Selasa, 22 Mei 2018

PERAN SRPB JATIM DALAM PRA BENCANA


Secara sederhana, sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana jawa timur (SRPB JATIM) itu merupakan wadah relawan untuk berkumpul, berbagi informasi dan pengalaman tentang program Penanggulangan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan Adaptasi Perubahan Iklim, berdasarkan konsep ‘dari kita, oleh kita, dan untuk kita’. Dari situlah diharapkan muncul rasa saling peduli dan berbagi membangun sinergi.

Keberadaan SRPB JATIM pun bisa menjadi media silaturahim antar relawan, saling berkoordinasi untuk membangun kapasitas sesuai klaster yang diminati, dalam rangka mengikuti sertifikasi (uji kompetensi) relawan yang diadakan oleh lembaga sertifikasi profesi penanggulangan bencana (LSP-PB).

Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan menggelar program ‘arisan ilmu nol rupiah’ dengan berbagai materi dan nara sumber yang bersedia berbagi ilmu tanpa sarat tertentu. Ya, SRPB JATIM dalam hal ini memerankan fungsi sebagai katalisator antara relawan yang ‘haus informasi’ dengan orang-orang yang memiliki kemauan serta kemampuan untuk membagikan informasi yang dimiliki.

Artinya, disini SRPB JATIM juga aktif pada fase pra bencana, yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini. Dari semua itu yang paling memungkinkan dilakukan adalah pendidikan dan penyuluhan. Seperti pengenalan dan pengkajian ancaman bencana; pemahaman tentang kerentanan masyarakat; analisis kemungkinan dampak bencana; pilihan tindakan pengurangan risiko bencana; perencanaan partisipatif penanggulangan bencana; pengembangan budaya sadar bencana; identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana; penguatan ketahanan sosial masyarakat.
Hal diatas sesuai dengan peran relawan seperti yang termaktub didalam perka nomor 17 tahun 2011, tentang pedoman relawan penanggulangan bencan, disana dikatakan bahwa saat pra bencana, relawan bisa mengambil peran, diantaranya dengan menyelenggaraan pelatihan-pelatihan bersama masyarakat, mengadakan  penyuluhan kepada masyarakat, dan jika memungkinkan, relawan bisa menyediakan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana
Apa yang dilakukan oleh relawan pada fase pra bencana itu tampaknya ada kesesuaian dengan pesan Kerangka Sendai 2015 – 2030, diantaranya menekanan pada manajemen risiko bencana, yaitu mencegah timbulnya risiko baru, mengurangi risiko, perkuat ketahanan. Sementara target Sendai itu diantaranya, menurunkan angka kematian, menurunkan angka korban bencana, mengurangi kerugian ekonomi, mengurangi kerusakan infrastruktur.

Untuk itulah SRPB JATIM ke depan tidak harus bergelut di bidang tanggap darurat saja. Tetapi juga bisa memainkan peran meningkatkan kapasitas relawan melalui bidang edukasi, seperti mengadakan sosialisasi, menyelenggarakan seminar, melakukan diskusi terbatas dimana hasilnya dikirimkan kepihak-pihak yang berkepentingan.

Sungguh, jika SRPB JATIM bisa melakukan, betapa bangganya Sugeng Yanu, sebagai inisiator sekaligus dewan pengarah yang getol mendorong agar SRPB JATIM bisa berbuat lebih sebagai wadah koordinasi dan silaturahmi dalam rangka peningkatan kapasitas relawan. Sehingga keberadaannya tidak sekedar ada dan dilihat sebelah mata oleh mereka yang tidak suka karena ketidak tahuannya. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. [eBas/rabu pon]
*tulisan terinspirasi saat dialog santai di TV RI Pro 2, senin legi (21/5)
   


     



2 komentar:

  1. SRPB JATIM itu bukan organisasi baru, tapi sebagai wadah berkumpulnya organisasi relawan se jatim untuk meningkatkan tali silaturahim, media komunikasi dan koordinasi membangun sinergi untuk meningkatkan kapasitas relawan, baik itu pada fase pra bencana, tanggap darurat bencana, maupun pasca bencana, melalui berbagai bentuk diklat/seminar/FGD, serta Arisan Ilmu sebagai ajang meningkatkan paseduluran.

    SRPB pun dalam pengadaan seragamnya tidak memaksa relawan untuk memiliki, apalagi mewajibkan membeli. Pengadaan seragam telah dimusyawarahkan dgn catatan, yg punya uang dan berkenan beli seragam, ya disilahkan membeli, an jika tidak mau membeli ya tidak apa-apa, dan tidak berdosa.
    jadi kalau ada anggapan SRPB itu organisasi baru atau organisasi yang mematikan organisasi lainnya, itu adalah pikiran bodoh karena ketidak tahuannya.
    lucunya, wis ora ngerti nanging ora gelem takon ben ngerti

    sesungguhnyalah, SRPB itu tidak akan bisa berbuat apa-apa jika tidak didukung oleh relawan dan organisasinya

    BalasHapus
  2. Artinya, tanpa dukungan dan keterlibatan relawan dari berbagai organisasi, maka SRPB tidak bisa berbuat apa-apa.
    Sesungguhnyalah kekuatan SRPB itu ada pada rasa kebersamaan utk membangun sinergi dan saling peduli utk berbagi informasi

    BalasHapus