Diakui atau tidak, geliat forum pengurangan risiko
bencana (FPRB) Jawa Timur semakin tampak nyata, ketika mBah Dharmo di dapuk
secara aklamasi di era pandemi menjadi Sekjen Forum. Sungguh, pilihan peserta
musyawarah online tidak keliru.
Terbukti, pria dari Desa Pondok Agung, kecamatan
Kasembon, Kabupaten Malang ini langsung tancap gas menggerakkan organisasi dengan
berbagai aktivitas. Semua dilakukan guna konsolidasi internal sekaligus
membangun chemistry anggotanya.
Gayung pun bersambut, semua anggota mengimbangi semangat
Sudarmanto, S.Sos, M.MB, nama lengkap mBah Dharmo. Salah satunya adalah Gus Yoyok,
Ketua LPBI-NU Kota Bangil, yang siap menggerakkan anggotanya untuk mensukseskan
seluruh program FPRB Jawa timur.
Salah satu program ikonik adalah SDSB (Sambang Dulur
Sinau Bareng). Program ini dimunculkan oleh Bang Endik, Pembina Dirgantara
Rescue, dalam
rangka membangun kebersamaan terkait dengan upaya pengurangan risiko bencana
berbasis komunitas. Gagasan ini muncul
saat rakor bersama BPBD Provinsi Jawa Timur dan SRPB Jawa Timur, di Hotel
Singgasana, Surabaya, beberapa waktu yang lalu
“Dalam kegiatan SDSB ini prinsipnya tidak ada yang
pintar, tidak ada yang hebat. Semua sama sehingga perlu belajar bareng saling
mengisi dalam rangka penguatan kapasitas anggota forum di semua tingkatan,”
Katanya saat dihubungi.
Masih kata Bang Endik, diharapkan program SDSB ini bisa
merawat keberadaan forum di daerah, serta mendorong tumbuhnya forum di tingkat
Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan harapan BPBD Provinsi Jawa timur
bahwa di tahun 2021 seluruh Kabupaten/Kota
terbentuk forum dengan segala aktivitasnya.
Alfin, salah seorang pengurus bidang peningkatan
kapasitas, FPRB Jatim, mengatakan bahwa SDSB
memang merupakan salah satu program dari bidang peningkatan kapasitas.
Tujuannya untuk menyambung silaturahmi dengan semua pihak, khususnya FPRB di tingkat daerah. Harapannya FPRB Jatim bisa lebih di kenal
oleh semua pihak. Baik terkait dengan visi, misi, tujuan dan programnya.
“Program
SDSB ini bertujuan meningkatan kapasitas masyarakat/relawan/komunitas, atau
lembaga lain dalam bidang kebencanaan, dengan harapan pemahaman masyarakat dalam
bidang kebencanaan semakin luas, sehingga pada akhirnya terbangunnya
ketangguhan dan kemandirian masyarakat dalam respon bencana baik di fase pra,
saat maupun pasca,” Kata penilik Lorong Cafe.
Sementara,
mBah Dharmo mengatakan bahwa program SDSB merupakan role model hasil mubes III FPRB JATIM periode 2020-2023. Dalam
prakteknya, Forum tidak mengundang, tapi mendatangi lokasi yang dituju. Karena,
selain berbagi ilmu, Forum juga ingin berbagi beban, tdak hanya saat terjadi
bencana, namun di segala waktu, sehinga ada upaya pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, kedaruratan dan pemulihan, semua bisa terlaksana secara
bersama-sama.
Walaupun
pandemi covid-19 masih cukup ganas, pengurus FPRB Jawa Timur berencana
mengawali tahun 2021 dengan menggelar SDSB di Pulau Madura. Tepatnya di
Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan, dengan sasaran komunitas relawan
yang ada disana. Agendanya, Diskusi sambil Ngopi dan Bakti Sosial dengan
pembagian masker, sembako serta penghijauan.
Mengingat
sebagian Jawa timur sedang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, dihimbau
peserta yang akan mengikuti kegiatan SDSB di Pulau Garam harus benar-benar
dalam kondisi sehat, agar tidak mudah tertular atau menulari peserta lainnya.
Ingat, maskerku melindungimu, dan maskermu melindungiku. Jaga iman, imun dan
aman.
Sejalan
dengan itu, Ibu Gubernur jawa Timur, saat rakor virtual menyambut datangnya
77.760 vaksis covid-19, memohon warga jatim patuh protocol kesehatan dan jangan
lengah untuk terus melaksanakan 3M, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak. Saat ini penularan virus belum berhenti. (jatimmedia.com/04-01-2021).
Ya,
inilah salah satu greget mBah Dharmo dalam menggerakkan organisasi di awal
tahun dengan program SDSB. Sementara relawan daerah pun juga menyambut dengan
antusias kedatangan Sekjen beserta rombongan dalam rangka bersemuka sambung
paseduluran dalam rangka menambah wawasaan tentang pengurangan risiko bencana.
Apalagi di kedua tempat SDSB itu disaat musim penghujan ini rawan banjir,
sehingga bisa dijadikan bahan praktek langsung, jika memungkinkan..
“Harapan saya, program SDSB ini menjadi ajang
saling belajar, sharing ilmu dan pengalaman terkait kebencanaan, serta saling
menguatkan dan memotivasi relawan, sehingga mampu berperan dalam pra, saat, dan
pasca bencana. Sekaligus media golek pahala sesuai konsep hablum minan nas,”
Kata Alfin, sohibnya budhe Anin Faros, dengan penuh semangat. Semoga gelaran SDSB yang diagendakan tanggal 9 dan 10 Januari 2021 dapat berjalan dengan aman terkendali tanpa ekses yang berarti. Salam Tangguh,
Salam Sehat. Terus menginspirasi sepenuh hati tanpa iri hati. [eBas/SeninKliwon-04012021]
Kata mBah Gender, tetangganya mBah Dharmo beda RT bahwa kegiatan SDSB gagasannya Bang Endik itu sudah dilakukan oleh komunitas Jangkar Kelud secara berkala pasca erupsi Gunung Kelud 2015. kegiatannya mengedukasi masyarakat di desa2 seputaran Gunung Kelud sehingga masyarakat paham dengan PRB. hal ini perlu agar masyarakat merasa di uwongke dan tidak ada asumsi dimanfaatkan.
BalasHapusMantap pakde,,
BalasHapusSemoga kegiatan SDSB ini bisa berjalan dengan baik dan lancar, serta bisa membawa keberkahan dan manfaat bagi kita semua..
Aamiin
Semoga giat SDSB ini bs menjangkau seluruh kota & kab d Jatim
BalasHapusTerimaksih kang Ebas, sebagai driver harus bertanghungjawab thdp keselamatan, kenyamanan dan mengantar keinginan penumpang aampai tujuan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswaduh banyak kegiatan yang pengen diikuti namun apadaya pandemi covid-19 masih membahayakan diri. apalagi konon saat ini covid sudah mutan dan berkembang ke varian yg lebih membahayakan.
BalasHapusjadinya ya gimana ya......
sbg driver sudah selayaknya menggerakkan anggota organisasi shg akan terjadi dinamika yg positif dan berdampak pada semua anggota. seperti terjadinya peningkatan kapasitas, bertambahnya wawasan, dan semakin eratnya silaturahmi
BalasHapus