Rabu, 22 Juli 2020

SRPB JAGONGAN DI JW. MARRIOTT SURABAYA


Begitulah nyatanya, senin pahing (20/07/2020) malam selasa pon, atas undangan Lilik Kurniawan, salah satu orang penting di jajaran badan nasional penanggulangan bencana (BNPB). Beberapa pengurus SRPB hadir njagong di Lobby Hotel JW. Marriott. Di sana juga ada pengurus PUSPPITA dan staf BPBD Provinsi Jawa Timur.

Terletak di jantung bisnis dan perbelanjaan Surabaya, JW Marriott merupakan salah satu hotel yang mewah dan nyaman. Beruntung SRPB berkesempatan menikmati kenyamanannya. Semua itu berkat kebaikan Pak Lilik, begitu sapaan akrabnya, mengundang jagongan saat melakukan kunjungan kerja ke Surabaya.

Pria asli Jokja ini memang tergolong sangat dekat dengan relawan. orangnya baik, pendiam dan agak pelit senyum (bagi mereka yang belum kenal). Jika sudah kenal baik, maka barikade status sosial tidak berlaku. Semua obrolan bebas berseliweran, namun tetap pada koridor kebencanaan. Beliau juga tidak pelit informasi.

Jika ada guyonan yang menyangkut politik, biasanya akan segera kembali ke jalan yang benar (tentunya setelah nyruput kopi tipis-tipis). Dengan demikian jagongan yang dibangun sangat mencerahkan, bahkan kadang menginspirasi untuk membangun aksi di kemudian hari.

Konon, jabatan beliau ini setingkat eselon satu, tapi tidak canggung bergurau dengan relawan biasa tanpa eselon. Apalagi jabatan, karena relawan itu memang bukan pekerjaan. Sesungguhnyalah alumni UGM ini humoris, kata-katanya penuh makna dan jagoan nyanyi. Suaranya lumayan, tergantung dari sudut mana kita mendengarnya. Nyanyi apa saja beliau bisa, yang penting berani nyanyi tanpa takut salah.

Sambil menikmati apa yang ada, jagongan berlangsung gayeng tanpa ada moderator. Cerita apa saja untuk kemudian tertawa bersama. Hendro dari PUSPPITA bercerita tentang pengalaman dan program-program yang bersinggungan dengan bidang kesiapsiagaan. Termasuk siap membantu edukasi kebencanaan kepada masyarakat melalui tenda pendidikan bencana (tenpina).

Ada juga yang menyinggung tentang perlunya pelibatan seluruh elemen pentahelix dalam upaya penanggulangan bencana (dalam hal ini penanganan covid-19). Karena selama ini pembahasan pentahelix masih sebatas di dalam ruang rapat, belum sampai tahap operasional.

Padahal di dalam SE Kemendagri tentang penanganan covid-19, jelas disebutkan peran dan keterlibatan masyarakat (termasuk organisasi masyarakat sipil, dunia usaha, akademisi dan media) dalam gugus tugas. Mengapa bisa begitu ?. sementara, jika ditanyakan, dapat dipastikan jawabnya masih sedang dipelajari.

Menurut Wawan, yang sempat mencatat materi jagongan di Lobby Hotel mewah itu. Diantaranya adalah rencana mendirikan posko gabungan pencegah penyebaran covid-19 tingkat provinsi Jawa timur di lapangan Makodam Brawijaya, Surabaya. Semua aktivitasnya dipimpin langsung oleh Pangdam Brawijaya.

Untuk mendukung posko gabungan, akan didirikan beberapa tenda. Seperti tenda Logistik, Dapur Umum, Tenda Istirahat sekaligus mushola, Tenda VIP, Tenda rapat, Tenda Jaga dan Tenda Kelas. Durasi kerjanya hanya 14 hari untuk kemudian di evaluasi, perlu tidaknya diperpanjang lagi.

Direncanakan, relawan yang akan dilibatkan sekitar 150 personil. Dimana 80 personil akan disebar di 40 Kecamatan. (31 Kecamatan di Kota Surabaya, 5 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, dan 4 Kecamatan di Kabupaten Gresik).  

Apa yang direncanakan itu merupakan respon BNPB untuk membantu Provinsi Jawa Timur agar segera keluar dari cengkeraman pandemi covid-19 menuju zona hijau. Sehingga segera bisa menerapkan konsep New Normal agar roda kehidupan berjalan, tentu dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Tidak lupa, sambil jagongan masing-masing partisipan mencoba mencatat apa-apa yang menurutnya menarik untuk dicatat, sesuai selera masing-masing sambil sesekali berswafoto, mengabadikan pertemuan yang langka ini. Pertemuan antara relawan dengan salah satu orang penting di jajaran BNPB dalam suasana santai jauh dari protokoler.

Waktu pun terus berjalan menuju pagi. Satu persatu peserta jagongan mohon diri dengan selaksa harap, agar apa yang telah dibahas tadi bisa terrealisasi dalam sebentuk aksi. Mengingat, diwaktu yang bersamaan telah terjadi perubahan. Gugus tugas berganti nama menjadi satuan tugas.

Dengan masuknya muka-muka baru dalam struktur baru, tentu akan lain pula kebijakannya. Termasuk titik tekan program yang baru. Dus berarti acara jagongan di Lobby Hotel JW. Marriott bersama Pak Deputi itu, dalam rangka mempererat tali silaturahmi dan saling bertukar informasi untuk bekal membangun sinergi. Salam Tangguh, Salam Kemanusiaan. Bersatu Bersinergi untuk Peduli. [eBas/ndleming sendiri pasca ikut webinar penanganan covid-19 di jatim/22072020] 






2 komentar:

  1. Alhamdulillah Pandemi Covid-19 telah melahirkan banya relawan dadakan dari berbagai kepentingan yang sangat kental sekali warna transaksionalnya shg cepat sekali meraih popularitas.

    ya, banyak sekali kepentingan yang bermain dan itu menjadi sangat rawan di eksploitasi, bahkan dipolitisasi

    waspadalah, berhati-hatilah .....
    utamakan kesehatan dan keselamatan sesuai protokol kesehatan yang dicanangkan.
    pakailah masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak sebagai bekal menuju New Normal

    BalasHapus