Sabtu, 23 Januari 2021

AKSI DAN DONASI FPRB DALAM MERAJUT SENERGI PENTAHELIX

Setelah sukses menggelar sambang dulur sinau bareng (SDSB) di Pulau Garam, beberapa waktu yang lalu. mBah Dharmo dan Gus Yoyok mengagendakan safari ke beberapa daerah yang terkena bencana banjir. Kegiatan yang diberi nama “FPRB JATIM, LPBI NU JATIM DAN BPBD PROVINSI JATIM PEDULI BANJIR” nyambangi beberapa daerah dengan membawa bantuan sembako dan masker.

Mereka juga menyalurkan Bantuan 50 Paket Sembako dan Masker Dari Ibu Gubernur Jawa Timur, untuk warga lansia dan disabilitas yang terdampak banjir di Desa Wonoasri, Kecamatan. Tempur Rejo, Kabupaten Jember. Mereka juga menggelar Aksi Sosial "Grebek Sampah" di Sungai Gladak Putih. Masing-masing peserta dibekali glangsing berlogo BPBD yang akan diisi sampah.

Di tempat yang sama, mereka juga mengadakan kegiatan psikososial kepada anak-anak Yatim Piatu Panti Asuhan Nurul Qodri. Disamping itu juga melakukan sosialisasi protokol kesehatan dan pembagian masker, serta perlengkapan ibadah.

Dalama kegiatan ini, Personil yang terlibat, merupakan perwakilan dari, LPBI NU JATIM, FPRB Jatim, LPBI NU Jember, LPBI NU Bangil, LPBI NU Lumajang, LPBI NU Situbondo, LPBI NU Malang, LPBI NU Kencong, Jangkar Kelud, FPRB Kota Probolinggo, FPRB Jember, dan Bagana Banser PAC Jember

Mereka juga menyerahkan bantuan sembako mie instan, minyak goreng, beras, air mineral, snack, masker, alat-alat kebersihan dan perlengkapan ibadah yang terdampak banjir di Yayasan Yatim Piatu Nurul Qodiri, di Dusun Kraton.

Apa yang dilakukan ini, menurut Yudha, salah seorang aktivis F-PRB Kabupaten Probolinggo, merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi penyitas, sekaligus sebagai sarana edukasi bagi masyarakat agar menjaga kelestarian lingkungan.

“Aksi yang dilakukan oleh pengurus forum ini, diharapkan kedepan masyarakat terdampak dapat bergerak secara mandiri dalam menjaga alam sekitar, khususnya menjaga luasan sungai dan bertumpuknya sampah yang menyebabkan pendangkalan sehingga berpotensi banjir,” Kata pria yang berpengalaman sebagai fasilitator kebencanaan.

Sementara itu sekjen FPRB Jawa Timur, mBah Dharmo mengatakan bahwa kegiatan yang melibatkan berbagai elemen ini merupakan perwujudan dari kolaborasi sinergitas pentahelix yang tidak membeda-bedakan ‘bendera’. Semua bersama-sama sepakat untuk berbuat menggapai asa yang telah dicanangkan dalam program yang bersentuhan dengan kerja-kerja kemanusiaan.

Deddy Rustiono dalam tulisannya di unnes.ac.id, mengatakan bahwa Sinergi adalah suatu bentuk dari sebuah proses atau interaksi yang menghasilkan suatu keseimbangan yang harmonis sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang optimum.

Masih kata Deddy, ada beberapa syarat utama penciptaan sinergi yakni kepercayaan, komunikasi yang efektif, feedback yang cepat, dan kreativitas.

Sejalan dengan paparann di atas, mBah Dharmo rupanya telah mencoba mendorong anggotanya untuk mengenal satu sama lain melalui berbagai aktivitas sosial. Membangun perilaku baik yang tidak menimbulkan kecurigaan dan kekhawatiran pihak lain akan kehilangan posisi atau kariernya.

