Selasa (18/6)
malam, setelah seharian dihajar oleh kemeriahan Pekan Ilmiah Tahunan Riset
Kebencanaan, di gedung Ina DRTG, BNPB. Pak Papang melontarkan gagasan tentang
perlunya relawan SRPB JATIM bergotong royong mengadakan alat pemanen hujan
untuk ditempatkan di Lamongan dan di Ponorogo.
“Masak
sih, anggota mitra SRPB yang jumlahnya banyak itu tidak mau menginfaqkan
sebagian rejekinya untuk membantu masyarakat lewat pengadaan alat pemanen hujan
yang sangat bermanfaat itu,” Katanya memulai obrolan sambil menikmati kopi
buatan office boy BNPB.
Masih kata
pria asal Jogja ini, relawan SRPB harus mempunyai karya nyata sebagai bentuk
sumbangsih yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Dalam hal ini berupa
alat pemanen air hujan, seperti yang pernah disampaikan oleh Komunitas Banyu
Bening dalam acara Arisan Ilmu, beberapa waktu yang lalu.
“Saya yakin,
seandainya seluruh relawan mau bersodakoh tiga ribu, atau empat ribu setiap
bulannya, pasti dalam waktu empat bulan sudah terwujud, dan pahalanya akan
terus mengalir selama alat itu digunakan masyarakat,” Lanjutnya.
Memang,
jika dipikir secara matematik, anggota mitra SRPB JATIM yang mencapai 170 an
organisasi relawan itu, jika masing-masing organisasi ada 15 orang yang
berkenan mendonasikan uangnya sejumlah 5.000 selama lima bulan, maka akan
diperoleh dana yang lumayan untuk mempercepat terwujudnya gagasan itu.
Ya, optimisme
Pak Papang sangat tampak meyakinkan malam itu. Saya pun setuju dengan gagasan
beliau. Walau ada sebersit pesimis gagasan beliau bisa terwujud. Tapi, apa
salahnya jika gagasan itu dicoba, entah bagaimana nanti hasilnya. Bismillah,
semoga Tuhan merestui gagasan mulia dari staf nya Pak Lilik Kurniawan, Dir PM,
BNPB.
Mengapa ada
pesimis yang membayangi gagasan pria penyuka kopi ini?. Pertama, istilah donasi
kurang familier diantara relawan mitra SRPB JATIM yang sudah terbiasa berkegiatan
dengan konsep Nol rupiah berbasis keikhlasan.
Sehingga, ketika diumumkan untuk
berdonasi sejumlah uang, bisa-bisa yang muncul kemudian adalah kasak kusuk yang
beraroma curiga untuk kemudian rencana itu berhenti ditengah jalan. Gagasan tinggallah
gagasan, seperti judul lagu “Layu Sebelum Berkembang”, entah siapa yang
mempopulerkan, yang jelas bukan Rhoma Irama, siraja dangdut itu.
Ke dua,
garakan donasi juga bisa dijadikan senjata oleh mereka yang sejak awal tidak
suka dengan keberadaan SRPB JATIM. mereka pasti akan bilang, “Lha tenan to,
akhirnya ada tarikan, ada urunan yang dibungkus dengan istilah donasilah,
sodakohlah. Padahal untuk mendukung kegiatan SRPB,”. Atau dengan bahasa lain
yang provokatif dan menyakitkan.
Inilah yang
membuat saya galau ketika akan berbicara kepada teman-teman agar bisa segera
mewujudkan gagasannya Pak Papang, dengan mengumumkan lewat grup WhatsApp, untuk
melihat respon relawan yang menjadi anggotanya. Ya, galau karena kiprah SRPB JATIM masih belum banyak diketahui oleh khalayak ramai, juga dikalangan relawan sendiri (karena enggan mencari tahu dan masih enggan mendekat).
Alhamdulillah,
saat acara halal bi halal lintas komunitas di ruang siaga, BPBD Provinsi Jawa
Timur, Kotak Infaq 50 ribu Coin Pengadaan Alat Pemanen Air Hujan, telah
berhasil mengumpulkan dana yang lumayan. Semoga, gerakan infaq ini terus
bergulir, sehingga harapan Pak Papang bahwa, relawan mampu dan mau mendonasikan
sebagian rejekinya untuk membantu sesama, benar-benar bisa terwujud. Hal ini
sejalan dengan adab dalam islam yang mengatakan bahwa tangan di atas itu lebih
mulia daripada di bawah.
Sekali lagi,
jika gagasan ini benar-benar berjalan tanpa suara sumbang dari oknum yang tidak
suka. Maka, secara tidak langsung membuktikan bahwa rasa gotong royong saling
peduli dan berbagi yang sering didengungkan itu benar-benar nyata adanya dan
masih dimiliki relawan.
Disini
yang diperlukan adalah adanya rasa saling percaya, komitmen yang kuat, serta
adanya transparansi dan tanggungjawab moral diantara relawan yang mendukung gagasannya Pak Papang. Tanpa
itu pasti semuanya akan terasa ampang. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. [eBas/senin
kliwon-24/6].
mohon info : nomir rekening khusus untuk hal tersebut diatas...kakak...???
BalasHapusharusnya relawan yg tergabung dlm organisasi ya harus mau saweran rutin dua ribuan minggu pasti cepat terkumpul dananya.kalau gak mau urunan ya gak bakalan terkumpul dan hanya omong doang......
BalasHapusdua ribuan per minggu ya gak memberatkan dompet lah asal dilandasi keikhlasan
BalasHapus