Istilah gampangnya,
sekretariat bersama (Sekber) itu merupakan tempat dimana terjadinya aktivitas
yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan bersama. Pengurus sekber merupakan
gabungan dari berbagai organisasi yang ditunjuk.
Tujuan sekber,
adalah meningkatkan peran serta dan keterlibatan relawan dalam Penanggulangan
Bencana yang berbasis masyarakat, dibawah koordinasi BPBD Provinsi Jawa Timur. Kemudian
meningkatkan kapasitas dan kinerja relawan jatim melalui diklat, diskusi dan
seminar. Serta memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat untuk
mencegah dan menanggulangi setiap bencana guna menciptakan budaya tangguh
bencana.
Manfaat sekber
diantaranya adalah memudahkan pendataan potensi relawan, mengadakan koordinasi,
tukar informasi serta mobilisasi saat ada bencana. Untuk keanggotaan sekber
adalah semua organisasi relawan yang mau bergabung dengan mentaati aturan main
yag telah ditetapkan, sehingga dapat saling menguatkan silaturahim dan bisa
terus berkontribusi dalam Penanggulangan Bencana sesuai kemampuannya.
Namun ternyata,
membentuk sekber, dalam rangka memanfaatkan fasilitas yang disediakan BPBD
Provinsi Jawa timur itu, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tantangan
pertama adalah keterwakilan daerah. Hal ini mengingat sekber memakai nama jawa
timur, sehingga masing-masing daerah diharapkan ada wakilnya. Sementara data
organisasi relawan yang terkumpul belum memenuhi ‘kuota’ yang bisa mewakili seluruh jawa timur. Sedangkan saat rapat
awal pembentukan sekber, tidak semua organisasi yang sudah terdata, mau
datang dengan berbagai alasan, diantaranya sibuk.
Sehingga,
jika harus menunggu keterwakilan
masing-masing daerah, dapat dipastikan sekber tidak akan pernah ada. Hanya
menjadi perdebatan dan wacana yang tidak ada realisasinya. No action talk only. Sementara frekwensi bencana semakin sering dan
memerlukan penanganan cepat oleh relawan, yang dikoordinir BPBD.
Untuk itu
diharapkan organisasi relawan yang berminat bergabung ke dalam sekber, segera
mengirimkan datanya ke BPBD Provinsi Jatim. Karena sifat keanggotaannya
sukarela dan swadana yang jauh dari profit, maka perlu berfikir ulang sebelum
memutuskan ikut sekber, dari pada menyesal, "mbendol mburi", kecewa, marah.
Dari sengkarutnya
menyamakan langkah membentuk sekber, ada beberapa celetukan nakal mewarnai
rapat. Seperti misalnya, sekber kok harus punya AD/ART segala. Apa tidak cukup ‘aturan main’ yang disepakati bersama. Apa
hak dan kewajiban anggota sekber kepada pengurus ?, begitu juga sebaliknya. Apa
peran BPBD terhadap keberadaan sekber. Jika ada bencana, apa tugas sekber, apa
tugas anggota sekber yang daerahnya terkena bencana. Apakah sekber bisa
menghubungkan relawan dengan posko di lokasi saat terjadi bencana, sehingga
relawan jelas tupoksinya dan mudah dikendalikan oleh posko.
Intinya,
dari banyaknya pertanyaan itu, tanda kawan-kawan relawan masih gamang diajak
berkumpul dalam sekber, karena sudah biasa bermain sendiri dengan segala
kemampuannya. Apalagi, konon relawan Jawa Timur itu terkenal dengan istilah ‘sumbu pendek’ sehingga sulit untuk
diajak berkegiatan bareng dalam satu wadah yang bernama sekber.
Mungkin,
diawal pembentukan sekber, belum bisa mencakup semua organisasi relawan se jawa
timur. Namun, paling tidak nanti sambil berjalan dibenahi, diadakan pendataan
lagi bekerjasama dengan BPBD Kabupaten/Kota. disamping itu, sekber pun harus
segera membangun komunikasi dengan berbagai lembaga dan dunia usaha untuk
diajak bekerjasama dalam penanggulangan bencana, termasuk mengadakan pelatihan
untuk meningkatkan kapasitas relawan.
Sekali lagi,
diawal pembentukan sekber ini tentu masih banyak kekurangan, termasuk
penyusunan statuta yang belum sempurna, juga komposisi ‘tim perumus’ yang terkesan asal comot yang penting mau ‘bekerja rodi’. Semua itu dalam rangka
upaya menangkap fasilitas yang diberikan BPBD berupa ruangan untuk sekber. Takutnya,
jika tidak segera diambil, ruangannya keburu dialih fungsikan.
Untuk itulah
diharapkan kawan-kawan relawan, khususnya para senior yang kaya pengalaman dan
punya modal sosial yang luas, sudilah kiranya membantu membenahi dan melengkapi
keberadaan sekber beserta ‘ubo rampenya’.
Sebagai calon rumah bersama relawan penanggulaangan bencana. Karena, dengan
keberadaan sekber, relawan (secara formal) bisa ikut terlibat dalam upaya
melaksanakan komitmen Yogyakarta yang disusun berbarenagn dengan pelaksanaan rakernas
BNPB-BPBD tahun 2017 di Hotel Sahid, Yogyakarta.
Diantara komitmen
yang disusun itu, ada yang sejalan dengan gerakan sekber, yaitu mendorong
semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan, serta melakukan
pengurangan risiko bencana dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha untuk
ketangguhan menghadapi bencana. Tinggal bagaimana mensinergikan gerakan sekber
dengan program BPBD. Sungguh, ‘jabang bayi’ sekber ini sangat memerlukan masukan bukan makian. Wassalam.[eBas/08123161763]
dengan adanya sekber, akan memudahkan relawan berkomunikasi dengan pihak BPBD maupun unsur pengarah bpbd yg terdiri dari pakar, akademisi, dan praktisi dalam rangka koordinasi program dan sebagainya
BalasHapusassalamuallaikum pak, saya dari Korps Relawan Kampus Jember, ingin bekerja sama dengan para relawan yang ada di jatim, kami masih banyak kekurangan untuk ilmu dan pelatihan kerelawanan, mungkin sekiranya bapak dan rekan-rekan berkenan untuk membimbing dan melatih kami, agar kami bisa menjadi relawan yang lebih baik lagi, dan lebih memahami dalam suatu masalah kebencanaan. Terimakasih bapak, wassalamuallaikum wr.wb
BalasHapus