Sebagai sekjen FPRB pengganti Rurid Rudianto, Mbah Dharmo juga memberi kesempatan dan kepercayaan kepada anggotanya untuk melakukan kegiatan secara mandiri sesuai kreativitasnya. Dengan demikian akan memperkuat dan memperkaya sinergisme dalam forum yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Ning Anin Faros, aktivis perempuan dari Desa Senduro, Kabupaten Lumajang, mengatakan bahwa sinergi yang dibangun mBah Dharmo beserta Gus Yoyok itu sangat bagus dan bermanfaat langsung bagi warga terdampak. Harapannya, masih kata sohibnya Zaenal Fattah, bahwa ke depan, kegiatan seperti ini hendaknya bisa melibatkan lebih banyak lagi anggota forum yang datang dari berbagai komunitas yang berbeda, dalam kegiatan kemanusiaan sebagai upaya peningkatan kapasitas dengan praktek langsung di masyarakat.

Artinya, aksi sosial di Kabupaten Jember ini tidak sekedar seremonial tanggap darurat saja. Tapi ada sentuhan edukasi kepada masyarakat/komunitas agar kedepan mampu melakukan upaya-upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan, penanganan darurat dan Rehabilitasi Rekonstruksi, yang pada akahirnya bisa mewujudkan Gerakan PRB dan Perubahan Iklim di Jawa Timur yang melibatkan seluruh elemen pentahelix.

Tampaknya, kegiatan di Jember ini akan terus bergulir. Hal ini tampak dari postingan  Gus Yoyok terbaru sepulang dari Jember, di WhatsApp pengurus FPRB, yang mengatakan ‘Sampai ketemu di Bojonegoro’ dalam acara Peduli Banjir Bojonegoro.

Sementara sebelum aksi di Jember, sudah diawali dengan berkegiatan di Kabupaten Lamongan, Mojokerto, Gresik, dan Sampang. Entahlah, setelah itu akan bergerak kemana lagi dalam rangka merajut sinergi pentahelix yang indah dibicarakan namun sulit diimplementasikan. 

Hanya mBah Dharmo dan Gus Yoyoklah yang akan mendesainnya. Karena mereka berdua kaya ide kreatif dan inovatif dalam hal merancang aksi. Sementara yang lain berusaha menyiapkan diri agar bisa ikut aksi yang dikemas lewat program sambang dulur sinau bareng. Mungkin akan lebih elok lagi jika kegiatan ini BPBD setempat ikut terlibat, agar semakin akrab diantara elemen pentahelix. Wallahu a’lam bishowab. Salam Sehat, Salam Kemanusiaan. [eBas/MingguKliwon-24012021] 

 

 

 

 

 

5 komentar:

  1. konon sependek pengetahuanku, yang namanya Forum PRB itu adalah wadah untuk berpartisipasinya seluruh elemen pentahelix dalam upaya membantu upaya penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana. Hal ini sesuai dengan jargon bahwa bencana itu urusan bersama, bukan urusan pemerintah saja (apakah jargon tersebut sudah terimplementasikan atawa belum itu mungkin kamu lebih tahu daripada aku).
    sebagai wadah berkiprah tentu Forum berisi berbagai komunitas dengan kekhasannya masing2. inilah yang perlu dikoordinasikan, disinergikan dan dikomunikasikan agar tercipta irama yang bisa dinikmati bersama. kata bang Endik dari Dirgantara Rescue, di dalam Forum tidak boleh ada dominasi mayoritas minoritas, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk belajar bersama, berbuat bersama atas nama kemanusiaan.

    dengan demikian Forum wajib merangkul pihak-pihak yang perlu dirangkul sesuai kearifan lokal yang ada.

    walah isuk-isuk kok wis ndleming ....

    BalasHapus
  2. Satu pesan mbah dharmo yang sangat berkesan bagi saya : Jika tidak bisa di persatukan oleh iman.. Setidaknya kita bisa dipetsatukan oleh KEMANUSIAAN

    BalasHapus
  3. 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻

    BalasHapus
  4. tugas forum adalah merangkul semua elemen dan komunitas dalam sebuah koordinasi yg sejuk.
    forum harus menjadi jembatan bagi semua komunitas tanpa membeda-bedakan karena semua punya hak dan kewajiban yg sama dalam berforum sesua kemampuan yang ada tanpa memaksakan

    BalasHapus