Nawaitunya
sih, hari ini, selasa legi (16/1) kami kumpul di ruangnya Mercycorp
membicarakan rencana mengadakan musyawarah kerja Sekber yang dibiayai oleh kita
sendiri alias mandiri, karena tidak ada yang mengampu. Menurut kami, jika hanya
menunggu datangnya si pengampu, maka Sekber tidak akan berbuat apa-apa untuk
kebermanfaatan sesamanya.
Sambil menikmati
Pecel Pedes buatan buatan Kak Dian, pembicaraan berlanjut membahas pengadaan
baju seragam. Dimana, dananya dari urunan anggota sendiri. Kemudian jika nanti
dari hasil urunan itu ada keuntungan, maka secara etika organisasi, semua keuntungan
digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan anggota. Tidak seperti tetangga
sebelah kiri, yang mengatas namakan orgaanisasi untuk mencari keuntungan
pribadi.
Tetap dengan
gaya serius tapi santai, tidak lupa juga membahas rencana kegiatan Arisan Ilmu
sebagai media silaturahim dan berbagi pengalaman. Berbagai saran dan usulan pun
berseliweran demi meningkatkan kebermanfaatannya. Termasuk bagaimana caranya
agar seluruh anggota bisa aktif mengikuti kegiatan Sekber. Paling tidak, aktif
berkomentar lewat grup WhatsApp.
Sambil nyeruput
kopi Aceh udhek’ane bung Afkar, Cak Lukman nimbrung dengan pertanyaan yang
menggelitik kami semua. Apa peran Sekber saat bencana banjir dan longsor di
Pacitan tempo hari?. Pertanyaan itu mirip dengan yang sering ditanyakan oleh
berbagai pihak. Baik itu pejabat BPBD maupun kawan-kawan relawan dari berbagai
daerah, dan kami pun kesulitan menjawabnya.
Karena,
sesungguhnyalah kami, atas nama Sekber belum pernah turun ke lapangan saat
tanggap darurat bencana. Mengingat usia Sekber yang baru seumur jagung, kami selaku
pengurus masih melakukan konsolidasi organisasi ke dalam. Mencoba merangkul
semua organisasi relawan melalui penyebaran formulir pendataan. Tapi nyatanya
rangkulan kami masih sering bertepuk sebelah tangan.
Namun,
masing-masing anggota Sekber sudah banyak yang ikut turun menunaikan panggilan
kemanusiaan menolong sesama. Tidak lupa mereka juga rajin mengirimkan informasi
terbaru lewat media sosial yang ada tentang perkembangan penanganan bencana
yang dilakukan di beberapa titik yang dilakukan oleh berbagai elemen. Sehingga anggota
Sekber yang karena sesuatu dan lain hal tidak berkesempatan turun pun bisa
mengikuti perkembangan bencana Pacitan. Ya begitulah Sekber saat ini.
Bertempat
di lantai dua, ruangannya MercyCorp, pertemuan berlangsung akrab bersahabat, Usulan
program tahun 2018 yang bershio anjing ini dibahas bersama. Seperti melakukan
edukasi melalui kegiatan Arisan Ilmu dan menggelar berbagai diklat, lokakarya
dan sarasehan.
Sementara
Cak Lukman mewacanakan untuk mengadakan Jambore Relawan, yang diisi dengan
kegiatan praktek lapangan, diskusi tentang manajemen bencana yang didalamnya
juga membahas tentang perundang-undangan, kebijakan pemerintah, perka BNPB, standar
prinsip kerelawanan dan lainnya. Dari situ diharapkan muncul kesepahaman
tentang Sistim Komando Penanganan Darurat Bencana, seperti yang termaktub dalam
perka 03 tahun 2016.
Sungguh, ngopi
di ruangannya Cak Lukman cs, lantai dua, gedung BPBD Jawa timur itu bikin lupa
waktu. Tanpa terasa sore kan menjelang, karyawan BPBD pun bergegas pulang agar
tidak terkena hujan. Begitu pun kami amit mundur. Obrolan siang memang belum
mengerucut pada satu titik simpulan.
Minggu
depan direncanakan kembali ngopi bersama di BPBD Jawa timur, tetap di
ruangannya Cak Lukman cs. Monggo jika ada teman relawan yang ingin bergabung
ngopi, ngobrol pintar. Wallahu a’lam bishowab. Salam tangguh. [eBas]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar