Senin, 20 Juli 2020

SRPB GELAR ARISAN ILMU ONLINE DIMASA PANDEMI COVID-19


Pandemi covid-19 telah memasuki bulan yang ke lima, dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Beberapa daerah silih berganti mendapat predikat zona merah, zona orange, zona kuning dan zona hijau. Itu tandanya potensi ancaman untuk terpapar dan terkapar masih ada.

Semua aktivitas hidup juga harus mengikuti protokol kesehatan. Itu dilakukan sebagai upaya memutus sebaran pandemi yang mematikan ini. Sementara itu pemerintah telah menyiapkan konsep New Normal, agar roda kehidupan (ekonomi) tidak berantakan yang dampaknya bisa berkepanjangan.

Pemerintah, melalui gugus tugas percapatan penanganan covid-19 dengan gencar melakukan sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan dan jaga jarak. Bahkan ada yang sampai memberlakukan pembatasan sosial berskala besar agar warganya patuh.

Konsep bekerja dari rumah bagi pegawai dan belajar dari rumah bagi peserta didik pun digaungkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan aplikasi daring sebagai media pembelajaran jarak jauh. Termasuk komunikasi dan koordinasi antar berbagai pihak.

Begitu juga dengan relawan yang tergabung di dalam sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana (SRPB) Jawa Timur. Sejak pandemi mulai merajalela, semua aktivitas pertemuan tatap muka dibatasi, sesuai konsep social and physical distancing.

Jika terpaksa bersemuka, seperti kegiatan koordinasi dengan BPBD, pengepakan sembako di Posko Grahadi, perakitan face shield di Kampus ITS, kegiatan penyemprotan disinfektan, pembagian sembako dan kegiatan lain yang bisa dilakukan relawan, harus tetap memenuhi prosedur kesehatan.

Yang jelas, relawan pun rawan terpapar covid-19. Karena wabah dari Wuhan ini tidak pernah memilih korban. Untuk itulah disarankan agar mereka yang akan berkegiatan di luar haruslah benar-benar sehat. Jangan sampai menyandang gelar ODP, PDP, dan OTG. Apalagi positif, pasti matinya berstatus korban covid-19. naudzu billah.

Arisan Ilmu sebagai media pengimbasan informasi dan berbagi pengalaman antar relawan pun sempat terhenti karena pandemi. Padahal keberadaan Arisan Ilmu itu penting sebagai upaya peningkatan kapasitas relawan dibidang kebencanaan. Namun, karena semua sepakat mementingkan keselamatan dan kesehatan, maka program rutinan itu harus ditunda sementara.

Mengingat sekarang ini musim webinar, beberapa pengurus SRPB Jawa Timur, mencoba berinovasi menggunakan Zoom Meeting untuk kegiatan Arisan Ilmu. Sebelum itu sudah dicoba menyelenggarakan rapat online. Secara keseluruhan rapat online SRPB boleh dibilang sukses. Kendala umum adalah koneksi internet dan ketersediaan pulsa.

Minggu legi (19/07/2020), jam 08.30  pagi, persiapan gelaran Arisan Ilmu Nol Rupiah Online pun dimulai. Tema yang diambil adalah Penilaian Ketangguhan Desa/Kelurahan. Satu persatu partisipan hadir saling menyapa secara virtual. Mereka datang dari mana-mana. Hanya ada satu tujuan, saling belajar dan mempererat tali silaturahmi dimasa pandemi.

Sigit Purwanto, dari Fellaw Researcher di Pusat Studi Manajemen Bencana, Kampus UPN Veteran Jokja, ditunjuk sebagai pemateri  utama yang akan memberi pencerahan kepada partisipan yang ingin tahu lebih jauh tentang desa tangguh bencana dan kiprahnya dalam menangani covid-19.

Alhamdulillah gelaran Arisan Ilmu Online yang pertama ini, panitia berhasil menghadirkan Profesor Syamsul Maarif, guru besar Universitas Pertahanan Jakarta, yang juga sebagai Kepala BNPB tahun 2006 – 2015, untuk memberi sambutan pembukaan sekaligus arahan yang mencerahkan. Tentu harapannya, kehadiran beliau akan terus menemani upaya relawan meningkatkan kapasitas dimasa pandemi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Diantara tausyiah yang diberikan Pak Prof, begitu panggilan akrabnya. Ada pesan yang harus dilakukan oleh relawan, bahwa segala kegiatannya haruslah sepengetahuan BPBD yang memiliki fungsi komando dan koordinasi, seperti amanat UU 24 tahun 2007. Tinggal bagaimana BPBD mau merangkul relawan dalam kegiatan penanganan covid-19.

Salah satu kuncinya adalah membuka jalur komunikasi yang akrab bersahabat diantara keduanya (istilah yang pernah dipopulerkan oleh Prof Syamsul adalah sapalibatisme). Yang bagaimanakah itu ?. semoga jawabnya ada di Arisan Ilmu online berikutnya. Wallahu a’lam bishowab. Salam Tangguh. Bersatu Bersinergi untuk Peduli. [eBas/20072020]  




3 komentar:

  1. tetap semangat menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama
    dalam agama diajarkan bahwa kita harus mau menyampaikan ilmu (informasi) yg baik kepada sesama walau hanya satu ayat.
    sedikit namun menginspirasi, itulah arti persahabatan yg sesungguhnya
    perluas jejaring kemitraan untuk perbanyak saudara juga merupakan suatu kebaikan

    salam tangguh
    bersatu bersinergi untuk berbagi

    BalasHapus
  2. belum lagi SEJAJAR tingkat provinsi dibentuk untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan petugas gugus tugas covid-19, posisi gugus tugas sudah di ubah oleh presiden. trus bagaimana ini ?
    begitu juga dgn rencana mendirikan tenda edukasi bencana yang telah direncanakan ?. tampaknya juga akan mengalami rescedulling
    termasuk nanti hubungan relawan dengan gugus tugas yang baru dibentuk juga akan mengalami penataan lagi, kembali mulai dari nol lagi.

    tetap semangat dan tetap jaga sehat

    BalasHapus