Selasa, 01 Oktober 2019

PEMBEKALAN SERTIFIKASI RELAWAN MITRA SRPB JATIM


         Ada yang bilang bahwa sertifikasi relawan itu  merupakan proses pemberian sertifikat kepada relawan yang sudah memenuhi persyaratan kompetensi tertentu, yang didukung bukti fisik sesuai bidang yang diambil.

Sementara Sugeng Yanu, sebagai pemateri tunggal acara sosialisasi sertifikasi relawan kepada mitra SRPB JATIM, mengatakan bahwa sertifikasi adalah seluruh kegiatan yang dilakukan asesor untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survalen, sertifikasi ulang dan penggunaan sertifikat.

Diawal penyampaian materi, Sugeng Yanu yang juga aktif di gerakan pramuka, mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi dan pembekalan masalah sertifikasi ini merupakan inovasi yang kreatif dari pengurus SRPB JATIM. lebih tepatnya sosialisasi dulu, baru pembekalan.

Kegiatan sosialisasi sertifikasi relawan yang digelar di Ruang Siaga, Kantor BPBD Provinsi Jawa Timur, minggu (29/9) ini, dalam rangka menyiapkan relawan yang akan mengikuti sertifikasi agar hasilnya tidak mengecewakan dan benar-benar kompeten dibidang yang akan disertifikasi. Disamping itu juga untuk menghindari peserta yang sudah terpilih mengikuti sertifikasi tiba-tiba muntaber (mundur tanpa berita).

Sungguh, jika waktunya sertifikasi kemudian pesertanya tiba-tiba muntaber, maka pengurus SRPB JATIM yang blingsatan mencarikan penggantinya. Ini  menjadi problem tersendiri. Hal ini bisa menurunkan kepercayaan pihak lain kepada pengurus.

Untuk menghindari peserta yang muntaber inilah acara Arisan Ilmu kali ini digelar dengan materi pembekalan sertifikasi. Harapannya, hanya mereka yang benar-benar seriuslah yang akan dibina dan didampingi lebih lanjut agar tidak muntaber.

Arisan ilmu yang ke 26 ini didominasi oleh wajah baru yang datang dari berbagai komunitas. Bahkan ada dua mahasiswi STIKES Kota Malang, nekat datang berdua naik motor berboncengan. Begitu juga dengan relawan dari Kota tuak Tuban, berboncengan penuh semangat ingin tau apa itu sertifikasi relawan, sekaligus ‘nyambangi’ markaz SRPB JATIM. siapa tahu mereka bisa mengadopsi di daerahnya. subhanallah, semoga perjalanan kalian mendapat barokah.

Seperti biasa nasi lodeh, lauk ikan asin, mendol dan es cao meramaikan Arisan Ilmu. Ditambah dengan hadirnya wedang kemaruk (ramuan daun kemangi dan perasan jeruk) sumbangan Bukaji Rukiyati menambah semangat peserta menikmati makan siang bersama sambil bercengkerama untuk mengakrabkan suasana.

Dari kegiatan ini ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Seperti, perlunya ada tanda khusus bagi relawan yang telah tersertifikasi. Karena sampai saat ini manfaat dari sertifikasi belum terasakan oleh relawan yang telah memiliki sertifikat. Artinya, selama ini saat terjadi tanggap darurat bencana, semua relawan yang datang ke lokasi langsung beraksi tanpa melihat kompetensi yang dimiliki, serta tanpa pernah ditanya sudah tersertifikasi atau belum oleh petugas posko induk (yang belum tentu sudah tersertifikasi).

Ada juga saran agar SRPB JATIM berani menggelar acara sarasehan yang menghadirkan unsur birokrasi, akademisi dan praktisi serta relawan dari berbagai komunitas untuk membahas praktek penanggulangan bencana yang semakin baik  sesuai kompetensi yang terstandar di dalam aturan sertifikasi.

Sugeng Yanu, menimpali terkait dengan usulan cerdas dari peserta yang baru pertama ikut arisan ilmu,  bahwa kebijakan daerah masih sering belum ‘konek’ dengan masalah penanggulangan bencana. Mereka masih sibuk mengerjakan program-program ‘populer’ yang bisa segera menyerap anggaran. Sementara program yang berupaya menyiapkan masyarakat tangguh bencana masih sedikit (belum menjadi prioritas).

“Ketika pimpinan tidak mau mengagendakan kegiatan pra bencana, maka yang terjadi adalah tidak adanya program yang mengarah ke upaya pendidikan mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana. Sementara kegiatan simulasi atau gladi lapang sering kali hanya untuk memenuhi seremonial saja, jarang dilakukan di tempat yang berpotensi terjadi bencana,” Ujarnya sambil tersenyum penuh arti.

Pensiunan karyawan BPBD Provinsi  Jawa timur ini juga mengatakan bahwa, menurut UU nomor 24 tahun 2007, operasi bencana harus dipimpin oleh unsur birokrasi atau orang lain yang ditunjuk oleh birokrat. Sementara, masih menurut pria berambut putih ini, kalau dulu, sebelum ada UU Penanggulangan Bencana, siapa saja yang datang ke lokasi bencana lebih dulu, dialah yang menjadi pemimpin. Sekarang, siapapun yang datang lebih dulu boleh melakukan kegiatan penanggulangan bencana, namun tidak boleh memimpin.

Kegiatan yang diikuti oleh 60 peserta ini sebagai upaya SRPB JATIM untuk menjelaskan tentang manfaat relawan mengikuti sertifikasi. diantaranya membantu relawan meyakinkan kepada orang lain/institusi bahwa dirinya kompeten dalam bekerja untuk menghasilkan produk/jasa, membantu memastikan dan memelihara kompetensi untuk meningkatkan rasa percaya diri, membantu dalam memenuhi persyaratan regulasi, dan membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas Negara.

Dengan demikian, ke depan diharapkan relawan memahami tentang  proses sertifikasi yang agak panjang karena harus terukur, objektif, tertelusur, diterima (acceptable), dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Disamping itu relawan yang berminat mengikuti sertifikasi haruslah memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi melalui uji kompetensi.

Di penghujung acara, atas kemurahan hati pejabat BPBD Provinsi Jawa Timur, semua peserta yang datang bergembira, mendapat bingkisan berupa makanan siap saji khas bencana, yang dikemas dengan warna orange. Ada nasi goreng, nasi rawon, bubur kacang ijo, dan banyak lagi jenisnya. Mereka senang karena tidak semua relawan berkesempatan menikmatinya.

Oleh panitia, diharapkan makanan kemasan tersebut segera ‘dieksekusi’ agar tidak kedaluwarsa. Kecuali jika makanan yang diproduksi oleh BNPB itu akan dijadikan ‘pajangan’ dirumahnya untuk kenang-kenangan, dipamerkan kepada tetangga dan handai taulan sebagai relawan yang diperhatikan oleh BPBD. Wallahu a’lam bishowab. [eBas/ selasa wage-011019].


   



  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar