Rabu, 01 Maret 2017

SEKBER, RUMAH BERSAMA RELAWAN

Istilah gampangnya, sekretariat bersama (Sekber) itu  merupakan tempat dimana terjadinya aktivitas yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama. Pengurus sekber merupakan gabungan  dari berbagai organisasi yang ditunjuk.

Tujuan sekber, adalah meningkatkan peran serta dan keterlibatan relawan dalam Penanggulangan Bencana yang berbasis masyarakat, dibawah koordinasi BPBD Provinsi Jawa Timur. Kemudian meningkatkan kapasitas dan kinerja relawan jatim melalui diklat, diskusi dan seminar. Serta memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi setiap bencana guna menciptakan budaya tangguh bencana.

Manfaat sekber diantaranya adalah memudahkan pendataan potensi relawan, mengadakan koordinasi, tukar informasi serta mobilisasi saat ada bencana. Untuk keanggotaan sekber adalah semua organisasi relawan yang mau bergabung dengan mentaati aturan main yag telah ditetapkan, sehingga dapat saling menguatkan silaturahim dan bisa terus berkontribusi dalam Penanggulangan Bencana sesuai kemampuannya.

Namun ternyata, membentuk sekber, dalam rangka memanfaatkan fasilitas yang disediakan BPBD Provinsi Jawa timur itu, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tantangan pertama adalah keterwakilan daerah. Hal ini mengingat sekber memakai nama jawa timur, sehingga masing-masing daerah diharapkan ada wakilnya. Sementara data organisasi relawan yang terkumpul belum memenuhi ‘kuota’ yang bisa mewakili seluruh jawa timur. Sedangkan saat rapat awal pembentukan sekber, tidak semua organisasi yang sudah terdata, mau datang dengan berbagai alasan, diantaranya sibuk.

Sehingga, jika harus menunggu  keterwakilan masing-masing daerah, dapat dipastikan sekber tidak akan pernah ada. Hanya menjadi perdebatan dan wacana yang tidak ada realisasinya. No action talk only. Sementara frekwensi bencana semakin sering dan memerlukan penanganan cepat oleh relawan, yang dikoordinir BPBD.

Untuk itu diharapkan organisasi relawan yang berminat bergabung ke dalam sekber, segera mengirimkan datanya ke BPBD Provinsi Jatim. Karena sifat keanggotaannya sukarela dan swadana yang jauh dari profit, maka perlu berfikir ulang sebelum memutuskan ikut sekber, dari pada menyesal, "mbendol mburi", kecewa, marah.

Dari sengkarutnya menyamakan langkah membentuk sekber, ada beberapa celetukan nakal mewarnai rapat. Seperti misalnya, sekber kok harus punya AD/ART segala. Apa tidak cukup ‘aturan main’ yang disepakati bersama. Apa hak dan kewajiban anggota sekber kepada pengurus ?, begitu juga sebaliknya. Apa peran BPBD terhadap keberadaan sekber. Jika ada bencana, apa tugas sekber, apa tugas anggota sekber yang daerahnya terkena bencana. Apakah sekber bisa menghubungkan relawan dengan posko di lokasi saat terjadi bencana, sehingga relawan jelas tupoksinya dan mudah dikendalikan oleh posko.

Intinya, dari banyaknya pertanyaan itu, tanda kawan-kawan relawan masih gamang diajak berkumpul dalam sekber, karena sudah biasa bermain sendiri dengan segala kemampuannya. Apalagi, konon relawan Jawa Timur itu terkenal dengan istilah ‘sumbu pendek’ sehingga sulit untuk diajak berkegiatan bareng dalam satu wadah yang bernama sekber.

Mungkin, diawal pembentukan sekber, belum bisa mencakup semua organisasi relawan se jawa timur. Namun, paling tidak nanti sambil berjalan dibenahi, diadakan pendataan lagi bekerjasama dengan BPBD Kabupaten/Kota. disamping itu, sekber pun harus segera membangun komunikasi dengan berbagai lembaga dan dunia usaha untuk diajak bekerjasama dalam penanggulangan bencana, termasuk mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas relawan.

Sekali lagi, diawal pembentukan sekber ini tentu masih banyak kekurangan, termasuk penyusunan statuta yang belum sempurna, juga komposisi ‘tim perumus’ yang terkesan asal comot yang penting mau ‘bekerja rodi’. Semua itu dalam rangka upaya menangkap fasilitas yang diberikan BPBD berupa ruangan untuk sekber. Takutnya, jika tidak segera diambil, ruangannya keburu dialih fungsikan.

Untuk itulah diharapkan kawan-kawan relawan, khususnya para senior yang kaya pengalaman dan punya modal sosial yang luas, sudilah kiranya membantu membenahi dan melengkapi keberadaan sekber beserta ‘ubo rampenya’. Sebagai calon rumah bersama relawan penanggulaangan bencana. Karena, dengan keberadaan sekber, relawan (secara formal) bisa ikut terlibat dalam upaya melaksanakan komitmen Yogyakarta yang disusun berbarenagn dengan pelaksanaan rakernas BNPB-BPBD tahun 2017 di Hotel Sahid, Yogyakarta.

Diantara komitmen yang disusun itu, ada yang sejalan dengan gerakan sekber, yaitu mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan, serta melakukan pengurangan risiko bencana dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha untuk ketangguhan menghadapi bencana. Tinggal bagaimana mensinergikan gerakan sekber dengan program BPBD. Sungguh,  ‘jabang bayi’ sekber ini  sangat memerlukan masukan bukan makian. Wassalam.[eBas/08123161763]


2 komentar:

  1. dengan adanya sekber, akan memudahkan relawan berkomunikasi dengan pihak BPBD maupun unsur pengarah bpbd yg terdiri dari pakar, akademisi, dan praktisi dalam rangka koordinasi program dan sebagainya

    BalasHapus
  2. assalamuallaikum pak, saya dari Korps Relawan Kampus Jember, ingin bekerja sama dengan para relawan yang ada di jatim, kami masih banyak kekurangan untuk ilmu dan pelatihan kerelawanan, mungkin sekiranya bapak dan rekan-rekan berkenan untuk membimbing dan melatih kami, agar kami bisa menjadi relawan yang lebih baik lagi, dan lebih memahami dalam suatu masalah kebencanaan. Terimakasih bapak, wassalamuallaikum wr.wb

    BalasHapus