Senin, 24 Juni 2019

DONASI ALAT PEMANEN HUJAN


Selasa (18/6) malam, setelah seharian dihajar oleh kemeriahan Pekan Ilmiah Tahunan Riset Kebencanaan, di gedung Ina DRTG, BNPB. Pak Papang melontarkan gagasan tentang perlunya relawan SRPB JATIM bergotong royong mengadakan alat pemanen hujan untuk ditempatkan di Lamongan dan di Ponorogo.

“Masak sih, anggota mitra SRPB yang jumlahnya banyak itu tidak mau menginfaqkan sebagian rejekinya untuk membantu masyarakat lewat pengadaan alat pemanen hujan yang sangat bermanfaat itu,” Katanya memulai obrolan sambil menikmati kopi buatan office boy BNPB.

Masih kata pria asal Jogja ini, relawan SRPB harus mempunyai karya nyata sebagai bentuk sumbangsih yang dapat dinikmati langsung oleh masyarakat. Dalam hal ini berupa alat pemanen air hujan, seperti yang pernah disampaikan oleh Komunitas Banyu Bening dalam acara Arisan Ilmu, beberapa waktu yang lalu.

“Saya yakin, seandainya seluruh relawan mau bersodakoh tiga ribu, atau empat ribu setiap bulannya, pasti dalam waktu empat bulan sudah terwujud, dan pahalanya akan terus mengalir selama alat itu digunakan masyarakat,” Lanjutnya.

Memang, jika dipikir secara matematik, anggota mitra SRPB JATIM yang mencapai 170 an organisasi relawan itu, jika masing-masing organisasi ada 15 orang yang berkenan mendonasikan uangnya sejumlah 5.000 selama lima bulan, maka akan diperoleh dana yang lumayan untuk mempercepat terwujudnya gagasan itu.

Ya, optimisme Pak Papang sangat tampak meyakinkan malam itu. Saya pun setuju dengan gagasan beliau. Walau ada sebersit pesimis gagasan beliau bisa terwujud. Tapi, apa salahnya jika gagasan itu dicoba, entah bagaimana nanti hasilnya. Bismillah, semoga Tuhan merestui gagasan mulia dari staf nya Pak Lilik Kurniawan, Dir PM, BNPB.

Mengapa ada pesimis yang membayangi gagasan pria penyuka kopi ini?. Pertama, istilah donasi kurang familier diantara relawan mitra SRPB JATIM yang sudah terbiasa berkegiatan dengan konsep Nol rupiah berbasis keikhlasan.
Sehingga, ketika diumumkan untuk berdonasi sejumlah uang, bisa-bisa yang muncul kemudian adalah kasak kusuk yang beraroma curiga untuk kemudian rencana itu berhenti ditengah jalan. Gagasan tinggallah gagasan, seperti judul lagu “Layu Sebelum Berkembang”, entah siapa yang mempopulerkan, yang jelas bukan Rhoma Irama, siraja dangdut itu.

Ke dua, garakan donasi juga bisa dijadikan senjata oleh mereka yang sejak awal tidak suka dengan keberadaan SRPB JATIM. mereka pasti akan bilang, “Lha tenan to, akhirnya ada tarikan, ada urunan yang dibungkus dengan istilah donasilah, sodakohlah. Padahal untuk mendukung kegiatan SRPB,”. Atau dengan bahasa lain yang provokatif dan menyakitkan.

Inilah yang membuat saya galau ketika akan berbicara kepada teman-teman agar bisa segera mewujudkan gagasannya Pak Papang, dengan mengumumkan lewat grup WhatsApp, untuk melihat respon relawan yang menjadi anggotanya. Ya, galau karena kiprah SRPB JATIM masih belum banyak diketahui oleh khalayak ramai, juga dikalangan relawan sendiri (karena enggan mencari tahu dan masih enggan mendekat).

Alhamdulillah, saat acara halal bi halal lintas komunitas di ruang siaga, BPBD Provinsi Jawa Timur, Kotak Infaq 50 ribu Coin Pengadaan Alat Pemanen Air Hujan, telah berhasil mengumpulkan dana yang lumayan. Semoga, gerakan infaq ini terus bergulir, sehingga harapan Pak Papang bahwa, relawan mampu dan mau mendonasikan sebagian rejekinya untuk membantu sesama, benar-benar bisa terwujud. Hal ini sejalan dengan adab dalam islam yang mengatakan bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada di bawah.

Sekali lagi, jika gagasan ini benar-benar berjalan tanpa suara sumbang dari oknum yang tidak suka. Maka, secara tidak langsung membuktikan bahwa rasa gotong royong saling peduli dan berbagi yang sering didengungkan itu benar-benar nyata adanya dan masih dimiliki relawan.

Disini yang diperlukan adalah adanya rasa saling percaya, komitmen yang kuat, serta adanya transparansi dan tanggungjawab moral diantara relawan yang mendukung gagasannya Pak Papang. Tanpa itu pasti semuanya akan terasa ampang. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. [eBas/senin kliwon-24/6].
          

3 komentar:

  1. mohon info : nomir rekening khusus untuk hal tersebut diatas...kakak...???

    BalasHapus
  2. harusnya relawan yg tergabung dlm organisasi ya harus mau saweran rutin dua ribuan minggu pasti cepat terkumpul dananya.kalau gak mau urunan ya gak bakalan terkumpul dan hanya omong doang......

    BalasHapus
  3. dua ribuan per minggu ya gak memberatkan dompet lah asal dilandasi keikhlasan

    BalasHapus