Jumat, 05 April 2019

SRIKANDI PENSIUN JADI RELAWAN


“Saya mau pensiun dari kegiatan sosial di dunia relawan bencana, mengingat usia sudah menjelang renta. Sudah waktunya yang muda tampil menggantikan kiprah saya,” Kata mbakyu Srikandi, saat menunggu acara Arisan Ilmu yang digelar rutin oleh pengurus SRPB JATIM dalam rangka meningkatkan tali silaturahim diantara relawan penanggulangan bencana.

Masih kata mbakyu yang memiliki kepintaran dibidang pengobatan herbal ini, seorang relawan itu, disamping harus pandai dan memiliki kapasitas yang mumpuni, juga secara fisik harus kuat, sehat dan tahan banting menghadapi situasi yang ekstrim.

“Sekarang fisik saya sudah tidak sekuat dulu lagi, jadi saya harus tahu diri dari pada memaksakan ikut ke operasi di lokasi bencana, ternyata harus dievakuasi dan dikumpulkan dengan para pengungsi. Aduh betapa malunya diri ini,” Ujarnya sambil tersenyum simpul.

Kang Petruk mendengarkan curhatnya mbakyu Srikandi sambil menikmati gedang godog dan ketan bubuk. Kang Petruk paham bagaimana galaunya hati seorang relawan yang tidak bisa ikut operasi saat tanggap darurat. Karna ada anggapan kuat, bahwa relawan belum bisa disebut relawan jika belum pernah turun langsung ke lokasi bencana melakukan evakuasi, membantu dapur umum, ikut mendistribusikan logistik, dan kegiatan yang memerlukan bantuan relawan.

“Oalah mbakyu, ngapain sampiyan galau dan minta pensiun sebagai relawan bencana?. Ayak ayak wae, relawan kok pensiun. Emangnya dulu sampiyan mendaftar sebagai relawan dimana, dan siapa yang akan memberi surat keputusan pensiun?” Goda Kang Petruk sambil nyengir.

Ya, sesungguhnyalah relawan itu adalah panggilan hati, dan tidak semua orang mampu menjadi relawan. Karena disana membutuhkan adanya rasa kepedulian dan komitmen terhadap masalah kemanusiaan. Kata mbah Gugel, hal ini sejalan dengan Definisi relawan menurut Schroeder (1998) adalah individu yang rela menyumbangkan tenaga atau jasa, kemampuan dan waktunya tanpa mendapatkan upah secara finansial atau tanpa mengharapkan keuntungan materi dari organisasi pelayanan yang mengorganisasi suatu kegiatan tertentu secara formal.

Sementara, arti relawan penanggulangan bencana sesuai dengan Perka nomor 17 tahun 2011, adalah seorang atau sekelompok orang yang memiliki kemampuan dan kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya penanggulangan bencana

Kang Petruk mencoba menghibur mbakyu Srikandi yang sedang menikmati Es Cao. Dia bilang bahwa dalam penanggulangan bencana itu ada tiga fase. Yaitu fase pra bencana, fase tanggap darurat bencana, dan fase pasca bencana. monggo, jika mampu, relawan bisa terlibat di ketiga fase tersebut. Namun, jika ada keterbatasan tertentu, seperti kekuatan fisik yang menurun karena usia. Maka bermainlah di fase pra bencana yang tidak menguras tenaga (okol).

Pada fase pra bencana itu, relawan bisa menyelenggarakan pelatihan bersama masyarakat, melakukan penyuluhan kepada masyarakat, dan penyediaan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana. apalagi saat ini pemerintah sedang getol mewacanakan pendidikan mitigasi bencana diajarkan di sekolah. Sebuah peluang yang bisa ditangkap oleh relawan.

“Acara arisan ilmu juga masuk dalam fase pra bencana. Untuk itu jika mbakyu Srikandi sudah merasa tidak mampu ikut operasi di lokasi bencana. kiranya bisa tetap aktif di fase pra bencana sebagai pendidik, dan motivator kepada relawan muda jaman now di acara Arisan Ilmu atau lainnya. jadi, relawan itu tidak ada pensiunnya mbakyu,” Ujarnya sok tau, kemeruh, dan metuwek.

Artinya, seorang relawan yang sudah tidak mampu turun ke lapangan itu, bukanlah akhir dari segala aktivitas pengabdian untuk kerja-kerja kemanusiaan sebagai khalifatullah. Karena, orang bijak pernah berfatwa bahwa “Darma kita kepada sesama tidak harus dilakukan dengan mengandalkan kekuatan fisik semata. Sambil menjadi orang biasa pun jalan darma tetap terbuka dengan menebar ilmu dan keterampilan yang kita miliki, agar hidup bermanfaat dan barokah.

Upaya Kang Petruk menghibur mbakyu Srikandi harus terputus ketika nara sumber Arisan ilmu memulai materinya. Kali ini materinya tentang Sistem Informasi Kenbencanaan Berbasis Online. Mungkin perlu juga direncanakan materi tentang Basic Life Support part two. Wallahu a/lam bishowab. [eBas/jumat kliwon-5/4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar