Pandemi covid-19 telah memasuki bulan yang ke lima,
dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Beberapa daerah silih berganti
mendapat predikat zona merah, zona orange, zona kuning dan zona hijau. Itu
tandanya potensi ancaman
untuk terpapar dan terkapar masih ada.
Semua aktivitas hidup juga harus mengikuti protokol
kesehatan. Itu dilakukan sebagai upaya memutus sebaran pandemi yang mematikan
ini. Sementara itu pemerintah telah menyiapkan konsep New Normal, agar roda
kehidupan (ekonomi) tidak berantakan yang dampaknya bisa berkepanjangan.
Pemerintah, melalui gugus tugas percapatan penanganan
covid-19 dengan gencar melakukan sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan dan
jaga jarak. Bahkan ada yang sampai memberlakukan pembatasan sosial berskala
besar agar warganya patuh.
Konsep bekerja dari rumah bagi pegawai dan belajar dari
rumah bagi peserta didik pun digaungkan oleh pemerintah dengan memanfaatkan
aplikasi daring sebagai media pembelajaran jarak jauh. Termasuk komunikasi dan
koordinasi antar berbagai pihak.
Begitu juga dengan relawan yang tergabung di dalam
sekretariat bersama relawan penanggulangan bencana (SRPB) Jawa Timur. Sejak
pandemi mulai merajalela, semua aktivitas pertemuan tatap muka dibatasi, sesuai
konsep social and physical distancing.
Jika terpaksa bersemuka, seperti kegiatan koordinasi
dengan BPBD, pengepakan sembako di Posko Grahadi, perakitan face shield di
Kampus ITS, kegiatan penyemprotan disinfektan, pembagian sembako dan kegiatan
lain yang bisa dilakukan relawan, harus tetap memenuhi prosedur kesehatan.
Yang jelas, relawan pun rawan terpapar covid-19. Karena
wabah dari Wuhan ini tidak pernah memilih korban. Untuk itulah
disarankan agar mereka yang akan berkegiatan di luar haruslah benar-benar
sehat. Jangan sampai menyandang gelar ODP, PDP, dan OTG. Apalagi positif, pasti matinya berstatus korban covid-19. naudzu billah.
Arisan Ilmu sebagai media pengimbasan informasi dan
berbagi pengalaman antar relawan pun sempat terhenti karena pandemi. Padahal
keberadaan Arisan Ilmu itu penting sebagai upaya peningkatan kapasitas relawan
dibidang kebencanaan. Namun, karena semua sepakat mementingkan keselamatan dan
kesehatan, maka program rutinan itu harus ditunda sementara.
Mengingat sekarang ini musim webinar, beberapa pengurus
SRPB Jawa Timur, mencoba berinovasi menggunakan Zoom Meeting untuk kegiatan
Arisan Ilmu. Sebelum itu sudah dicoba menyelenggarakan rapat online. Secara
keseluruhan rapat online SRPB boleh dibilang sukses. Kendala umum adalah
koneksi internet dan ketersediaan pulsa.
Minggu legi (19/07/2020), jam 08.30 pagi, persiapan gelaran Arisan Ilmu Nol
Rupiah Online pun dimulai. Tema yang diambil adalah Penilaian Ketangguhan
Desa/Kelurahan. Satu persatu partisipan hadir saling menyapa secara virtual.
Mereka datang dari mana-mana. Hanya ada satu tujuan, saling belajar dan
mempererat tali silaturahmi dimasa pandemi.
Sigit Purwanto, dari Fellaw Researcher di Pusat Studi
Manajemen Bencana, Kampus UPN Veteran Jokja, ditunjuk sebagai pemateri utama yang akan memberi pencerahan kepada
partisipan yang ingin tahu lebih jauh tentang desa tangguh bencana dan kiprahnya
dalam menangani covid-19.
Alhamdulillah gelaran Arisan Ilmu Online yang pertama ini,
panitia berhasil menghadirkan Profesor Syamsul Maarif, guru besar Universitas
Pertahanan Jakarta, yang juga sebagai Kepala BNPB tahun 2006 – 2015, untuk
memberi sambutan pembukaan sekaligus arahan yang mencerahkan. Tentu harapannya,
kehadiran beliau akan terus menemani upaya relawan meningkatkan kapasitas
dimasa pandemi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.
Diantara tausyiah yang diberikan Pak Prof, begitu
panggilan akrabnya. Ada pesan yang harus dilakukan oleh relawan, bahwa segala
kegiatannya haruslah sepengetahuan BPBD yang memiliki fungsi komando dan
koordinasi, seperti amanat UU 24 tahun 2007. Tinggal bagaimana BPBD mau
merangkul relawan dalam kegiatan penanganan covid-19.
Salah satu kuncinya adalah membuka jalur komunikasi yang
akrab bersahabat diantara keduanya (istilah yang pernah dipopulerkan oleh Prof
Syamsul adalah sapalibatisme). Yang bagaimanakah itu ?. semoga jawabnya ada di
Arisan Ilmu online berikutnya. Wallahu a’lam bishowab. Salam Tangguh. Bersatu
Bersinergi untuk Peduli. [eBas/20072020]
tetap semangat menebar kebaikan dan kebermanfaatan bagi sesama
BalasHapusdalam agama diajarkan bahwa kita harus mau menyampaikan ilmu (informasi) yg baik kepada sesama walau hanya satu ayat.
sedikit namun menginspirasi, itulah arti persahabatan yg sesungguhnya
perluas jejaring kemitraan untuk perbanyak saudara juga merupakan suatu kebaikan
salam tangguh
bersatu bersinergi untuk berbagi
Salam Tangguh SRPB Hebat
BalasHapusbelum lagi SEJAJAR tingkat provinsi dibentuk untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan petugas gugus tugas covid-19, posisi gugus tugas sudah di ubah oleh presiden. trus bagaimana ini ?
BalasHapusbegitu juga dgn rencana mendirikan tenda edukasi bencana yang telah direncanakan ?. tampaknya juga akan mengalami rescedulling
termasuk nanti hubungan relawan dengan gugus tugas yang baru dibentuk juga akan mengalami penataan lagi, kembali mulai dari nol lagi.
tetap semangat dan tetap jaga sehat