Senin, 19 Desember 2022

KOPI DARAT RELAWAN SURABAYA

     “Terimakasih banyak untuk semua rekan-rekan yang telah hadir dalam kegiatan tadi. Semoga bermanfaat buat kita semua. Kami mewakili panitia mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan tadi,” Kata Alfin, Ketua KTGD, sekaligus panitia acara Pelatihan PPGD Untuk Masyarakat Awam.

    Untuk dokumentasi kegiatan, masih kata Alfin di grup WhatsApp,  masih saya upload ke google Drive, kalau sudah selesai nanti saya kirim filenya, sekaligus E-piagam nya.

    Sementara, beberapa peserta juga menyampaikan rasa terima kasih sudah di beri kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini yang sangat menginspirasi, menambah kawan dan wawasan.

    Dengan kata lain, kegiatan “Kopi Darat Relawan” yang digelar hari minggu pon (17/12/2022), dengan nara sumber dokter Airi Mutiar dari Unair ini, sangat menyenangkan bagi peserta. Bahkan ada yang berharap diagendakan kembali untuk pendalaman.

    Ya begitulah, kegiatan “Kopi Darat Relawan ” bergerak kembali. Setelah digelar di Joyoboyo, beberapa bulan yang lalu, kini kembali ke Basecamp nya Jamaah LC, di daerah Keputih, Surabaya.

    Sebenarnya, “Kopi Darat Relawan” ini digagas untuk mendorong terbentuknya Paguyuban Relawan Penanggulangan Bencana Kota Surabaya, atau nama lain yang disepakati saat rapat bersama yang direncanakan bulan November 2022 di BPBD Kota Surabaya, seperti yang dikatakan sendiri oleh Ridwan, seorang pejabat BPBD Kota Surabaya.

    Namun, oleh karena sesuatu dan lain hal, maka rencana indah itu tinggal rencana yang indah untuk dikenang, tentang sebuah wadah relawan untuk berkoordinasi, berkomunikasi, bersilaturahmi, saling bertukar informasi.

    Tak terasa, acara “kopi Darat Relawan” sudah berlangsung tiga kali dengan membahas tema yang berbeda. Sementara, kemeriahan khas relawan itu tetap sama. Termasuk acara wajib, saling berswafoto dan foto bersama, serta bertukar stiker.

    Sampai saat ini penyelenggaraan ‘Kopi Darat Relawan” masih dengan konsep dari, oleh dan untuk relawan. Semuanya dikerjakan bersama-sama dan didanai secara patungan. Termasuk pengadaan konsumsi ala kadarnya.

    Sayangnya masih ada peserta yang belum paham dengan konsep ini, sehinga muncul pertanyaan lucu, yang membuat sakit migren mendadak. “Peserta diberi makan tidak ya?”. Sungguh ini pertanyaan jujur, tanda si penanya belum pernah ikut kumpul bareng relawan penanggulangan bencana yang mandiri segalanya.

    Diakhir pertemuan, peserta dibagi dua, untuk mempraktekkan teknik pernapasan (pijat jantung) dan pembidaian, dibimbing oleh timnya dokter Airi yang merupakan mahasiswa program pasca sarjana kedokteran dengan spesialisasi anestesi.

    Sebagai tindak lanjut “Kopi Darat Relawan”, Bung Panda, dari Tim Ambulance Sidoarjo, berkenan menjadi nara sumber untuk berbicara tentang seputar peraturan penggunaan ambulance dan escorting. Tinggal menunggu kesepakatan waktu dan tempat pelaksanaannya dimana. [eBas]

 

 

 

  

 

 

1 komentar:

  1. tetap semangat kawan2 relawan.
    mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa relawan bisa menggelar kegiatan peningkatan kapasitas secara mandiri berpatungan semangat dari berbagai komunitas.
    mari kita sebisanya meningkatkan persaudaraan pererat tali silaturahmi antar relawan untuk saling bertukar informasi berbagi pengalaman dan perluas jejaring kemitraan agar kita semakin kuat dalam kegiatan kemanusiaan maupun mensejahterakan keluarga.

    ingat mensejahterakan keluarga itu tetap nomor satu. karena
    kegiatan relawan itu kalau berhasil tidak dipuji, jika gagal di paido dan dicaci maki, sedangkan jika relawan sampai jatuh sakit, itu salah sendiri. kalau mati tidak dapat asuransi.

    BalasHapus