Sungguh,
persiapan rapat koordinasi sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana
jawa timur (SRPB JATIM) tahun 2019 ini diiringi dengan kejadian bencana
hidrometeorologi. Seperti banjir, longsor, dan puting beliung di berbagai
daerah di jawa timur.
Tentu hal
ini sangat menguras kesibukan relawan membantu BPBD dalam penanggulangan
bencana. diantaranya, melakukan evakuasi warga terdampak, penyediaan dapur
umum, dan distribusi logistik kepada korban di pengungsian. Semoga kalian tetap
tabah, sabar, sehat dan semangat. Pasti Tuhan akan mencatat segala amal yang
kalian perbuat.
Sementara
SRPB JATIM sebagai wadah “bertemunya” berbagai organisasi relawan seluruh jawa
timur mempunyai agenda rutin yang harus dijalankan sesuai amanah dari kongres
di Kota Malang Tahun 2017, yaitu melaksanakan rakor sebagai media evaluasi dan
berkaca diri terkait dengan agenda yang telah disepakati.
Dimana, dalam
rakor nanti akan dibahas program apa saja yang telah dijalankan sesuai
kesepakatan musker tahun 2018 di Obis Camp, Trawas, Mojokerto. Serta kendala
apa saja yang ditemui sehingga beberapa program belum bisa dilaksanakan. Bagaimana
solusinya dan rencana apa yang akan diagendakan untuk tahun 2019 ini.
Sungguh,
maju mundurnya SRPB JATIM itu sangat tergantung ada tidaknya rasa “Melu handarbeni”
dari masing-masing pengurus dan anggota terhadap keberadaan SRPB JATIM yang
saat ini semakin dikenal dimana-mana dan telah mendapat kepercayaan dari BPBD
Provinsi Jawa Timur.
Hal ini
tampak pada pemberian ijin penggunaan ruangan di salah satu gedung BPBD untuk
dijadikan ‘kantor’ SRPB JATIM, serta dilibatkannya beberapa personil SRPB JATIM
dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh BPBD.
Tentu kepercayaan
ini hendaknya dijaga dengan karya nyata. Dengan rasa kebersamaan dan kekompakan,
pastilah bisa melaksanakan. Yang penting ada saling pengertian. Begitulah harapannya.
Karena, dulu diawal terbentuknya SRPB JATIM, pengurus pernah berharap diberi
ruangan untuk tempat berkumpul. Sekarang sudah diberi, tinggal bagaimana
meramaikan ruangan, seperti yang pernah diharapkan.
Untuk itulah,
melalui rakor yang dilaksanakan serba sederhana apa adanya karena kesibukan
semuanya dan situasi keprihatinan dibayangi terjadinya bencana ini, bisa
menghasilkan kesepakatan yang menyejukan dalam rangka menegaskan kembali
keberadaan SRPB JATIM sebagai wadah silaturahmi, memupuk rasa saling peduli,
saling berbagi informasi dan berkoordinasi membangun sinergi, dalam rangka
meningkatkan kapasitas relawan dalam hal penanggulangan bencana dan pengurangan
risiko bencana. Serta sebagai mitra BPBD yang akan memudahkannya melakukan
pendataan, pembinaan dan pengerahan relawan dalam tugas-tugas kemanusiaan
secara professional.
Ya, ke
depan, SRPB JATIM pun diharapkan bisa menjadi “think tank” nya BPBD dengan
memberikan masukan yang berarti sebagai bahan penyusunan kebijakan yang ‘pro
relawan’, berdasarkan kajian dan diskusi-diskusi yang dilakukan lewat acara Arisan Ilmu. akan lebih indah lagi jika SRPB JATIM bisa mengajak pengurus Forum PRB JATIM untuk bersinergi memberi masukan kepada BPBD dalam rangka pengurangan risiko bencana di Jawa Timur.
Paling tidak,
dalam keputusan rakor nanti ada kesepakatan untuk mengefektifkan jalur
komunikasi lewat media sosial (grup whatsApp). Secara berkala menginformasikan
situasi dan kondisi masing-masing daerah, keadaan cuaca dan potensi terjadinya
bencana di daerahnya. Hal ini akan memudahkan membangun koordinasi dengan BPBD
untuk penanganan lebih lanjut,
Bismillah,
semoga semangat kongres tahun 2017 tetap berkobar di sanubari agar eksistensi
SRPB JATIM semakin berarti bagi institusi yang membidangi maupun bagi
organisasi. Ingat, tugas-tugas ke depan telah menanti, dan banyak pihak yang
ingin mengerti agenda apa yang akan disepakati ditahun ini. Wallahu a’lam
bishowab. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. [eBas/senin 11/3]
Siap pak!
BalasHapussiiiip.....
Hapusmanstab tetap semangat
BalasHapus