Sementara
di luar, gerimis tetap setia membasahi bumi perkemahan Nangun kerti, di Desa
Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Sebuah tempat yang
memiliki pemandangan indah, dekat dengan destinasi wisata yang disuka oleh
wisatawan domestik maupun wisatawan manca Negara dan merupakan salah satu
sumber pendapatan asli daerah.
Ya,
relawan dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul memenuhi undangan BNPB untuk
mengikuti gelar Dharma Relawan Adhirajasa yang dilaksanakan mulai tanggal 26 sampai
dengan 28 Maret 2019. Mereka membahas tentang Desk Relawan, Sertifikasi
Relawan, serta Kluster Relawan. Selain
itu juga ada sosialisasi Destana, Gerakan PRB, dan Hari Kesiapsiagaan Bencana.
Beberapa
peserta bilang bahwa pemilihan lokasinya lumayan merepotkan peserta. Karena
gerimis selalu turun membasahi lokasi, membasahi tenda yang bocor disana sini.
Termasuk pemasangan spanduk dan umbul-umbul yang tidak dipasang ditepi jalan
utama sebagai penanda bagi peserta yang baru datang, sehingga sering keliru
lokasi. Namun semua itu bisa diatasi dengan caranya sendiri, yang penting tetap
bahagia bisa bertemu dengan sesama relawan dari berbagai daerah untuk berbagi
pengalaman tentang penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana.
Ya
begitulah, kegiatan ini memang dirancang sebagai wadah bertemu para relawan
penanggulangan bencana untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, berbagi informasi
terkait dengan peningkatan kapasitas relawan sebagai potensi terlatih membantu
BNPB/BPBD dalam penanggulangan bencana. baik itu saat pra bencana, tanggap
bencana, maupun paska bencana.
Tujuan kegiatan
yang mengambil tema “Mensinergikan Semangat Kebersamaan dan Kerelawanan untuk
Ketangguhan Bangsa." antara lain, membangun jejaring relawan di berbagai
daerah sebagai upaya peningkatan kapasitas relawan melalui berbagai pelatihan
yang difasilitasi oleh BNPB maupun BPBD. Dari kegiatan ini diharapkan dapat mengukuhkan rasa persaudaraan yang ada
serta memperkokoh ketangguhan bangsa menghadapi bencana.
Hal ini
sejalan dengan arahan Kepala BNPB, Doni Monardo, yang mengatakan tentang pentingnya
pembangunan mental dan penguatan kapasitas relawan untuk meningkatkan kesadaran
dalam memahami risiko bencana dan pentingnya mengurangi dampak kejadian bencana
melalui pendidikan,
Masih
kata jendral berbintang tiga itu, bahwa relawan diharapkan tidak hanya bekerja
pada tanggap darurat saja namun juga dilakukan pra dan paska bencana. Seperti melakukan
sosialisasi mitigasi untuk pengurangan risiko bencana, menjaga dan memperbaiki
lingkungan, melalui aksi penghijauan, bersih-bersih sampah dan sejenisnya.
Malam itu,
bumi perkemahan yang bersih itupun masih tetap basah oleh hujan, tenda pun juga
basah. Relawan tidur dalam gelisah, menikmati kondisi yang serba basah dengan
tabah. Sambil ngopi, mereka bicara tentang sertifikasi dan desk relawan yang
dibahas seharian. Sebuah konsep yang sedang diwacanakan untuk dijadikan
kebijakan secara nasional.
Namun,
sesungguhnyalah konsep tersebut masih perlu waktu untuk berproses agar bisa
diterima oleh semua pegiat kebencanaan. Khususnya orang BNPB dan BPBD harus
paham benar agar bisa memberi penjelasan yang kaffah kepada relawan yang ingin
tahu tentang sertifikasi dan desk relawan. Sehingga tidak terjadi kesalah
pahaman seperti yang sudah-sudah.
Semakin malam
diskusi menghangat penuh semangat, berbagai pendapat mencuat mempertajam
bahasan. Bersahut kata dan konsep untuk membangun kesepahaman diantara relawan.
Alangkah indahnya jika diskusi dalam rangka Dharma Relawan Adhiraja ini menghasilkan
catatan kritis yang disampaikan kepada BNPB untuk melengkapi penyusunan laporan
kegiatan ini dan diberikan kepada BPBD Kabupaten/Kota untuk bahan diskusi
bersama relawan. Sehingga kegiatan Dharma Relawan Adhirajasa yang baru pertama
diselenggarakan ini benar-benar ada tindak lanjutnya untuk kemaslahatan relawan
sebagai mitra kritis BNPB/BPBD. Wallahu a’lam bishowab.[eBas/senin legi, 1/4]
keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana adalah: 1). Memberi Informasi, 2). Menyediakan lahannya/rumahnya menjadi tempat pengungsian, 3). Membantu sibuk di : dapur umum, psikososial/trauma healling (nyanyi, ngaji, bahas mapel, dll), ngajar di sekolah darurat, mendata pengungsi dan kebutuhannya, kerja bakti, 4). Pengumpulan donasi, 5). Mengawasi giat PB
BalasHapus