dengan upaya mempromosikan kesiapsiagaan untuk bencana sehari-hari, latihan respon dan pemulihan, termasuk latihan evakuasi, pelatihan dan pembentukan sistem pendukung berbasis daerah, untuk memastikan respon yang cepat dan efektif terhadap bencana dan terkait pengungsian, termasuk akses ke tempat penampungan yang aman, makanan pokok dan pasokan bantuan yang bukan makanan, yang sesuai dengan kebutuhan lokal.

Berkait dengan pesan Sendai di atas, alangkah eloknya jika SRPB bisa mendorong organisasi mitra untuk menggelar pelatihan yang melibatkan relawan lintas organisasi, sebagai upaya meningkatkan kapasitas dan mempererat tali silaturahmi. Kemudian kasilnya bisa dipublikasikan melalui media massa, atau pun sebagai bahan masukan untuk penyusunan kebijakan.

Ya, di dalam beberapa literature dikatakan saat ini kita sedang dalam masa bersejarah, masa saat revolusi industri keempat sedang dibicarakan, dipersiapkan, diperdebatkan, dan dimulai. Konon, jutaan pekerjaan lama yang semula mapan, akan menghilang, dan jutaan pekerjaan baru yang tak terpikirkan sebelumnya akan muncul.  Era ini pun mengguncang tatanan Ekonomi, Politik, bahkan budaya. Revolusi industri keempat akan menggilas banyak orang, Apakah relawan juga akan ikut digilas revolusi?. Mari bersiap diri agar tidak tergilas. Salam Tangguh, Salam kemanusiaan. [eBas/RabuKliwon-111219]
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar