Selasa, 31 Desember 2024

CATATAN KECILKU DI AKHIR TAHUN 2024

 Jamaah Lorong eduCation (LC) yang berpusat di Perumahan Marina Emas Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya Timur, selama tahun 2024, telah banyak berbuat sesuai terkait dengan upaya peningkatan kapasitas relawan di bidang penanggulangan bencana, serta melakukan sosialisasi/edukasi pengurangan risiko bencana ke berbagai pihak.

 Sungguh ini merupakan capaian yang membanggakan bagi anggota Jamaah LC. Dimana dalam setiap aksinya selalu mengedepankan kebersamaan dan kolaborasi antar komunitas, termasuk dalam hal pendanaan. Sehingga aksi yang dilakukan dapat  berjalan dengan baik dan berdampak nyata bagi sesama.

 Inilah bukti bahwa jika kesepakatan yang diambil secara bersama dan dilaksanakan dengan penuh komitmen, transparan dan bertanggungjawab, maka semuanya berjalan sesuai rencana, tanpa ada dusta diantara aktornya. Jika pun disana sini masih ada kekurangan dan kesalah pahaman, semua itu masih dalam ambang wajar dan dapat diselesaikan saat waktunya rehat kopi.

 Alhamdulillah, banyak sudah anggota Jamaah LC yang kini semakin sukses hidupnya, semakin sibuk dengan pekerjaannya, dengan keluarganya yang menyita waktu. Sehingga wajarlah jika sebagian anggota Jamaah LC mulai jarang ikut meramaikan kegiatan kebersamaan seperti beberapa tahun yang lalu. Itulah bukti anggota Jamaah LC tumbuh dinamis mengikuti gerak jamannya.

 Tahun 2025, beberapa jam lagi akan tiba. Semoga masih ada harapan di tahun yang bershio ular kayu ini keberadaan Jamaah LC tetap ada dengan aksi-aksi nyatanya dalam bentuk sosialisasi/edukasi pengurangan risiko bencana kepada masyarakat dalam rangka ikut membangun ketangguhan menghadapi bencana. Sekaligus ikut meningkatkan kapasitas relawan dengan gaya khas Lorong eduCation.

 Memang tidak mudah, tapi harapan itu tetap harus dihembuskan kepada seluruh anggota Jamaah LC agar tetap memiliki semangat berjamaah ditengah padatnya kesibukan. Karena sesungguhnyalah, kalau bukan anggota Jamaah sendiri yang menghidupi, maka LC akan tinggal nama yang indah untuk dikenang dengan segala aksinya.

 Ya, hidup matinya LC itu merupakan pilihan seluruh anggota Jamaah, seperti halnya dulu ketika awal berkumpul dari warkop ke warkop untuk bersepakat membentuk Jamaah LC dengan segala rencana kegiatannya. Dari awalnya yang hanya omon-omon sambil ngopi kemudian tercetus ide mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas relawan dan aneka kegiatan lanjutannya yang banyak menyita perhatian banyak pihak. Semua itu berjalan sesuai kesepakatan dan indahnya kolaborasi antar pihak.

 Bahkan kini sudah memiliki beberapa barang inventaris yang mendukung kegiatan. Baik itu hibah dari anggota maupun pembelian bersama. Semoga barang inventaris itu semakin bermanfaat mendukung program LC sepanjang tahun 2025, tanpa ada yang hilang lagi.

 Sesungguhnyalah, catatan akhir tahun ini bekan merupakan hasil kesepakatan anggota Jamaah LC. Ini murni pribadi dari salah satu anggota Jamaah. Untuk itu, masing-masing anggota Jamaah diharapkan berkenan menorehkan catatan akhir tahunnya sebagai ajang evaluasi untuk langkah selanjutnya. Karena, sesuangguhnyalah Jamaah LC itu ada merupakan hasil kesepakatan. Begitu juga sebaliknya.

 Selamat tahun baru 2025

Semoga tetap istiqomah belajar menjadi orang yang bermanfaat. [eB/31122024]

 

 

 

 

  

 

 

 

Selasa, 17 Desember 2024

PETA JALAN RELAWAN PENANGGULANGAN BENCANA

 Konon katanya, bencana itu urusan bersama dan menjadi perhatian semua pihak. Sehingga perlu kerja sama dengan banyak pihak. Salah satunya adalah dengan menggandeng relawan kebencanaan.

 Terkait dengan itu, maka Siap Siaga Jatim menggelar Lokakarya Penyusunan Peta Jalan Pengelolaan Relawan Penanggulangan Bencana Jawa Timur. Acara ini diadakan di Hotel Movenpick, Surabaya, Rabu (11/12/2024). Mungkin kegiatan ini dalam rangka mengoptimalkan peran komunitas relawan untuk kerja-kerja penanggulangan bencana. Baik itu disaat pra bencana, tanggap darurat, dan pasca bencana.

 Dalam pertemuan ini, Koordinator SRPB Jawa Timur, Rachmad Subekti Kimiawan, mengatakan bahwa peta jalan ini menjadi panduan dalam gerak-langkah yang meliputi organisasi, sistem, jejaring,  program, dan lainnya dalam rangka  mencapai tujuan. Sedangkan manfaatnya adalah untuk meningkatkan komunikasi dan kolaborasi, memperjelas tujuan dan arah, optimalisasi sumber daya, serta  meningkatkan fleksibilitas dan adaptasi.

 Apa yang dikatakan Koordinator SRPB Jatim pengganti Dian Harmuningsih di atas, diharapkan dapat menjawab isu-isu kekinian tentang keberadaan relawan penanggulangan bencana. Diantaranya adalah, Kurangnya pelatihan, Kuatnya egosentris dan tidak ada koordinasi antar pihak, serta Kurangnya pemahaman terhadap peran relawan dan kerelawanan.

 Untuk itulah sangat diperlukan adanya upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesionalisme relawan dalam bentuk pelatihan, lokalatih dan sarasehan. Bahkan, jika memungkinkan adalah melakukan sertifikasi relawan sesuai dengan klaster yang ada, dalam rangka peningkatan kapasitasnya.

 Namun demikian, relawan yang telah mengikuti pelatihan, lokalatih, dan sarasehan, hendaknya ada kelanjutannya berupa pembinaan secara berkala. Termasuk pelibatan dalam program pra bencana, respon tanggap darurat bencana, serta penanganan pasca bencana.

 Harapannya, tim penyusun peta jalan relawan penanggulangan bencana itu, juga merekomendasikan perlunya anggaran yang memadai. Tidak hanya untuk upaya peningkatan Sumber daya relawan dan sarana prasarana saja. Namun juga ada anggaran untuk memfasilitasi relawan selama di lokasi bencana dalam rangka membantu BPBD dalam penanggulangan bencana.

 Dengan demikian, tujuan penyusunan peta jalan yang menjadi programnya Siap Siaga Jatim dipenghujung tahin 2024 ini, benar-benar dapat meningkatkan kapasitas relawan dan optimalisasi sumber daya yang mendukung upaya penanggulangan bencana akan makin nyata.

 Disinilah peran BPBD yang didukung oleh Siap Siaga menjadi penting. Karena, segala kebijakan dan anggarannya yang terkait dengan peta jalan relawan itu, ada ditangan mereka. Sehingga nantinya ada keseragaman perlakuan dari pihak BPBD terhadap komunitas relawan yang ada di daerahnya.

 Tidak seperti sekarang, perlakuan relawan di masing-masing daerah sangat tergantung seberapa rasa pedulinya pejabat kepada komunitas relawan penanggulangan bencana. Mari kita tunggu bersama realisasinya di tahun 2025 yang bershio ular kayu atau ular hijau. Salam Tangguh. [eBas/Selasa-17122024]

 

 

Selasa, 19 November 2024

NGOBROL BARENG PARA PASLON CAGUB DAN CAWAGUB JATIM

 Sebuah gagasan spektakuler dari pengurus F-PRB Jatim telah digulirkan dalam rangka menyemarakkan pesta demokrasi rakyat Jawa Timur yang akan memilih gubernur dan wakil gubernur baru. Para kandidat itu adalah, pasangan Lilik-Lukman, Khofifah-Emil, dan Risma-Gus Hans (Zahrul AzharAsumta).

 Untuk kelas relawan, tempat diskusinya pun tak kalah nyaman dengan di Hotel, seperti yang sering dinikmati relawan saat terpilih/dipilih mengikuti acara yang diselenggarakan oleh para pihak. Tempatnya di DK26 Resto Surabaya, di wilayah Kecamatan Wonokromo.

 Acara yang digelar pada hari Sabtu (16/11/2024), dihadiri oleh para pihak dari berbagai daerah, yang tergabung di dalam F-PRB Jatim. Acara ini juga dilakukan secara hybrid, dimana diskusi ini dapat diikuti secara langsung maupun daring/online, sebagai upaya untuk memfasilitasi para pihak yang berhalangan hadir secara langsung di lokasi sambil ngopi.

 Konon, para paslon itu diundang untuk berdiskusi menyampaikan visi misinya terkait dengan pengurangan risiko bencana (PRB). Karna, pada kenyataannya masalah kebencanaan itu belum banyak dipahami oleh para calon pejabat, sehingga belum menjadi prioritas.

 Terbukti dalam acara yang dikemas dalam Special Talkshow Cagub-Cawagub Jawa Timur 2024, dengan tema Pengurangan Risiko Bencana dalam Visi Pembangunan Jawa Timur 5 Tahun Ke depan, tidak dihadiri oleh semua paslon, dengan berbagai alasan. Bahkan ada yang minta dijadwal lagi.

 Hari itu, yang berani hadir di Resto yang halamannya ada Pohon Juwet (Jamblang) dan sedang berbuah, adalah Emil Elestianto Dardak, biasa dipanggil Emil. Dia datang sendirian tanpa Khofifah, pasangannya. Rupanya, pasangan nomor urut 2 ini yang paling siap ngobrol bareng relawan kemanusiaan yang tergabung dalam F-PRB. Ini bisa dimaklumi karena mereka itu adalah petahana yang memiliki misi Bersama Jawa Timur maju yang adil, makmur, unggul, dan berkelanjutan menuju 'Indonesia Emas 2045'.

 Adapun salah satu misinya yang dekat dengan PRB, yaitu Menjaga kelestarian lingkungan hidup demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan selaras dengan daya dukung alam dan lingkungan, serta mendorong pengembangan ekonomi hijau dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan lintas sektoral.

 Apapun hasil dari acara di DK26 yang menunya enak, juga kopinya itu, paling tidak dapat menyadarkan para pejabat di Jawa Timur (khususnya yang baru dilantik), bahwa keberadaan F-PRB juga perlu diperhitungkan. Disamping anggotanya banyak tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur, karyanya pun dalam membantu program pemerintah di bidang kebencanaan juga tidak sedikit.

 Yang jelas, keberanian pengurus F-PRB Jatim mengadakan acara ini patut diapresiasi oleh seluruh pihak. Dalam suasana yang serba terbatas, termasuk anggarannya, mampu menyelenggarakan acara yang tidak semua pihak dapat melakukannya.

 Paling tidak, gelaran acara yang dihadiri mBak Sifa yang tangannya sakit, mbak Nadiroh yang membawa putri kecilnya, dan Bu Zam yang membawa tape empuk manis itu dapat dijadikan pembelajaran, bahwa mengundang “orang penting” itu tidak mudah. Begitu juga mengajak anggota untuk hadir, baik secara offline, maupun online itu juga tidak gampang.

Tentu gelaran yang pertama ini perlu ditindak lanjuti dengan menyiapkan acara selanjutnya dengan tema “Jagongan Bersama Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih” yang memenangi kontestasi pilkada 2024. Terutama menyiapkan anggarannya.

 Semoga pengurus F-PRB Jatim dapat segera melakukan evaluasi penyelenggaraan acara di DK26, sekaligus menggagas rencana berikutnya yang lebih matang lagi, untuk mengenalkan diri kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, lewat acara “Jagongan” yang lebih seru lagi. Sehingga “virus PRB” akan dapat mewarnai kebijakan pembangunan Jawa Timur yang akan disusun oleh penguasa baru yang memenangi pilkada. Salam Tangguh. [eBas/RabuLegi-20112024]

 

 

 

 

 

 

 

  

Minggu, 10 November 2024

SUMBANGAN BERSYARAT

 Seperti lazimnya sebuah komunitas sosial yang berangkat dari hobi dan rasa peduli, biasanya dalam kegiatannya lebih bersifat non profit. Dimana dalam berkegiatan tidak mengutamakan keuntungan materi, tetapi lebih kepada rasa kepuasan diri, dan mengedepankan kesetia kawanan.

 Begitu juga dengan formalitas (forum bersama lintas komunitas), sebagai wadah dari berbagai komunitas yang memiliki kesamaan diberbagai bidang, untuk bersama membuat kegiatan kolaborasi yang manfaatnya dirasakan oleh banyak pihak.

 Salah satu bentuk kegiatan formalitas yang bersifat kolaboratif itu diantaranya adalah mengadakan anniversari. Tahun ini formalitas akan berulang tahun yang ke 6 (enam). Dalam rangka merayakannya, tentu perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggungjawab terhadap sukses tidaknya anniversari tahun ini.

 Seperti tahun-tahun yang lalu, pantia anniversari datang dari berbagai komunitas yang menjadi mitra formalitas, sehingga tampak keberagamannya. Keberagaman ini sebagai bentuk kekompakan semua pihak yang tergabung dalam formalitas., sekaligus sebagai media belajar berorganisasi, belajar memimpin, dan belajar bertanggungjawab terhadap beban kerja yang diembannya.

 Mengingat komunitas yang tergabung dalam formalitas itu  bersifat sosial jauh dari kalkulasi untung rugi, maka untuk mendukung kegiatan, panitia akan berusaha menggali dana secara swadaya. Salah satunya adalah dengan mengirimkan proposal ke beberapa pihak, dengan harapan proposal itu membawa hasil berupa bantuan yang tidak mengikat tanpa syarat.

Begitulah, dari tahun ke tahun penyelenggaraan anniversari formalitas selalu begitu dan menuai hasil yang signifikan dengan jerih payah panitia dalam menyiapkan segala hal yang terkait dengan aniversari. Termasuk dalam upaya menggali dana dari berbagai pihak tanpa syarat tertentu yang memberatkan. Istilahnya susu tante (sumbangan sukarela tanpa tekanan).

 Nah, baru tahun 2024 ini, dalam rangka menyiapkan anniversari formalitas yang ke-6, ada pihak tertentu yang mau menyumbangkan dengan syarat harus mengikuti aturan mainnya. Istilahnya “keuntungan apa yang akan saya peroleh jika saya nyumbang kepada kalian”.

 Rupanya pihak tertentu ini, merupakan “Orang baru” yang mencoba “memanfaatkan” keberadaan komunitas untuk mengembangkan usahanya. Dia dan orang-orangnya berusaha masuk ke dalam GWA komunitas, untuk kemudian mendorong agar komunitas berkumpul mengadakan rapat, dan Dia akan datang untuk promosi.

 “Ayo silahkan mengumpulkan anggota kalian, nanti saya atau bawahan saya akan datang untuk menjelaskan program, agar kalian mendapat imbalan,” Begitulah harapnya lewat postingan.

 Redaksinya kurang lebih begitu. Intinya Dia minta anggota komunitas berkumpul kemudian Dia akan datang memanfaatkan waktu untuk bercerita tentang programnya. Padahal, seharusnyalah Dia yang mengajak komunitas untuk bertemu, karena Dia yang butuh.

 Minggu Legi (10/11/2024) malam, bertempat di Surabaya Kuliner, dekat terminal Joyoboyo, Surabaya, panitia anniversari formalitas berkumpul mendengarkan penjelasan dari “Orang baru” tentang keinginannya berdonasi untuk meramaikan agenda tahunan formalitas, dengan ketentuan harus menjadi member dulu kemudian berinvestasi sejumlah uang.

 Sebenarnya, saya bukanlah panitia anniversari. Namun karena saya pernah “dikecewakan” saat menggelar Giat Resik Kali Surabaya beberapa waktu yang lalu, maka saya tergerak untuk mengingatkan panitia agar tidak mengalami kekecewaan seperti saya dan teman-teman panitia Giat Resik Kali Suroboyo, 22 September 2024.

 Sungguh, baru kali ini ada calon donatur yang meminta syarat tertentu untuk mencairkan donasinya. Padahal seperti biasanya, pihak lain itu kalau niat nyumbang ya nyumbang saja tanpa syarat macem-macem. 

Piye to ki, niat tolek duwit, kok malah dikongkon setor duwit. Lha opo duwite mbahne sangkil po ?.

 Cukup Jamaah Lorong eduCation saja yang kecewa oleh perilakunya. [eBas/SeninPahing-11112024/ndleming dewe durung ngopi]

 

    

Sabtu, 02 November 2024

LEWAT MUBES PERTAMA MANTABKAN KOMITMEN BERSAMA

Hari itu, sabtu (02/10/2024), di rumah Cak Keso, nama aslinya Bimo Santoso, anggota GRRM Surabaya, yang juga penggagas berdirinya Yayasan Bumi Cadas Indonesia (BCI), berkumpul menggelar musyawarah besar (mubes) yang pertama.

Konon, kegiatan ini disamping sebagai ajang silaturahmi, juga untuk menyamakan persepsi terhadap visi misi dan tujuan berdirinya Yayasan BCI, yang sudah memiliki akta kelembagaan. Pertemuan dengan suasana santai ini juga untuk membangun komitmen bersama guna mempercepat bergeraknya roda Yayasan dengan program kreatif, dan inovatif yang diusulkan oleh masing-masing anggota.

Ya, melalui mubes, masing-masing anggota dibebaskan mengusulkan mimpinya tentang program yang applicable, sesuai kapasitas yang dimiliki. Jare wong jowo, “wani usul, yo wani mikul”. Untuk itulah dari semua usulan yang terkumpul itu, akan dipilah dan dipilih oleh tim kecil untuk diangkat menjadi program prioritas.

Termasuk usulan agar GRRM dan Ngaji Bareng Sak Ngopine, menjadi program ikonik dari Yayasan BCI, yang harus didukung dan dijalankan bersama-sama secara istiqomah sehingga keberadaannya akan semakin dikenal oleh khalayak ramai.

Sambil nyemil jajanan yang 'berkelas', diantaranya apem, perut ayam, lemper, lumpur, bikang, dan onde-onde, Cak Keso juga bercerita tentang upaya menbangun kerjasama dengan PT Klinko Karya Imaji Tbk, yang berdiri tahun 2016, dan berlokasi di Gresik.

Sesuai informasi mbah Gugel, PT. Klinko ini merupakan perusahaan penghasil produk kebersihan dengan kandungan material daur ulang limbah tekstil yang telah terimplementasi di 90% produknya melalui aplikasi benang sebagai unsur utama produk seperti kain pel, mop dan keset yang menjadi produk unggulannya.

Hal ini sebagai wujud komitmen PT Klinko Karya Imaji untuk mendukung Program Sustainable Development Goals khususnya Point 12 tentang Responsible Consumption and Production, yang menekankan pada efisiensi dalam penggunaan sumber daya, pengelolaan limbah yang efektif, dan pengembangan produk ramah lingkungan.

Tentu sebagai aktivis pecinta alam yang kegiatannya bersentuhan langsung dengan upaya pelestarian lingkungan, upaya membangun kerjasama dengan PT Klinko ini perlu disegerakan untuk diwujudkan karena bersinggungan dengan aktivitas Yayasan BCI, terkait dengan upaya membantu mengurangi sampah textile yang mencemari lingkungan.

Artinya, anggota BCI diharapkan mendukung dengan cara mengumpulkan pakaian bekas (gombal) untuk di daur ulang. Dari pada tidak dipakai dan memenuhi lemari/gudang, atau dibuang ke tempat sampah. Lebih baik “dikerjasamakan” dengan Klinko. Dalam hal ini, peserta mubes sepakat yang menjadi koordinator pergombalan adalah Om Joko, Komandan relawan Sisi Barat, (dibantu mas Fikri dan mbak Itoet).

Sungguh, mubes yang di gelar di perumahan Rungkut Asri Barat XV/25, Surabaya sangat istimewa karena didukung oleh sayur asem, bothok tanpa daun lamtoro, dan ayam goreng renyah. Semua suka, cocok dengan udara yang panas dampak perubahan iklim dunia.

Beberapa catatan yang perlu segera di tindak lanjuti diantaranya adalah, pembentukan tim khusus yang akan membahas AD/ART yang disesuaikan dengan visi misi Yayasan, sebagai kompas pergerakan, pengadaan kantor sekretariat, seragam dan pertemuan selanjutnya pasca mubes.

Kumandang adzan asar terdengar. Pertanda mubes harus disudahi dengan segala dinamikanya, dengan segala mimpinya. Sambil berswafoto gaya bebas, peserta mubes mendokumentasikan kehadirannya, bahwa mubes pertama sudah terlaksana. Ada asa tentang perlunya segera mengadakan peningkatan kapasitas anggota BCI, khususnya tentang manajemen organisasi dan public speaking (terkait dengan kemampuan negosiasi).

Akhirnya, mari kita sepakati tentang pentingnya komitmen mengelola kebersamaan ini secara transparan, dan bertanggungjawab. Saling menguatkan tanpa meninggalkan, saling merangkul tanpa memukul. Sehingga, dalam setiap aksi tidak ada dusta diantara kita. Salam Tangguh. [eBas/MingguWage-03102024]

 

 

 

Minggu, 27 Oktober 2024

SARANNYA BAGUS, TAPI TIDAK HARUS BERHENTI DI TATARAN SARAN SAJA

 Berawal dari sarannya seseorang yang mengatas namakan WJ, yang diposting di grup whatsapp Relawan Suroboyo Bersatu. Diantaranya adalah Dia kepingin perwakilan komunitas relawan yang ada di Surabaya, untuk duduk bersama berdiskusi menyamakan visi misi sekaligus mengurangi potensi beda pendapat karena adanya ego sektoral.

 Dia juga menyodorkan gagasan untuk dibentuknya induk organisassi yang menaungi komunitas relawan dalam programnya membantu masyarakat. Tidak lupa WJ juga memberi contoh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mewadahi profesi dokter.

 Sungguh manstab sarannya , dan Jos gandos usulannya. Tinggal sekarang bagaimana WJ sebagai pengusul dapat menginisiasi sebuah pertemuan antar komunitas relawan yang ada di Surabaya, untuk mewujudkan gagasannya. Jadi tidak hanya bisa usul saja tapi juga dapat merealisasikannya. Minimal menginisiasi terjadinya sebuah pertemuan.

 Ternyata WJ hanya jarkoni (iso ujar ora iso nglakoni), terbukti dalam postingan selanjutnya, Dia bilang, Mohon izin Ndan saya masih fakir ilmu dan pengalaman. Alangkah pantasnya yang lebih sepuh mawon,  nanti saya dan teman-teman akan  datang,”.

 hehehehe banyak tunggal ya maseh kalo hanya siap mendatangi undangan, tapi tidak mau mengundang (sebagai inisiator). Perlu diketahui oleh WJ yang katanya masih fakir ilmu dan pengalaman, bahwa di dunia relawan itu senior yunior kurang berlaku. Yang dipentingkan adalah inisiatif, inovatif dan kerja nyata.

 Sesungguhnyalah saran WJ itu ada kemiripan dengan beberapa relawan yang hanya "nyuruh" agar Jamaah LC  menggelar acara untuk kemudian mereka tinggal datang dan siap menjadi nara sumber. Artinya, Jamaah LC yang disuruh menyiapkan segala sesuatunya, sementara mereka tinggal memetik hasilnya. Benar-benar cerdas otaknya. Enak di Dia, nyonyor di kami.

 Harus nya WJ paham bahwa Terbentuknya grup WA ini juga hasil kolaborasi antar komunitas sebagai upaya membangun wadah relawan surabaya atas saran pak Ridwan, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris BPBD Kota Surabaya. Dimana adminnya adalah Bu Lilik dari BPBD Kota Surabaya dan Pak Yogi dari PBRS.

 Kami bersama-sama Pak Yogi dan beberapa perwakilan komunitas relawan Kota Surabaya juga pernah menghadap ke BPBD Kota Surabaya untuk menginisiasi terbentuknya FPRB. Atas saran Pak Ridwan (waktu itu menjabat sebagai sekretaris bpbd kota surabaya) kami Dari grup WA tersebut pernah ngedain giat kolaborasi antar komunitas relawan. Diantaranya pelatihan PPGD dan Water Rescue.

 Sayangnya program kolaboratif ini tidak berkelanjutan. Salah satu sebabnya, kawan-kawan komunitas tidak mau menjadi panitia penyelenggara. Maunya hanya sebagai peserta. Padahal jadi panitia itu bikin mumet. Karena harus menyiapkan surat menyurat, pinjam sarpras, menyediakan konsumsi dan tetek bengek. Kalau jadi peserta kan cumak tahu enaknya kegiatan.

 Sementara menggantungkan/mengharapkan BPBD memberi fasilitias untuk kegiatan peningkatan kapasitas relawan juga sangat terbatas, sesuai program dan anggaran. Untuk itulah perlunya membuat kegiatan swadaya lintas komunitas untuk meningkatkan kapasitas relawan.

 Contohnya, Jamaah LC sudah beberapa kali nekat menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas relawan yang dilakukan secara kolaboratif antar komunitas dan gratisan. Alhamdulillah pesertanya selalu membeludak. 

 Jamaah LC juga pernah mengajak komunitas relawan untuk duduk bersama menyamakan visi misi untuk membuat pertemuan rutin secara berkala dengan mengambil tempat di sekretariat komunitas secara bergantian. Namun semua diam tidak bersuara dengan berbagai alasan.

 Intinya mereka tidak mau repot menjadi tuan rumah pertemuan. Kalau pun ada yang siap menjadi tuan rumah pertemuan, belum tentu yang lain siap hadir sesuai komitmen yang disepakati. Wis, kurang opo maneh ?.

 Begitu juga dengan komunitas S.E.R yang beberapa kali berkenan mengundang rapat/pertemuan antar relawan dengan fasilitas pribadi, namun nyatanya hanya sedikit yang mau menghadiri undangannya S.E.R.  Rupanya, yang demikian ini WJ belum tahu, atau sebagai pendatang baru yang perlu belajar banyak agar semakin tahu.

 Termasuk tahu akan aktivitas komunitas relawan yang tanpa sampiyan usulkan sudah mencoba berkoordinasi dan berkegiatan secara kolaboratif. Sampai sekarang pun tetap berproses untuk membangun komunikasi antar komunitas, dengan caranya sendiri-sendiri.

 Dan saat ini pun Jamaah LC juga terus menggelar jagongan sambil ngopi merancang sebuah kegiatan kolaboratif untuk peningkatan kapasitas bersama, dan tidak pernah terfikirkan untuk merancang perpecahan, karena memang tidak ada untungnya.

Walaupun ada cerita tentang adanya saling telikung, itu urusan masing-masing individu. Biarkan saja, karena semua akan ada waktunya, sesuai catatan yang dibuat oleh semesta.

 Agar WJ tidak terlalu fakir ilmu dan pengalaman, dipersilahkan main ke basecamp LC agar tidak ada dusta diantara kita. Agar tidak hanya menyebar saran dan usulan, tapi bersama bersinergi membuat aksi kemanusiaan, khususnya di bidang pengurangan risiko bencana. [eBas/SelasaPan-28102024]

 

ADA MENU KEPITING DI KALIMIRENG

 Sungguh, kawan-kawan anggota GRRM Kota Gresik ‘jian matoh tenan’. Betapa tidak, sebagai pendatang baru yang usianya masih satu tahun, sudah dapat menyelenggarakan perayaan ulang tahunnya yang pertama dengan semarak dan semanak dalam suasana akrab bersahabat. Mungkinkan mereka dapat berbuat seperti ini karena ada ‘dekengan dari pusat’ ?.

 Sungguh, keakraban dan kebersamaan itu sangat terasa sekali. Walaupun guyonannya kadang sedikit agak kasar. Ya begitulah karakternya. Di balik semua itu tampak kesetaraannya yang egaliter. Menjunjung nilai-nilai gotong royong, saling mendukung dan menghargai kemampuan masing-masing individu dalam melakukan aksi resik resik Masjid.

 Ya, mereka bisa begitu mungkin karena sama-sama mantan aktivis pecinta alam yang hebat di masa mudanya dan semakin bijak berkegiatan diusia yang semakin renta.

 Buktinya, semua peserta dari berbagai daerah yang baru datang langsung disodori lembar absen (registrasi). setelah itu diberi sebotol air minum kemasan dalam botol 600 Ml, dan sebungkus nasi krawu khas Kota Pudak, dengan sambal hitamnya. Rasanya haucek, mantab enak gurih. Tidak seperti biasanya, harus membeli dulu agar dapat menikmatinya.

 Juga tersedia gedang godok, cocok untuk mereka yang sedang mengendalikan asam urat, kolesterol dan penyakit tua lainnya. Begitu juga kopi dan teh tersedia, tinggal pilih sesuai selera. Juga ada gorengan rondo royal, kue cucur, perut ayam, dan masih banyak lagi.

 Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa dan Ketua Pokdarwis. Ini menunjukkan bahwa kawan-kawan telah berhasil membangun jejaring kemitraan dengan berbagai pihak. Salah satunya pihak pemerintah. Tinggal bagaimana mengkondisikan agar dapat membuat kegiatan kolaboratif antar para pihak, sehingga berdampak postif bagi masyarakat dan upaya pelestarian lingkungan hidup.

  Sebelum kue ulang tahun dan tumpeng mbois dipotong untuk dibagi,  Masing-masing perwakilan memberi ucapan selamat dengan harapan makin bersemangat dalam menjalankan programnya penuh Istiqomah.

 Adapun acara yang paling seru dan ditunggu adalah makan siang bersama dengan menu kepiting yang entah diberi bumbu apa, yang jelas pedasnya hanya semriwing sehingga enak dinikmati oleh mereka yang giginya mulai rapuh.

 Disamping itu juga ada bothok, trancam, ayam goreng, dan kerang hijau. Semua lahap menikmati hidangan yang diolah sendiri oleh emak-emak anggota GRRM Kota Gresik. Seandainya ada es legen khas Gresik, pastilah ceritanya akan semakin seru.

 Waktu solat asar telah menjelang, sementara perut sudah kenyang. Foto bersama pun juga telah diabadikan oleh tukang foto dadakan, dengan harapan segera di posting di grup whatsapp.

 Terima kasih teman, di kawasan wisata mangrove Kalimireng, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, telah kita torehkan bersama tentang indahnya persahabatan dalam kebersamaan menjalin silaturahmi keluarga besar GRRM Jatim.. 

Tentang sebuah upaya istiqomah dalam membangun ladang amal sesuai hadist Nabi yang berbunyi, ‘Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia’, melalui kegiatan membersihkan Masjid, juga membersihkan hati agar mendapat ridho Illahi.

 Ya, Arek Gresik memang matoh sebagai tuan rumah yang menerapkan konsep ‘gupuh, lungguh, lan suguh’. Hal ini terbukti, makanan, jajanan dan minuman yang disajikan sangat berlebih, mengenyangkan dan memanjakan peserta yang datang dari berbagai daerah. Saking berlebihnya, banyak yang ‘mbungkus’ untuk nyemil diperjalanan agar tidak ngantuk.

 Mohon maaf jika banyak peserta yang makannya tidak sedikit. Itu semua karena menu kepitingnya yang tepat dihidangkan saat perut terasa  lapar.  Sampai jumpa di lain hari. Teriring pantun, Lemah teles, Gusti pangeran sing bales. [eBas/Senin-28102024]

 

Rabu, 16 Oktober 2024

JAWA TIMUR MENJADI TUAN RUMAH KN-PRBBK ke 17 TAHUN 2025.

 Menurut berita yang beredar, Provinsi Jawa Timur dipastikan akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) tahun 2025 mendatang, yang di dalamnya digelar pula Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK).

 Hal ini ditandai dengan diterimanya Pataka oleh Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, dari Kepala BNPB, Suharyanto pada saat puncak peringatan Bulan PRB tahun ini di Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Kamis (10/10/24) yang lalu.

 Tentu berita ini hendaknya disambut dengan gegap gempita oleh seluruh komunitas relawan penanggulangan bencana. Wabil khusus bagi para pekerja kemanusiaan yang selama ini beroperasi di Jawa Timur dalam membantu BPBD membangun ketangguhan menghadapi bencana, termasuk tangguh sumber daya manusianya, maupun tangguh manajemennya.

 Idealnya sih, dengan adanya kabar yang menggembirakan itu, berbagai komunitas segera bergerak bersama mengagendakan ngobrol bareng sambil ngopi membahas apa saja yang terkait dengan “ubo rampe” kegiatan KN-PRBBK. Tidak ada salahnya juga membahas hasil berbagai webinar yang menyajikan aneka topik dan materi yang digelar sejak bulan juli 2024. termasuk diantaranya mebcoba membedah tujuh butir yang termaktub dalam Deklarasi KN-PRBBK ke 16 di Provinsi Aceh.

 Hasil ngobrol bareng itu nantinya disodorkan ke BPBD Provinsi Jatim, dengan  harapan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan yang mendukung perhelatan akbar Bulan PRB dan KN-PRBBK ke 17 tahun 2025.

 Jika memungkinkan, semua komunitas membantu mengkomunikasikan tentang kabar gembira ini agar diketahui oleh masyarakat luas. Tidak lupa semua komunitas yang memiliki program sosialisasi dan edukasi pengurangan risiko bencana, juga mulai menata diri untuk dinominasikan tampil meramaikan Perayaan bulan PRB dan KN-PRBBK, dengan menonjolkan rasa jawa timurannya.

 Namun yang terjadi, berita yang membanggakan ini tampaknya kurang terdengar gaungnya. Para pihak yang bersentuhan langsung pun biasa saja. Bahkan di grup whatsapp tetap ramai dengan perang gambar dan saling berkomentar tentang berita yang aktual sambil saling mencemooh dengan dibungkus guyonan.  

 Hal ini terjadi mungkin, di midio akhir tahun yang bershio naga kayu ini ada agenda politik yang bernama pilkada serentak, sangat menyita perhatian dan kesibukan para pihak. Begitu juga pasca pilkada pun, biasanya berlanjut pada penataan personil sesuai kebijakan pemenang pilkada.

 Jika ini benar, maka wajar semua pihak diam. Sementara fokus pada prosesi pilkada, sekaligus menunggu hasil akhirnya. Harapannya, siapapun yang memenangi pilkada, memiliki selera terhadap isue-isue kebencanaan. Sehingga upaya menyemarakkan mandat pagelaran bulan PRB dan KN-PRBBK di tahun yang bershio ular, dapat berjalan secara spektakuler dan berkelas. Salam Tangguh. [eBas/RabuLegi-16102024]

  

Selasa, 15 Oktober 2024

MENDORONG DIALOG MULTIPIHAK

 Alhamdulillah gelaran Konferensi Nasional Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (KN-PRBBK) ke 16 tahun 2024 di Provinsi Aceh telah usai dengan segala cerita suksesnya. Sayangnya, ketika gelaran ini ditutup secara resmi dengan menyepakati Jawa Timur sebagai tuan rumah KN-PRBBK ke 17 tahun 2025, banjirpun datang menggenangi sebagian wilayah Aceh dengan segala dampaknya.

 Padahal, di dalam gelaran KN-PRBBK itu, segala macam cerita sukses dalam mengurangi risiko bencana yang dilakukan berbagai pihak dengan dukungan dana yang tidak sedikit, di paparkan dengan indahnya penuh kebanggaan. Namun nyatanya ketika banjir datang semua tetap panik dan mungkin sedikit kelabakan. Ya begitulah nyatanya.

 Yang jelas, perhelatan yang dihadiri oleh relawan yang punya anggaran, telah menghasilkan Deklarasi KN-PRBBK, yang memuat tujuh butir, dengan harapan dapat menjadi bahan diskusi antar pihak untuk diwujudkan dalam program komunitas.

 Salah satu butir itu berbunyi, Kerja-kerja Forum PRB untuk mendorong dialog multipihak demi membangun konsensus atas risiko, dan aksi-aksi pengelolaan risiko. Kami juga melihat perlunya penguatan lebih lanjut terkait peran serta dari sektor swasta dan media.

 Dikatakan pula bahwa, sektor swasta memiliki potensi signifikan dalam mendukung (atau menjadi faktor penghambat) program pengelolaan risiko bencana. Sementara itu, media memainkan peran penting dalam penyebaran informasi, pendidikan masyarakat, dan advokasi kebijakan PRBBK.

 Tentu ini merupakan bentuk perhatian dari para pihak terhadap keberadaan F-PRB yang telah menunjukkan kinerjanya sebagai mitra strategis BPBD dalam upaya membantu menyebar informasi tentang pengurangan risiko bencana kepada khalayak ramai, terkait dengan ancaman, kerentanan, dan kapasitas menghadapi potensi bencana di daerahnya.

 Pernyataan itu juga mendorong agar Forum PRB semakin aktif mengadakan dialog multipihak yang benar-benar melibatkan unsur akademisi, dunia usaha, media, praktisi, pemerintah, dan pihak terkait lainnya sebagai upaya membangun kesadaran kolektif terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana. Hal ini mengingat bahwa bencana itu urusan bersama.

 Ajakan membangun budaya dialog multipihak ini jangan dicurigai sebagai upaya mengganggu zona nyaman yang telah ada. Karena, melalui dialog multipihak yang partisipatif inilah semua butir-butir deklarasi yang disepakati itu dapat diwujudkan dalam agenda forum di semua tingkatan. Baik yang sudah maju, maupun yang sedang berbenah.

 Ya, paling tidak, dapat menginspirasi para pegiatnya untuk berbenah diri dalam membangun cerita sukses upaya mengurangi risiko bencana akibat gencarnya pembangunan, dan perubahan iklim, yang dapat dipamerkan di ajang KN-PRBBK tahun depan yang bershio ular. Wallahu a’lam bishowab [eBas/SelasaKliwon-15102024]